
KALAU ada propinsi yang bolak-balik saya lewati tapi tak pernah dikunjungi, maka itu adalah Lampung. Sejak tahun 2000, berkali-kali saya melintasi propinsi paling selatan di Pulau Sumatera ini. Tapi, ya itu tadi, tidak sekalipun saya pernah dengan sengaja berkunjung ke Lampung.
Semasa kuliah dan bekerja di Jogja, saya pasti melewati Lampung kalau mudik ke Jambi. Menggunakan bus Ramayana atau Putra Remaja, jalur lintas Sumatera manapun yang diambil ujung-ujungnya bakal tembus ke Pelabuhan Bakauheni di Lampung Selatan.
Karena hanya numpang lewat itulah saya cuma tahu dua tempat di Lampung. Dua-duanya berkaitan dengan perjalanan Jambi-Jogja. Selain Bakauheni, tempat kedua adalah Terminal Rajabasa di Bandar Lampung. Sebatas itulah pengetahuan saya tentang Lampung, propinsi yang awalnya sebuah karesidenan dalam propinsi Sumatera Selatan.
Meski demikian, Lampung meninggalkan banyak kenangan bagi saya. Sejumlah pengalaman serba pertama dalam kehidupan saya terjadi di sini. Berikut beberapa di antaranya:
- Pertama kali melihat pelabuhan, yakni Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.
- Pertama kali melihat lautan, yakni Selat Sunda dari sisi Sumatera.
- Pertama kali naik kapal laut, yakni feri penyeberangan Bakauheni-Merak.
- Pertama kali bepergian lintas pulau, yakni Sumatera-Jawa.
Tentu saya pernah berangan-angan mengunjungi Lampung. Masa iya hanya lewat-lewat saja. Kenapa tidak sekali-kali menjadikan Lampung sebagai tujuan? Tapi untuk apa? Apa yang menarik dari propinsi ini sehingga saya harus meluangkan waktu dan dana mengunjunginya?
Itu dulu yang membuat saya tak pernah melirik Lampung sebagai destinasi wisata pilihan. Dan kalau ada yang berpikiran seperti saya, kita sama-sama salah besar.
Menembus Tiga Besar
Pariwisata Lampung tengah bergeliat. Gubernur M. Ridho Ficardho baru saja mencanangkan daerahnya sebagai destinasi wisata internasional baru di Indonesia. Sosok yang saat dilantik berstatus sebagai gubernur termuda di Indonesia itu bertekad memasukkan Lampung dalam tiga besar pariwisata nasional.
Sebelum ini Lampung memang tampak tak terlalu serius menggarap sektor pariwisata. Tak banyak pemasukan daerah yang berasal dari pos ini. Namun belakangan situasi berbalik. Pariwisata terus digalakkan oleh pemerintah Lampung. Fasilitas dan prasarana diperbaiki serta ditingkatkan, diiringi dengan promosi tanpa henti demi mendatangkan pengunjung.
Hasilnya terlihat. Pada 2010 Lampung hanya dikunjungi 400.000 wisatawan. Dari jumlah tersebut, 10.000 di antaranya merupakan turis asing. Kebanyakan berasal dari Australia dan Selandia Baru.

Bandingkan dengan data terbaru yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Lampung. Sepanjang 2015 ada 5.370.803 orang mengunjungi propinsi ini, dengan 114.907 orang di antaranya turis asing. Hanya dalam tempo lima tahun terjadi peningkatan sangat signifikan dalam hal jumlah wisatawan. Lebih dari 10 kali lipat!
Perkembangan ini diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan hotel. Mengutip sumber sama, jumlah hotel di Lampung pada 2015 meningkat sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Angka-angka tersebut masih berpotensi naik, mengingat gebrakan yang terus dilakukan petinggi-petinggi daerah dalam menggenjot jumlah wisatawan.
Demi mencapai target tiga besar nasional, Gubernur Ridho Ficardho berguru langsung pada daerah tujuan wisata nomor satu di Indonesia: Bali. Mengambil tempat di Harris Hotel & Residence Bali, April 2016, Ridho "menjual" Lampung kepada stakeholder pariwisata level nasional dalam acara bertajuk "Lampung Tourism Business Meeting & Pameran Pariwisata Lampung 2016."
Tak berhenti sampai di situ. Dalam acara gala dinner bersama Gubernur Bali dan perwakilan biro-biro wisata, Ridho Ficardho tak segan-segan meminta tolong pada I Made Mangku Pastika agar mengajari supaya Lampung jadi daerah tujuan wisata internasional seperti Bali.
