BELANJA online semakin digemari masyarakat Indonesia. Setidaknya ini terlihat dari nilai transaksi e-commerce yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Angkanya sangat menggiurkan lho. Menurut data yang dirilis Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 34,9 triliun. Wow!
Itu dua tahun lalu. Angka tersebut meningkat menjadi Rp 46,85 triliun di tahun 2015. Karenanya awal tahun ini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memprediksi nilai transaksi e-commerce pada 2016 bakal menembus angka Rp 64,4 triliun. Wow kuadrat deh.
Saya sendiri turut meramaikan tren belanja online, baik sebagai penjual maupun pembeli. Dan, sepertinya saya lebih sukses di kategori kedua alias lebih sering berbelanja ketimbang berjualan. Hehehe.
Ya, mau beli apapun saya selalu buka internet terlebih dulu. Apalagi kalau barang yang dicari ternyata belum ada di Pemalang. Kota kecil seperti Pemalang update-nya lebih lambat dibanding kota-kota besar. Saat teman-teman "pamer" foto-foto selfie hasil jepretan hape Asus Zenfone 3 yang tengah jadi buah bibir itu, barangnya entah kapan sampai di sini.
Saya pernah punya pengalaman begitu. Ceritanya saya dapat informasi mengenai sebuah kamera baru yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan kantong maksudnya. Setelah menjelajahi berbagai referensi di internet, saya lalu mencari-cari kamera tersebut ke semua toko elektronik yang ada di sini. Hasilnya, nihil! Penjaga toko hanya bisa bengong, sedangkan bosnya cuma bisa bilang barangnya belum masuk.
Jangankan produk rilisan baru. Produk yang sudah lama beredar di pasar pun belum tentu ada. Contohnya ketika saya mencari boom mic untuk keperluan produksi video. Ada satu merek yang paling direkomendasikan di berbagai forum. Kualitasnya bagus, namun harganya sangat terjangkau. Sayang, di Pemalang mik tersebut tidak ada yang jual.
So, inilah alasan kenapa saya lebih suka berbelanja online. Rantai distribusi sebuah produk seringkali tak sampai ke Pemalang. Sehingga saya biasa mencarinya di toko-toko online yang rata-rata berbasis di Jakarta.
![]()
Bisa Cari Harga Terbaik
Selain dua hal tersebut, ada satu lagi alasan utama saya lebih suka berbelanja online: mudah membandingkan harga. Ini penting karena sebagai pembeli kita ingin mendapatkan harga terbaik. Dan kita tahu produk yang sama tak jarang ditawarkan dengan harga berbeda-beda oleh banyak penjual. Kalau ada yang murah, kenapa pula harus bayar mahal?
Membanding-bandingkan harga ini saya rasa sudah jadi kebiasaan sejak manusia pertama kali kenal transaksi jual-beli. Prinsip ekonomi "membayar sesedikit mungkin untuk mendapatkan sebanyak mungkin" sebenarnya merupakan watak dasar manusia. Karenanya dalam perdagangan muncul tawar-menawar karena pembeli ingin mendapatkan harga serendah-rendahnya, sedangkan pedagang ingin dapat untung setinggi-tingginya.
Nah, di dunia e-commerce tawar-menawar ini nyaris tidak ada. Atau malah tidak ada sama sekali. Kalau kita belanja di toko online yang seluruh proses pembeliannya dilakukan hanya dengan memencet-mencet mouse, kita bahkan tidak bisa berinteraksi dengan penjual. Kita dilayani sepenuhnya oleh sebuah sistem komputer yang berjalan secara otomatis.
Mana bisa sistem komputer diajak tawar-menawar. Untuk mengakalinya, kita harus rajin membanding-bandingkan harga antara satu toko dengan toko lain, antara satu marketplace dengan marketplace lain. Begitu dapat harga paling rendah, langsung deh eksekusi gak pake lama! Hehehe...
Sewaktu mencari kamera saku beberapa bulan lalu, saya membuka nyaris semua marketplace top lho untuk membanding-bandingkan harga. Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Elevenia, Blanja.com, Blibli.com, MatahariMall.com, you name it. Saya buka satu-satu. Begitu dapat harga termurah di marketplace tersebut, halaman penawaran itu saya bookmark, lalu membuka marketplace lainnya. Begitu seterusnya.
