Quantcast
Channel: bungeko.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Awas, di PayPal Banyak Penipuan!

$
0
0
Ini cerita lucu yang saya alami kemarin (23/2) sewaktu mengambil nomor PIN untuk kartu ATM tabungan saya di salah satu bank milik pemerintah.



Sebuah kejadian yang bagi saya tak cuma lucu, tapi juga konyol. Bayangkan, seorang pegawai bank mengeluarkan pernyataan atas nama bank tapi hanya berdasarkan pengetahuannya pribadi yang minim. Akibatnya keterangan jadi tak jelas, pernyataannya juga ngawur abis.

Ceritanya begini. Untuk memperbanyak pilihan rekening guna keperluan transfer dana pembayaran di blogstore uang lama saya, pekan lalu saya membuka rekening baru di sebuah program tabungan yang diluncurkan oleh bank tersebut bekerja sama dengan kantor pos. Saya buka rekeningnya di Kantor Pos Pemalang. Pilihan tabungan yang sangat ringan; saldo awal cuma Rp50.000, biaya bulanan Rp2.000, biaya ATM Rp3.000, dan kalau saldo mengendap di atas Rp300.000/bulan mendapat bonus gratis biaya bulanan.

Proses pembukaan rekeningnya cepat, tak sampai 10 menit saya sudah memegang buku tabungan plus kartu ATM. Cuma kartunya instan, jadi tak ada namanya. Tak apa, saya boleh menulis sendiri nama saya di atas kartu itu kok, hehehe. Nah, seperti umumnya kartu ATM baru, selanjutnya saya diminta petugas pos untuk datang ke kantor kas bank tersebut untuk meminta PIN agar kartunya bisa digunakan.

Kebingungan Pun Dimulai...
Sepekan kemudian saya datang ke kantor kas bank yang sempat terkenal dengan program kredit perumahan (KPR) itu. Petugas yang membantu saya seorang wanita berjilbab yang sangat anggun. Senyum dan keramahannya khas pegawai bank. Awalnya saya cuma mau ambil PIN kartu ATM. Tapi kemudian terbetik rasa penasaran saya untuk menanyakan beberapa hal lain.

Hal pertama yang saya tanyakan adalah, apakah tabungan tersebut memiliki layanan internet banking? Ealah, untuk pertanyaan itu saja saya sudah melihat gelagat tidak baik. Awalnya petugas tersebut menjawab spontan, "Bisa kok pakai internet banking." Tapi tak lama kemudian dia tampak bimbang, lalu tanpa permisi mengambil amplop ATM yang saya dapat saat membuka tabungan. "Mmm, coba tanya ke CS," katanya kemudian. Saya cuma bisa garuk-garuk kepala.

Lalu setelah nomor PIN kartu ATM saya terima, saya bertanya lagi, "Mbak, boleh tahu nomor kode kliring bank ini?" Rencananya saya mau mendaftarkan rekening bank tersebut ke PayPal. Kebetulan rekening Niaga dan BCA saya sudah lama mati karena saldonya habis setelah lebih dari setahun tak ada transaksi sama sekali. Sebenarnya rekening BNI saya sudah terdaftar di PayPal, tapi saya mau satu rekening lagi. Untuk itu saya butuh 7 digit kode bank seperti yang ditanyakan PayPal saat kita mendaftarkan rekening.

Si Mbak tampak bingung dengan pertanyaan saya. "Kode apa?" Saya berusaha menjelaskan secara sederhana, "Kode bank kalau kita mau menerima transferan dari luar negeri." Pegawai wanita itu tampak mengerutkan kening. "Oh, kalau itu bisa dilihat dari nomor rekening." Dia lalu menunjukkan satu buku tabungan dan dibandingkan dengan buku tabungan saya.

"Kalau tabungan yang buka di sini kan kodenya ini (sambil menunjuk 4 digit awal nomor rekening buku tabungan di tangannya). Nah, kalau rekening yang buka di kantor pos kodenya ini (sambil menunjuk 4 digit awal nomor rekening buku tabungan saya." Saya pun melongo dibuatnya. Seperti paham kebingungan saya, dia lalu menyarankan saya ke CS. Kebetulan CS-nya sedang melayani seorang customer, jadi saya menunggu.