Sebuah kesungguhan yang patut diacungi jempol. Sebuah visi yang layak diapresiasi. Sebab Ridho Ficardho tak hanya memasang target sebagai destinasi wisata nasional, tapi internasional.
Potensi Wisata Terpendam
Langkah yang ditempuh Ridho Ficardho sangat tepat. Lampung punya potensi besar untuk berkembang sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia di tingkat dunia. Kalaupun belum bisa bersaing dengan Bali dan Jogja, setidak-tidaknya propinsi satu ini bisa menjadi pesaing serius Lombok.
Ada banyak obyek wisata potensial yang bisa digarap di Lampung. Kalau dulu saya hanya tahu Taman Nasional Way Kambas dan Panti Marina, kini ada puluhan tempat wisata menarik yang siap dinikmati wisatawan. Travel blogger senior Yopie Franz Pangkey bahkan bisa menyusun daftar 40 Tempat Wisata Menarik di Lampung dalam blog pribadinya.
Ya, sebanyak itu. Bahkan bisa jadi jauh lebih banyak.

1. Pantai-Pantai Indah
Boleh dibilang Lampung mendapat bonus geografi. Berada di ujung selatan Pulau Sumatera, praktis hanya bagian utara Lampung yang tidak memiliki pantai. Selebihnya, propinsi ini dikelilingi laut sehingga memiliki garis pantai lumayan panjang.
Kalau dulu orang hanya tahu Pantai Marina atau Pantai Pasir Putih, kini Lampung punya banyak sekali pantai-pantai indah untuk memanjakan pengunjung. Berikut di antaranya:
- Merak Belantung alias Pantai Embe
- Pantai Mutun
- Pantai Wartawan
- Pantai Sari Ringgung
- Pantai Klapa Rapat (Klara)
- Pantai Tanjung Setia
- Pantai Mandiri
- Pantai Labuhan Jukung
- Pantai Tebakak
- Teluk Kiluan
Menariknya, masing-masing pantai mempunyai ciri khas masing-masing. Ambil contoh Pantai Tanjung Setia dan Pantai Mandiri yang banyak diminati peselancar dari dalam dan luar negeri karena ombaknya nan menantang. Kalau ingin melihat batu-batu besar di pantai, datangi Pantai Tebakak di kawasan Pesisir Barat.
Bagi yang sekedar ingin menikmati pasir putih dan suasana pantai nan syahdu, Pantai Pasir Putih, Pantai Sari Ringgung, atau Pantai Embe bisa jadi pilihan. Di Pantai Wartawan ada sumber mata air panas sebagai pesona tambahan. Ingin mencoba keseruan naik banana boat? Datang saja ke Pantai Mutun yang ada di Kabupaten Pesawaran, sekitar 16 km dari Bandar Lampung.
Wisata minat khusus juga mulai berkembang di Lampung. Mengikuti selancar air di Pantai Tanjung Setia dan Pantai Mandiri, kini wisatawan dapat melakukan snorkeling atau diving menikmati keindahan bawah laut.
Setidaknya ada dua titik snorkeling dan diving yang terkenal di Lampung. Pertama di dekat Pulau Kelagian dan Pulau Pahawang, lalu berikutnya di bawah laut Pulau Balak, Pulau Lok, dan Pulau Lunik. Tempat-tempat ini awalnya tak banyak dikenal, hingga kemudian ramai dikunjungi wisatawan dari daerah lain sejak 2015. Keberadaan media sosial sangat berperan di sini.

2. Pulau-Pulau Kecil nan Menawan
Masih berkaitan dengan laut, di Lampung ada banyak sekali pulau-pulau kecil nan indah sebagai obyek wisata. Suasana yang sepi dan masih alami, dengan pohon-pohon menghijau, pasir putih membentang, deburan ombak, serta keheningan adalah satu paket relaksasi yang ditawarkan pada pengunjung.
Lupakan hiruk-pikuk kota dengan segala kesibukannya. Manjakan sejenak pikiran di pulau-pulau mungil yang bertebaran di perairan Lampung. Yang asyik, tak butuh waktu lama untuk mencapai pulau-pulau ini dari daratan Sumatera.
Kita mulai dari pulau yang agak besar dan berpenghuni, yakni Pulau Pisang di pesisir barat. Pulau ini dihuni oleh pengrajin kain tapis dan sulam mas khas Lampung. Jadi, sembari menikmati pasir putih di pantai kita bisa melihat proses pembuatan kain tapis dan sulam mas. Atau bisa juga mengelilingi pulau dengan menyewa sepeda motor.