Setelah itu halaman-halaman harga termurah yang sudah di-bookmark tadi saya buka bersama-sama. Jadi, untuk berbelanja satu kamera saja saya membuka banyak sekali tab di Google Chrome. Saya banding-bandingkan, mencari yang termurah dari yang paling murah. Sampai akhirnya saya memutuskan membeli kamera tersebut di sebuah marketplace.
Untungnya, berbelanja online tak mengharuskan saya bepergian ke sana-sini. Mengunjungi banyak toko sekaligus cukup dilakukan di depan laptop. Membanding-bandingkan harga dari satu toko ke toko lain juga hanya bermodal jari-jemari. Praktis. Saya pun bisa window shopping sembari merampungkan pekerjaan, atau sambil mengasuh anak.
![]()
Cara Mudah Bandingkan Harga
Toh, sempat berpikir juga alangkah enaknya kalau saya tak perlu membuka-buka begitu banyak tab hanya untuk membandingkan harga. Saya berkhayal ada satu layanan di mana saya cukup membuka satu halaman, mengetikkan nama produk yang diinginkan, lalu layanan tersebut menyajikan toko dengan harga termurah.
Kira-kira sama seperti Google. Kita ketikkan satu kata kunci, lalu Google menampilkan situs-situs yang berkaitan dengan kata kunci tadi. Semakin relevan situs tersebut dengan kata kunci yang kita ketik, semakin tinggi posisinya di halaman hasil pencarian.
Sekarang bayangkan kalau kata kunci itu adalah nama produk, dan layanan pembanding harga yang saya idam-idamkan secanggih Google. Begitu kita ketik "iPhone 6" misalnya, maka layanan tersebut menampilkan deretan toko penjual hape tersebut. Toko dengan harga termurah berada paling atas. Asyik, bukan?
Eh, rupanya layanan seperti itu sudah ada, Kawan-kawan. Namanya Priceza. Persis seperti yang saya bayangkan, di sini kita cukup mengetikkan nama produk, lalu muncullah toko-toko yang menjual produk itu di halaman hasil pencarian. Kita tinggal melihat-lihat toko mana yang memberikan penawaran terbaik.
Saya lantas iseng mengetikkan "iPhone 6" pada kolom pencarian Priceza.co.id. Tara! Posisi paling atas diisi oleh penawaran seharga Rp5.999.000. Ini big deal banget, sebab handphone terbaru Apple ini harga pasarannya Rp7.000.000 ke atas.
![]()
Enaknya menggunakan layanan Priceza, kita langsung tahu di marketplace mana saja penawaran termurah tersebut bisa didapatkan. Klik tombol “Bandingkan Harga” untuk melihat lebih detil harga-harga yang ditawarkan masing-masing marketplace.
Di halaman baru, kita dapat melihat juga bagaimana reputasi masing-masing penjual di setiap marketplace dengan melihat rating berupa bintang berwarna merah di sebelah nama marketplace. Yang paling memanjakan pembeli, Priceza sampai menampilkan metode pembayaran yang dipakai masing-masing penjual, serta apakah ongkos kirimnya gratis atau tidak.
![]()
Kalau sudah sreg, tinggal klik saja tombol "Ke Toko" yang ada di bagian samping kanan. Sistem Priceza akan membawa kita ke marketplace bersangkutan, tepat di halaman di mana penjual memajang iPhone 6 tersebut. Jadi, transaksi tetap dilakukan dengan penjual, di marketplace tempat penjual bersangkutan memajang produknya.
Oya, layanan pembanding harga ini bisa dipakai secara gratis lho. Kita bahkan tidak harus mendaftarkan diri sebagai member Priceza terlebih dahulu. Cukup buka www.priceza.co.id, lalu cari produk yang diinginkan, selanjutnya Priceza akan melakukan yang terbaik demi menunjukkan harga paling rendah untuk kita.
Pembanding Harga Terbaik
Dengan layanan gratis yang sangat membantu para online shoppers ini, tak heran jika pertumbuhan Priceza terhitung cepat. Perusahaan ini didirikan oleh tiga insinyur sains Thailand pada Januari 2010. Ketiga penggagasnya bernama Thanawat Malabuppa, Vachara Nicatatphand, dan Wirod Supadul.
