Quantcast
Channel: bungeko.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Review 2011: Blog, Buku, dan Sepak Bola

$
0
0
TAHUN kembali berganti. Lembaran tahun 2011 sudah ditutup, berganti lembaran-lembaran baru di tahun 2012. Meski tak banyak yang saya peroleh dan capai sepanjang 2011, plus sejumlah target meleset tak tercapai, namun saya musti bersyukur. Memang ada sejumlah target yang tak bisa diraih, tapi saya justru mencapai banyak hal tak terduga sebelumnya.

Sebelum menyusun resolusi untuk tahun 2012, saya melakukan review sederhana terhadap apa-apa yang saya capai dan belum sepanjang 2011 lalu. Karena kegiatan utama saya hanya berkutat pada 3 hal yang kesemuanya masuk dunia tulis-menulis:blog, buku, dan artikel, maka review ini juga hanya akan menyoroti 3 poin tersebut.

Dimulai dari Blog
Bersama bungeko.com, sepanjang 2011 saya memenangkan sejumlah kontes menulis--meski yang gagal menang jauh lebih banyak. Sebagian besar adalah kontes yang diadakan rekan-rekan sesama blogger, seperti Pakdhe Abdul Cholik dan Mbak Fanny yang bekerja sama dengan Bung Eko Arryawan. Yang paling membuat dada saya berdebar-debar kencang adalah saat posting Jadi Pemulung, Yuk! masuk 20 besar BeatBlog Writing Contest yang diadakan VHRmedia, Maret 2011. Sayang, hingga sekarang janji penyelenggara yang akan membukukan tulisan 20 finalis tak kunjung jelas kabarnya.

Selain kontes, usaha saya untuk meningkatkan jumlah pengunjung bungeko.com dari mesin pencari boleh dibilang ada peningkatan. Ini karena saya kembali menggunakan jurus lama yang dulu sering saya gunakan saat masih mengelola ekonurhuda.com. Apa itu? Menembak keyword. Malah awal Desember lalu blog ini berhasil meraih 1.130 views dalam 5 hari berkat posting Foto Bugil Veena Malik di FHM. Dipublikasikan pada 6 Desember dengan 1.534 views, posting tersebut langsung mengungguli posting Sepeda Lipat (diposting 8 Februari 2011, 1.342 views) dan Radio dari Masa ke Masa (26 April 2010, 1.005 views) yang sepanjang 2009-2011 menguasai puncak daftar posting terlaris blog ini.

Selain Foto Bugil Veena Malik, posting kepindahan Tina Talisa ke Indosiar (3 Desember, 897 views), profil Briptu Eka Frestya (29 Sep 2011, 708 views), dan cerita kekonyolan suster ngesot ditendang satpam di Bandung (12 Des 2011, 1.983 views) turut andil menarik banyak pengunjung dari Google. Memang tak terlalu banyak jika dibandingkan blog-blog populer lain di luar sana. Tapi bagi saya pencapaian ini sudah luar biasa di tengah segala keterbatasan yang saya hadapi untuk ngeblog.

Entah ada hubungannya atau tidak, namun belum lama ini sebuah perusahaan periklanan online menawarkan kerjasama untuk bungeko.com. Perusahaan baru tersebut hendak ‘menitipkan’ sejumlah posting komersil pesanan klien mereka di blog ini. Tentu saja saya dapat imbalan. Berapa besar imbalannya sebaiknya saya rahasiakan saja. Tapi yang jelas cukuplah kalau hanya untuk beli susu dan bubur anak-anak. Hehehe.

Buku-buku yang Tak Kunjung Terbit
Sayang, peningkatan yang saya alami bersama bungeko.com tak diikuti dengan meningkatnya pencapaian dalam bidang penulisan buku. Sepanjang 2011 saya menulis setidaknya 4 judul buku, namun semuanya ditolak penerbit. Tidak hanya sekali, masing-masing naskah tersebut ditolak lebih dari 2 kali, bahkan ada satu naskah yang ditolak hingga 7 kali.

Kondisi jadi makin tidak menyenangkan bagi saya ketika naskah-naskah buku yang sudah diterima berbagai penerbit di Jogja pada 2010 lalu, sampai sekarang tak juga diterbitkan. Entah alasannya apa saya tak tahu, mau bertanya ke penerbit juga sungkan. Pernah sekali saya bertanya pada editor salah satu penerbit yang sudah cukup dekat dengan saya, jawabnya: “Sabar, penulis lain ada yang sampai 2 tahun belum juga terbit.” Hmmm… Meski begitu saya tetap menulis. Saya tidak akan kapok, tidak akan bosan ditolak. Sebaliknya, saya akan sabar hingga ada naskah yang diterima dan buku kembali diterbitkan.