Agak ke selatan, kita akan menemukan Pulau Tegal yang terletak tak jauh dari Pantai Mutun dan Pantai Sari Ringgung. Pulau ini tak cuma menyajikan pemandangan pantai yang indah, pesona bawah airnya pun dijamin memanjakan mata dan batin. Banyak ditemui makhluk-makhluk laut "tidak umum" di sini, selain karang-karang menakjubkan.
Di dekat Pantai Pasir Putih, terdapat Pulau Condong dengan pesona alamnya yang memukau. Untuk mencapai pulau ini cukup membutuhkan waktu 20 menit mengendari perahu dari pantai. Sangat dekat.
Mau merasakan sensasi berlibur di Maladewa? Pindahlah ke Kecamatan Rajabasa di Lampung Selatan. Di daerah ini ada satu pulau kecil nan unik, di mana pasirnya bersambung dengan pasir di pantai Pulau Sumatera. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Pulau Mengkudu. Mungkin karena bentuk pulau ini mirip mengkudu? Entahlah.
Karena pasirnya menyatu membentuk semacam jalan, kita tak butuh menyeberangi laut untuk menuju Pulau Mengkudu. Cukup parkir kendaraan di kawasan pantai, lalu lanjutkan dengan berjalan kaki sembari menikmati panorama laut di sekeliling.
3. Air Terjun
Lampung tak cuma punya pantai-pantai indah, pesona bawah laut nan menggoda, serta pulau-pulau kecil menawan. Bagi yang tak suka "main di laut" masih banyak pilihan obtek wisata lain. Bagaimana dengan air terjun?
Di Desa Harapan Jaya, Padang Cermin, terdapat sebuah air terjun cantik bernama Sinar Tiga. Dikelilingi pepohonan menghijau dan lubuk yang tak terlalu besar, air terjun ini menyuguhkan keindahan pemandangan alam bersama sejuknya udara segar.
Pesona tak kalah indah dengan jalur tempuh lebih mudah bisa didapatkan di air terjun Way Lalaan. Terletak tak jauh dari jalan lintas Bandar Lampung - Kota Agung, air terjun ini cocok sebagai pelepas penat bagi pengendara yang tengah menempuh perjalanan jauh.
Jika air terjun Sinar Tiga dan Way Lalaan dirasa kurang tinggi, coba pindah tempat ke Curug Tujuh Linggapura. Disematkannya kata "tujuh" dalam nama air terjun ini bukan tanpa alasan. Air terjun ini memiliki tujuh tingkat, dengan total ketinggian dari tingkat pertama ke tingkat ketujuh 75 meter.
Satu hal yang agak disayangkan, akses menuju Curug Tujuh Linggapura masih terhitung sulit. Selain itu lokasinya jauh dari pusat kota. Dari Bandara Radin Inten II, kita harus berkendara sejauh 135 km menuju Desa Linggapura di Kecamatan Padang Ratu, Lampung Tengah. Itupun masih dilanjut ojek untuk sampai di air terjun.
Selain Curug Tujuh, air tejun Putri Malu di Way Kanan juga memiliki jalur tempuh menantang. Pengunjung baru bisa mencapai lokasi air terjun setelah menumpang ojek motor trail dari Dusun Juku Batu. Lama perjalanannya pun tak tanggung-tanggung, 40 menit! Tapi semua itu bakal terbayar lunas oleh keindahan air terjun Putri Malu.
Tak jauh dari air terjun Putri Malu terdapat air terjun Batu Duduk. Hmm, sekali naik ojek trail dua air terjun terlampaui.
Bergeser ke Desa Sukamaju, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, terdapat air terjun yang tengah naik daun berkat promosi media sosial. Namanya air terjun Lembah Pelangi, yang menurut penduduk setempat awalnya bernama air terjun Pondok Rejo. Sesuai namanya, cahaya matahari yang menembus butir-butir air terjun ini kerap membentuk pelangi.
Di antara semua itu, barangkali Curug Gangsa yang paling unik. Bukan rute ataupun pemandangan sekitarnya yang unik, melainkan penyebab terbentuknya air terjun ini. Curug Gangsa aslinya merupakan ujung saluran irigasi persawahan di Way Kanan. Karena ujungnya berada di tebing yang tinggi, air yang mengalir pun menjelma sebagai air terjun.