Thailand jadi pasar pertama yang digarap Priceza. Di masa-masa awal ini perusahaan-perusahaan besar seperti Lazada, Zalora, Central Group, Groupon, dan Rakuten berhasil dirangkul. Tak heran bila jumlah pengunjung Priceza langsung terdongkrak naik oleh banyaknya calon pembeli yang ingin melakukan perbandingan harga.
Setahun berjalan, jumlah pengunjung menembus angka sejuta per bulan. Tahun berikutnya jumlah kunjungan berlipat ganda menjadi dua juta visit. Pengoperasian Priceza Indonesia sejak Mei 2013 membuat pengunjung semakin banyak. Per Agustus 2013 angka pengunjung Priceza (gabungan Thailand dan Indonesia) mencapai 3,8 juta visit per bulan. Sebuah pencapaian hebat untuk ukuran start up dengan kemampuan "hanya" membandingkan harga.
Perkembangan Priceza menarik minat investor untuk menanamkan dana. September 2013, sebuah perusahaan penanaman modal asal Jepang bernama CyberAgent Ventures menyuntikkan investasi yang, sayangnya, tidak disebutkan berapa besarnya. Kesepakatan ini menjadikan Priceza perusahaan pertama di Thailand yang didanai oleh CyberAgent Ventures.
![]()
Tahun 2014, Priceza memperkenalkan platform multi-device. Layanan pembanding harga tak cuma bisa dinikmati di web, tapi juga melalui aplikasi mobile di smartphone. Sebuah keputusan bijak, sebab tren penggunaan PC kian tergerus oleh semakin tingginya angka pengguna mobile device.
Di tahun tersebut, Priceza memiliki data 5.000 toko di Priceza Thailand dan 5.000 toko lagi di Priceza Indonesia, dengan jumlah produk sebanyak 1,6 juta di Thailand dan dua juta di Indonesia. Totalnya 3,6 juta produk. Ini jumlah yang sangat banyak!
Pencapaian demi pencapaian yang diraih Priceza dalam empat tahun perjalanannya berbuah penghargaan. Tahun 2015, layanan ini mendapatkan Asia-Pasific ICT Alliances Award. Di tahun yang sama Priceza melakukan ekspansi ke empat negara lain di Asia Tenggara: Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Langkah tersebut membuat gabungan jumlah kunjungan melonjak menjadi 9 juta/bulan.
Tak heran bila kemudian Priceza dilirik oleh Hubert Burda Media, sebuah perusahaan investasi terkemuka asal Jerman. Priceza mendapat kucuran dana tidak sedikit, siap menjadikan situs ini sebagai shopping search engine dengan fitur pembanding harga terbaik di Asia Tenggara.
*****
Ah, kok, jadi melantur kemana-mana. Singkat kata, tips dasar agar bisa hemar saat belanja online adalah rajin-rajin mengecek dan membanding-bandingkan harga sebelum membeli. Dengan demikian kita bisa mendapatkan penawaran terbaik. Ingat pedoman pentingnya: kalau bisa bayar murah kenapa harus bayar lebih mahal.
Kini membanding-bandingkan harga tidak lagi ribet. Tidak dibutuhkan banyak waktu dan kuota internet. Sebab kita tak perlu buka-buka banyak tab seperti yang pernah saya lakukan. Tak perlu juga mem-bookmark halaman berisi penawaran termurah di tiap-tiap marketplace.
Dengan Priceza kita dapat melakukan perbandingan harga secara praktis, efisien, dan cepat. Jadi, kalau mau hemat selalu cek harga dari toko-toko online sebelum berbelanja!
=============
Referensi:
http://www.tribunnews.com/techno/2016/05/10/survei-ungkap-orang-indonesia-doyan-beli-produk-fashion-di-toko-online
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160122170755-185-106096/nilai-transaksi-e-commerce-di-indonesia-menggiurkan/
http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di-indonesia-tembus-rp-68-triliun-160104k.html
http://www.cyberagentventures.com/en/news_event/20130917190600.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Hubert_Burda_Media
http://www.priceza.co.id/guide/Berita-and-Update-Terbaru/PRICEZA-Optimis-Siap-Merajai-Kawasan-Asia-Tenggara/419
Itu dua tahun lalu. Angka tersebut meningkat menjadi Rp 46,85 triliun di tahun 2015. Karenanya awal tahun ini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memprediksi nilai transaksi e-commerce pada 2016 bakal menembus angka Rp 64,4 triliun. Wow kuadrat deh.