Di PayPal Sering Terjadi Penipuan? Ngawur!
Tak lama kemudian CS-nya yang juga perempuan, inisialnya JS, mendatangi teller tempat saya bertanya-tanya tadi. Si teller mengatakan keperluan saya pada si CS. CS tersebut lantas berbalik badan dan memandang saya lekat-lekat. Dari tempatnya berdiri, sekitar 4-5 meter dari tempat saya duduk, dia bertanya, "Bapak menanyakan nomor kode apa ya?"

Mulanya saya kira CS tersebut tidak berbicara pada saya. Tapi berhubung customer lain yang duduk bersama saya tak ada yang merespon, saya berpikir si Mbak CS itu berbicara pada saya. Karena tak enak berbicara berjauh-jauhan, saya pun mendekati CS tersebut. "Saya mau tahu kode kliring kantor cabang."

Kening si CS berkerut, "Maaf, untuk apa ya?" tanyanya. "Untuk keperluan transfer dari luar negeri," jawab saya. "Dari Western Union atau apa ya?" tanyanya lagi. "Dari PayPal," jawab saya lagi. Si CS meruncingkan mulutnya. "Setahu saya kalau PayPal itu 'kan pakai kartu kredit, Pak," katanya lagi. Saya tersenyum. Frasa 'setahu saya' ini menjadi alamat buruk bagi saya.

"Tidak pakai kartu kredit juga bisa kok," kata saya kemudian. Lalu saya mengulangi pertanyaan pertama tadi, "Boleh tahu nomor kode kantor cabang sini kan?"Eh, di luar dugaan saya si Mbak CS itu menjawab dengan pede. "Bapak, nomornya tidak ada." Saya melongo. Dia melanjutkan, "Bank kami tidak punya kerjasama dengan PayPal, jadi kami tidak menyarankan nasabah kami untuk melakukan transaksi dengan PayPal."

Kening saya berkerut semakin dalam. "Begini, Mbak." Saya berusaha menjelaskan duduk perkaranya, barangkali saja si Mbak CS mengira saya tak paham apa itu PayPal (seperti dirinya, mungkin). "Saya sudah lama pakai PayPal, selama ini tak ada masalah. Saya juga pernah memakai nomor rekening BCA, Niaga, dan BNI untuk menerima transfer dari PayPal, sejauh ini tak pernah ada masalah. Dan, setahu saya juga bank-bank itu tak ada kerja sama dengan PayPal deh."

Si Mbak tak mau kalah. "Oh, kalau BCA ada kerja sama dengan PayPal, semua karyawannya dikasih tahu kalau BCA bisa menerima dana dari PayPal. Saya mantan BCA kok, Pak," katanya. "Tapi kalau bank ini memang tidak ada kerja sama, jadi tidak bisa menerima dana dari PayPal. Dan, kita memang tidak menyarankannya."

Jujur, saya baru pertama ini dengar pegawai bank tak menyarankan nasabahnya untuk berhubungan dengan PayPal. Saya pun bertanya heran, "Lho, memangnya kenapa, Mbak?" Si Mbak menjawab dengan yakin, "Soalnya itu kan dunia maya ya, sering banyak penipuan. Jadi kami tidak mau nasabah kami nanti ada masalah." Diam sebentar, lalu dia menambahkan, "Saya juga tidak tahu kenapa BCA bekerja sama dengan PayPal."

Kalimat terakhir itu membuat keterangannya semakin tak sinkron satu sama lain, menandakan si Mbak CS ini tak memahami masalah. Jangan salahkan saya kalau langsung yakin si Mbak CS ini tidak paham apa itu PayPal. Dan, maaf kalau saya salah, saya juga yakin si Mbak ini hanya paham internet sebatas FB dan email. Cuma saya mau memastikan dulu, ini pernyataan resmi bank atau pernyataan seorang pegawai bank yang tidak paham apa yang dikatakannya. Maka saya bertanya, "Maaf, Mbak, ini pernyataan resmi bank ya?" Dan dia menjawab, "Ya."

Karena merasa tak bakal mendapat apa yang saya butuhkan, sayapun pamit sambil senyum-senyum sendiri dan garuk-garuk kepala. Jangan kata di Pemalang yang masih terhitung kota kecil, sewaktu membuka rekening BCA di Jogja dulu saja saya pernah menemui CS yang bingung ditanyai soal ini. Juga di BNI Jogja. Yang agak mending pegawai Niaga Yogya Cab. UGM, berkat bantuan CS Bank Niaga-lah saya bisa memverifikasi akun PayPal saya.

Sekedar berbagi. Mau menambahkan silakan saja...

Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Trending Articles