
DANGDUT is the music of my country, begitu yang dinyanyikan Project Pop belasan tahun lalu. Sebuah ungkapan yang memang benar adanya, karena dangdut boleh dibilang musik favorit di Indonesia. Dan agaknya inilah yang mendorong Pakde Abdul Cholik untuk menggelar giveaway nyanyi dangdut dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya.
Saya sendiri sangat suka berdendang. Tapi bernyanyi di muka umum tak pernah saya lakukan. Katakanlah tampil di atas panggung, bernyanyi ditonton puluhan apalagi ratusan orang. Karenanya Giveaway Dangdut Cerdas on the Blog yang digagas Pakde Cholik ini lumayan bikin serba salah. Ingin sekali partisipasi, tapi kok...
Meski sudah tahu info giveaway ini jauh-jauh hari, karena memang Pakde Cholik woro-woro sejak pekan terakhir Juli, saya tak langsung mantap ikut. Masalahnya bukan soal bernyanyi dangdut. Tapi direkam, lantas diunggah ke YouTube yang berarti berpeluang disaksikan orang banyak? Saya tak bisa bayangkan itu.
Sekali lagi, saya suka berdendang. Saya juga senang sekali berdangdut ria sembari berjoget. Tapi bernyanyi untuk disaksikan banyak orang adalah hal berbeda. Saya tidak cukup pede karena sadar diri saya tak pernah bisa bernyanyi secara baik dan benar. Hehehehe.
Malu tampil di muka umum? Tidak juga. Saya termasuk perintis ekskul band sekolah semasa di SMA Negeri 1 Muara Bulian. Strike Band, band tempat saya dan tujuh teman lain tergabung, adalah band sekolah pertama di SMA tersebut. Bahkan boleh dibilang pertama se-Muara Bulian. Saya malah sudah manggung di acara perpisahan sekolah sebelum membentuk band tersebut.
Bersama Strike Band yang punya tiga vokalis dan mengusung musik suka-suka, alias membawakan lagu apa saja yang enak dinyanyikan, entah berapa kali saya naik panggung. Termasuk ikut festival Slank bertajuk Blue Generation Party di Kota Jambi tahun 2000. Saya juga pernah disoraki penonton sewaktu "sok-sokan" menggantikan drummer kami yang ogah tampil karena satu alasan pada satu event di Pasar Muara Bulian tahun yang sama.
Singkat kata, ini bukan soal demam panggung. Sekali lagi, saya suka berdendang. Mulai lagu Koes Plus sampai The Beatles, dari lagu-lagunya Cold Play dan Keane sampai Dara Puspita. Dangdut juga suka, sama sukanya seperti aliran ska. Tapi bernyanyi di depan kamera untuk disaksikan orang banyak? Butuh waktu lebih dari 10 hari bagi saya untuk mengambil keputusan.
Ketika akhirnya mantap ikut serta, saya dibuat bingung memilih lagu yang sesuai. Sesuai dengan kemampuan suara maksudnya. Karena jarang bernyanyi secara baik dan benar, katakanlah karaoke atau bergitar sendiri, saya selalu kesulitan mengatur napas demi menyesuaikan irama dalam lagu. Begitu nada awalnya pas, nanti napasnya yang tidak kuat. Akibatnya di nada-nada tinggi keteteran.
Begitulah. Awalnya saya ingin sekali menyanyikan Terajana-nya Rhoma Irama. Lagu ini pernah saya nyanyikan dengan susah payah bersama teman-teman blogger saat menyaksikan Musi Triboatton 2016 di Palembang, Mei lalu. Tapi setelah 1-2 hari latihan saya menyerah. Suara saya tidak kuat. Saya juga tak punya alat untuk merendahkan nada dalam musik karaoke yang diunduh dari YouTube.
Cari punya cari, saya mencoba lagu kedua: Anggur Merah yang dulu dinyanyikan Meggy Z. Ini lagu kesukaan saya sewaktu SMP di Sungai Bahar, Jambi. Tapi lagi-lagi setelah beberapa kali mencoba suara saya tetap tak kuat menanjak. "Sungguh teganya dirimu, teganya, teganya, teganyaaa..." dan tenggorokan saya tercekik. Alamak!
Lalu berselancarlah saya di YouTube. Mencari dan mendengarkan lagu-lagu dangdut yang saya hapal. Sampai akhirnya muncul video klip Sekuntum Mawar Merah yang dinyanyikan oleh Elvie Sukaesih dalam daftar video rekomendasi. Sepertinya lagu ini tidak membutuhkan nada-nada tinggi. Warna lagunya juga ceria, pas untuk momen ulang tahun.
Ternyata benar. Saya tak dibuat ngos-ngosan menyanyikannya. Bungkus!
Oya, demi menjaga kualitas audio dalam video supaya jernih saya bernyanyi menggunakan boom mic Kenwood. Video karaoke yang saya dapat dari channelAlwiyan Syafir diputar di laptop. Bersama anak-anak yang ikut berjoget sembari terheran-heran melihat aksi saya, rekaman pun dilakukan di dalam kamar.
Saya bernyanyi karaoke di depan handycam. Hanya saja pada saat mengedit video saya tidak memakai audio punya handycam, melainkan audio suara saya yang direkam mic Kenwood dipadukan dengan audio dari video karaoke yang saya unduh tadi. Jadilah audio yang jernih, sekalipun suara penyanyinya sengau-sengau gimanaaa gitu.
Akhir kata, selamat ulang tahun yang ke-66 untuk Pakde Abdul Cholik. Banyak belajar dari produktivitas dan semangat menulis Pakde. Semoga ada kesempatan saya dipertemukan dengan beliau. Amin.
Artikel ini diikutsertakan pada Giveaway 66: Dangdut Cerdas On the Blog.