Saya sendiri turut meramaikan tren belanja online, baik sebagai penjual maupun pembeli. Dan, sepertinya saya lebih sukses di kategori kedua alias lebih sering berbelanja ketimbang berjualan. Hehehe.
Ya, mau beli apapun saya selalu buka internet terlebih dulu. Apalagi kalau barang yang dicari ternyata belum ada di Pemalang. Kota kecil seperti Pemalang update-nya lebih lambat dibanding kota-kota besar. Saat teman-teman "pamer" foto-foto selfie hasil jepretan hape Asus Zenfone 3 yang tengah jadi buah bibir itu, barangnya entah kapan sampai di sini.
Saya pernah punya pengalaman begitu. Ceritanya saya dapat informasi mengenai sebuah kamera baru yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan kantong maksudnya. Setelah menjelajahi berbagai referensi di internet, saya lalu mencari-cari kamera tersebut ke semua toko elektronik yang ada di sini. Hasilnya, nihil! Penjaga toko hanya bisa bengong, sedangkan bosnya cuma bisa bilang barangnya belum masuk.
Jangankan produk rilisan baru. Produk yang sudah lama beredar di pasar pun belum tentu ada. Contohnya ketika saya mencari boom mic untuk keperluan produksi video. Ada satu merek yang paling direkomendasikan di berbagai forum. Kualitasnya bagus, namun harganya sangat terjangkau. Sayang, di Pemalang mik tersebut tidak ada yang jual.
So, inilah alasan kenapa saya lebih suka berbelanja online. Rantai distribusi sebuah produk seringkali tak sampai ke Pemalang. Sehingga saya biasa mencarinya di toko-toko online yang rata-rata berbasis di Jakarta.

Bisa Cari Harga Terbaik
Selain dua hal tersebut, ada satu lagi alasan utama saya lebih suka berbelanja online: mudah membandingkan harga. Ini penting karena sebagai pembeli kita ingin mendapatkan harga terbaik. Dan kita tahu produk yang sama tak jarang ditawarkan dengan harga berbeda-beda oleh banyak penjual. Kalau ada yang murah, kenapa pula harus bayar mahal?
Membanding-bandingkan harga ini saya rasa sudah jadi kebiasaan sejak manusia pertama kali kenal transaksi jual-beli. Prinsip ekonomi "membayar sesedikit mungkin untuk mendapatkan sebanyak mungkin" sebenarnya merupakan watak dasar manusia. Karenanya dalam perdagangan muncul tawar-menawar karena pembeli ingin mendapatkan harga serendah-rendahnya, sedangkan pedagang ingin dapat untung setinggi-tingginya.
Nah, di dunia e-commerce tawar-menawar ini nyaris tidak ada. Atau malah tidak ada sama sekali. Kalau kita belanja di toko online yang seluruh proses pembeliannya dilakukan hanya dengan memencet-mencet mouse, kita bahkan tidak bisa berinteraksi dengan penjual. Kita dilayani sepenuhnya oleh sebuah sistem komputer yang berjalan secara otomatis.
Mana bisa sistem komputer diajak tawar-menawar. Untuk mengakalinya, kita harus rajin membanding-bandingkan harga antara satu toko dengan toko lain, antara satu marketplace dengan marketplace lain. Begitu dapat harga paling rendah, langsung deh eksekusi gak pake lama! Hehehe...
Sewaktu mencari kamera saku beberapa bulan lalu, saya membuka nyaris semua marketplace top lho untuk membanding-bandingkan harga. Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Elevenia, Blanja.com, Blibli.com, MatahariMall.com, you name it. Saya buka satu-satu. Begitu dapat harga termurah di marketplace tersebut, halaman penawaran itu saya bookmark, lalu membuka marketplace lainnya. Begitu seterusnya.