Sebagai cadangan, saya juga menyiapkan rencana untuk menerbitkan sejumlah buku secara indie. Ada beberapa naskah yang menurut saya layak jadi referensi, tapi mungkin karena satu dan lain alasan--yang satu ceruk pasarnya terlalu sempit, satunya lagi jika dicetak terlalu tipis--tidak ada penerbit yang berminat. Namun tentu saja tidak dalam waktu dekat. Target saya sih setelah Euro 2012 buku pertama di bawah bendera penerbit sendiri sudah terbit. Amin.

BOLA, BolaVaganza, Kompasiana, dan detikSport
Untung saja ‘musim paceklik’ di penulisan buku ada gantinya, meski tentu saja kualitas, jumlah honor, dan gengsinya sangat berbeda. Apa itu? Sejak Desember 2010 saya rajin mengirim artikel sepak bola ke sejumlah media olah raga nasional. Awalnya memang coba-coba. Tapi setelah artikel pertama saya untuk rubrik Oposan di tabloid BOLA langsung dimuat, saya jadi bersemangat. Sepanjang Maret-Juni 2011 tercatat 3 tulisan saya nongol di Oposan, ini tidak termasuk surat pembaca yang terpilih sebagai surat pilihan dan mendapat merchandise berupa kaus.

Lalu entah kenapa tulisan-tulisan saya tak pernah dimuat lagi di Oposan. Terhitung sejak menulis Empat Syarat Ketua Umum PSSI di BOLA edisi 27-29 Juni 2011, tulisan-tulisan saya tak pernah lagi masuk Oposan hingga akhir tahun. Penasaran, saya lantas mencoba media lain. Masuklah saya ke Kompasiana dan mengkhususkan diri pada tema-tema sepak bola. Dengan kata lain, awalnya saya hanya menjadikan Kompasiana sebagai ‘keranjang sampah’ tulisan-tulisan saya yang ditolak media cetak.

Ajaib, tulisan-tulisan yang tidak diterima BOLA malah kerap jadi headline alias artikel pilihan admin Kompasiana. Artikel berjudul Messi da Indonesia dan Kisruh Liga Indonesia malah nangkring di headline kanal olah raga Kompasiana hingga beberapa pekan. Lalu profil singkat Muthia Datau, juga ditolak BOLA ketika saya kirim untuk rubrik Olepedia, justru diminta admin Kompasiana untuk dimuat di rubrik Freez di harian Kompas edisi Kamis, November 2011.

Tengah asyik di Kompasiana, seorang rekan sesama penulis Oposan bertanya apakah saya tak berminat mencoba berkiprah di BolaVaganza (BV). Majalah ini boleh dibilang ‘adiknya’ BOLA. Saya pikir, kenapa tidak? Awalnya saya hanya mengirim surat pembaca dan opini pendek untuk rubrik PSSI-Watch. Eh, ternyata langsung dimuat di BV edisi September 2011. Bulan berikutnya BV memuat artikel saya di rubrik Blog Anda. Asal tahu saja, artikel berjudul Reformasi 1998 dan Reformasi PSSI itu sebelumnya ditolak BOLA. Ketika saya publikasikan di Kompasiana banyak menuai komentar, lalu saat dikirim ke BV langsung dimuat.

Saya jadi semakin penasaran. Saya tak akan bertanya kenapa BOLA menolak tulisan-tulisan saya. Bagi saya lebih baik kirim saja tulisan-tulisan tersebut ke media lain. Kalau ternyata ditolak juga, berarti memang tulisan saya jelek. Kalau dimuat, berarti tulisan saya tak sepaham dengan idealisme BOLA. Itu saja. Maka saya pun mencoba mengirim artikel Pemain Asing dan Prestasi Timnas yang juga sempat ditolak BOLA ke detikSport. Alhamdulillah, hanya beberapa hari setelah email saya kirim, editor detikSport mengontak saya untuk memberitahukan pihaknya akan mempublikasikan artikel tersebut. Silakan baca di sini artikelnya!

Konklusi
Menjadi 'analis' sepak bola yang tulisannya dimuat di sejumlah media cetak dan online nasional sungguh tidak pernah saya bayangkan. Dulu, sekitar tahun 2005, saya memang pernah bermimpi jadi penulis buku-buku sepak bola. Tapi saya tak ingin disebut pakar, apalagi komentator. Karena itu, di tahun 2012 ini fokus saya adalah bagaimana saya bisa kembali melihat buku-buku karya saya terbit. Menulis artikel sepak bola akan terus saya lakukan, I really love this game, namun fokus saya adalah menulis buku. Ini bukan cuma soal gengsi, tapi juga nafkah bagi keluarga. :D

Itu saja sharing kita kali ini. Setelah ini, saya akan berbagi resolusi untuk tahun 2012. Ya, meski saya tahu sudah terhitung telat karena sekarang sudah tanggal 3 Januari. Tapi tak apalah. :D

Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Latest Images

Trending Articles