Lampung Krakatau Festival
Habis? Belum. Masih banyak lagi obyek-obyek wisata Lampung yang merupakan potensi terpendam daerah ini. Di atas hanya menguraikan tiga jenis obyek wisata. Sedangkan Lampung juga mempunyai Desa Wisata Gedung Batin, situs purbakala Pugung Raharjo di Lampung Timur, Teluk Kiluan di mana kita bisa melihat ikan lumba-lumba, dan masih banyak lagi.
Jangan lupakan pula Taman Nasional Way Kambas yang merupakan taman nasional tertua, sekaligus sekolah gajah pertama di Indonesia. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang bakal mengundang decak kagum dengan kekayaan alam hayatinya. Satu lagi yang sangat melegenda adalah Taman Nasional Anak Krakatau.
Gunung Krakatau merupakan legenda dunia. Letusannya nan dahsyat di tahun 1883 masih menjadi cerita menarik di Tanah Eropa hingga sekarang. Kejadian meletusnya Gunung Krakatau diabadikan dalam banyak film, baik film dokumenter maupun film layar lebar, serta sejumlah buku.
Kini, meski Gunung Krakatau sudah hilang akibat letusannya sendiri, keagungannya tetap terjaga berkat kemunculan gunung baru di tempat Krakatau dulu berada. Orang pun dengan mudahnya menyebut gunung baru tersebut sebagai Gunung Anak Krakatau.
Dari Lampung, Taman Nasional Anak Krakatau dapat didatangi lewat dermaga Canti. Singgah sebentar di Pulau Sebesi, barulah perahu berlabuh di Krakatau. Terdapat tiga pulau besar di kawasan ini, yakni Pulau Sertung, Pulau Rakata, dan Pulau Panjang. Gunung Anak Krakatau sendiri berada di tengah-tengah ketiga pulau tersebut.
Ketiga pulau yang mengelilingi Anak Krakatau dulunya merupakan badan Gunung Krakatau. Bayangkan betapa besarnya gunung ini. Letusan hebat pada 1883 telah menghancur-leburkan gunung tersebut, menjadi tiga pulau di Selat Sunda. Gunung Anak Krakatau sendiri baru mulai muncul pada tahun 1927, kurang-lebih 45 tahun setelah Krakatau meletus.
Untuk memperingati letusan mahahebat Krakatau, pemerintah provinsi Lampung menggelar event tahunan bertajuk Lampung Krakatau Festival, Pariwisata Indonesia. Diadakan sejak 1991, festival ini bertujuan mempromosikan atraksi, daya tarik wisata unggulan, dan seni budaya Lampung. Khusus tahun ini, festival diadakan pada 24-28 Agustus 2016 dengan mengusung "Lampung The Treasure of Sumatera" sebagai tagline.
Beragam kegiatan diadakan sepanjang Festival Krakatau 2016. Beberapa di antaranya Jelajah Pasar Seni, Jelajah Layang-Layang, Jelajah Rasa alias Festival Kuliner, Jelajah Krakatau, Jelajah Semarak Budaya (Lampung Culture & Tapis Carnival), serta Investor Summit (Gala Dinner) yang khusus digelar bagi stakeholer pariwisata nasional.
Saya sendiri terkesan dengan tagline Lampung. The Treasure of Sumatera, harta karunnya Sumatera. Sebuah tagline yang menggambarkan betapa banyak keindahan terpendam di Lampung. Betapa banyak potensi pariwisata yang ada di provinsi ini.
Jika digarap dengan serius, diimbangi dengan promosi gencar, dan tentu saja tersedianya fasilitas serta prasarana memadai, pariwisata Lampung dijamin bakal berkembang pesat. Dengan kerja sama semua pihak, impian Gubernur Ridho Ficardho menjadikan Lampung sebagai destinasi wisata internasional bakal terwujud.
Semoga saja. Dan semoga ada yang mengajak saya menikmati keindahan Lampung. Amin... :)
Referensi:
http://lampung.bps.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ridho_Ficardo
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/08/19/406/1467891/festival-krakatau-2016-lampung-the-treasure-of-sumatera
http://indopos.co.id/festival-krakatau-2016-lampung-the-treasure-of-sumatra/
http://citraindonesia.com/digelar-lampung-the-treasure-of-sumatera/
http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=197222:indian-investor-to-build-railroad-track-in-s-sumatra&catid=30:english-news&Itemid=101
Disclaimer: Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog "The Treasure of Sumatera" yang diadakan Dinas Pariwisata Lampung sebagai rangkaian Lampung Krakatau Fest 2016.