Setelah itu halaman-halaman harga termurah yang sudah di-bookmark tadi saya buka bersama-sama. Jadi, untuk berbelanja satu kamera saja saya membuka banyak sekali tab di Google Chrome. Saya banding-bandingkan, mencari yang termurah dari yang paling murah. Sampai akhirnya saya memutuskan membeli kamera tersebut di sebuah marketplace.
Untungnya, berbelanja online tak mengharuskan saya bepergian ke sana-sini. Mengunjungi banyak toko sekaligus cukup dilakukan di depan laptop. Membanding-bandingkan harga dari satu toko ke toko lain juga hanya bermodal jari-jemari. Praktis. Saya pun bisa window shopping sembari merampungkan pekerjaan, atau sambil mengasuh anak.

Cara Mudah Bandingkan Harga
Toh, sempat berpikir juga alangkah enaknya kalau saya tak perlu membuka-buka begitu banyak tab hanya untuk membandingkan harga. Saya berkhayal ada satu layanan di mana saya cukup membuka satu halaman, mengetikkan nama produk yang diinginkan, lalu layanan tersebut menyajikan toko dengan harga termurah.
Kira-kira sama seperti Google. Kita ketikkan satu kata kunci, lalu Google menampilkan situs-situs yang berkaitan dengan kata kunci tadi. Semakin relevan situs tersebut dengan kata kunci yang kita ketik, semakin tinggi posisinya di halaman hasil pencarian.
Sekarang bayangkan kalau kata kunci itu adalah nama produk, dan layanan pembanding harga yang saya idam-idamkan secanggih Google. Begitu kita ketik "iPhone 6" misalnya, maka layanan tersebut menampilkan deretan toko penjual hape tersebut. Toko dengan harga termurah berada paling atas. Asyik, bukan?
Eh, rupanya layanan seperti itu sudah ada, Kawan-kawan. Namanya Priceza. Persis seperti yang saya bayangkan, di sini kita cukup mengetikkan nama produk, lalu muncullah toko-toko yang menjual produk itu di halaman hasil pencarian. Kita tinggal melihat-lihat toko mana yang memberikan penawaran terbaik.
Saya lantas iseng mengetikkan "iPhone 6" pada kolom pencarian Priceza.co.id. Tara! Posisi paling atas diisi oleh penawaran seharga Rp5.999.000. Ini big deal banget, sebab handphone terbaru Apple ini harga pasarannya Rp7.000.000 ke atas.

Enaknya menggunakan layanan Priceza, kita langsung tahu di marketplace mana saja penawaran termurah tersebut bisa didapatkan. Klik tombol “Bandingkan Harga” untuk melihat lebih detil harga-harga yang ditawarkan masing-masing marketplace.
Di halaman baru, kita dapat melihat juga bagaimana reputasi masing-masing penjual di setiap marketplace dengan melihat rating berupa bintang berwarna merah di sebelah nama marketplace. Yang paling memanjakan pembeli, Priceza sampai menampilkan metode pembayaran yang dipakai masing-masing penjual, serta apakah ongkos kirimnya gratis atau tidak.

Kalau sudah sreg, tinggal klik saja tombol "Ke Toko" yang ada di bagian samping kanan. Sistem Priceza akan membawa kita ke marketplace bersangkutan, tepat di halaman di mana penjual memajang iPhone 6 tersebut. Jadi, transaksi tetap dilakukan dengan penjual, di marketplace tempat penjual bersangkutan memajang produknya.
Oya, layanan pembanding harga ini bisa dipakai secara gratis lho. Kita bahkan tidak harus mendaftarkan diri sebagai member Priceza terlebih dahulu. Cukup buka www.priceza.co.id, lalu cari produk yang diinginkan, selanjutnya Priceza akan melakukan yang terbaik demi menunjukkan harga paling rendah untuk kita.
Pembanding Harga Terbaik
Dengan layanan gratis yang sangat membantu para online shoppers ini, tak heran jika pertumbuhan Priceza terhitung cepat. Perusahaan ini didirikan oleh tiga insinyur sains Thailand pada Januari 2010. Ketiga penggagasnya bernama Thanawat Malabuppa, Vachara Nicatatphand, dan Wirod Supadul.
Thailand jadi pasar pertama yang digarap Priceza. Di masa-masa awal ini perusahaan-perusahaan besar seperti Lazada, Zalora, Central Group, Groupon, dan Rakuten berhasil dirangkul. Tak heran bila jumlah pengunjung Priceza langsung terdongkrak naik oleh banyaknya calon pembeli yang ingin melakukan perbandingan harga.
Setahun berjalan, jumlah pengunjung menembus angka sejuta per bulan. Tahun berikutnya jumlah kunjungan berlipat ganda menjadi dua juta visit. Pengoperasian Priceza Indonesia sejak Mei 2013 membuat pengunjung semakin banyak. Per Agustus 2013 angka pengunjung Priceza (gabungan Thailand dan Indonesia) mencapai 3,8 juta visit per bulan. Sebuah pencapaian hebat untuk ukuran start up dengan kemampuan "hanya" membandingkan harga.
Perkembangan Priceza menarik minat investor untuk menanamkan dana. September 2013, sebuah perusahaan penanaman modal asal Jepang bernama CyberAgent Ventures menyuntikkan investasi yang, sayangnya, tidak disebutkan berapa besarnya. Kesepakatan ini menjadikan Priceza perusahaan pertama di Thailand yang didanai oleh CyberAgent Ventures.

Tahun 2014, Priceza memperkenalkan platform multi-device. Layanan pembanding harga tak cuma bisa dinikmati di web, tapi juga melalui aplikasi mobile di smartphone. Sebuah keputusan bijak, sebab tren penggunaan PC kian tergerus oleh semakin tingginya angka pengguna mobile device.
Di tahun tersebut, Priceza memiliki data 5.000 toko di Priceza Thailand dan 5.000 toko lagi di Priceza Indonesia, dengan jumlah produk sebanyak 1,6 juta di Thailand dan dua juta di Indonesia. Totalnya 3,6 juta produk. Ini jumlah yang sangat banyak!
Pencapaian demi pencapaian yang diraih Priceza dalam empat tahun perjalanannya berbuah penghargaan. Tahun 2015, layanan ini mendapatkan Asia-Pasific ICT Alliances Award. Di tahun yang sama Priceza melakukan ekspansi ke empat negara lain di Asia Tenggara: Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Langkah tersebut membuat gabungan jumlah kunjungan melonjak menjadi 9 juta/bulan.
Tak heran bila kemudian Priceza dilirik oleh Hubert Burda Media, sebuah perusahaan investasi terkemuka asal Jerman. Priceza mendapat kucuran dana tidak sedikit, siap menjadikan situs ini sebagai shopping search engine dengan fitur pembanding harga terbaik di Asia Tenggara.
Ah, kok, jadi melantur kemana-mana. Singkat kata, tips dasar agar bisa hemar saat belanja online adalah rajin-rajin mengecek dan membanding-bandingkan harga sebelum membeli. Dengan demikian kita bisa mendapatkan penawaran terbaik. Ingat pedoman pentingnya: kalau bisa bayar murah kenapa harus bayar lebih mahal.
Kini membanding-bandingkan harga tidak lagi ribet. Tidak dibutuhkan banyak waktu dan kuota internet. Sebab kita tak perlu buka-buka banyak tab seperti yang pernah saya lakukan. Tak perlu juga mem-bookmark halaman berisi penawaran termurah di tiap-tiap marketplace.
Dengan Priceza kita dapat melakukan perbandingan harga secara praktis, efisien, dan cepat. Jadi, kalau mau hemat selalu cek harga dari toko-toko online sebelum berbelanja!
=============
Referensi:
http://www.tribunnews.com/techno/2016/05/10/survei-ungkap-orang-indonesia-doyan-beli-produk-fashion-di-toko-online
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160122170755-185-106096/nilai-transaksi-e-commerce-di-indonesia-menggiurkan/
http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di-indonesia-tembus-rp-68-triliun-160104k.html
http://www.cyberagentventures.com/en/news_event/20130917190600.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Hubert_Burda_Media
http://www.priceza.co.id/guide/Berita-and-Update-Terbaru/PRICEZA-Optimis-Siap-Merajai-Kawasan-Asia-Tenggara/419