Mantan kapten Liverpool Daniel Agger kembali ke Anfield pada Senin (29/12) malam waktu setempat. Pemain yang dijual ke klub lamanya, Brondby IF, ini berniat menyaksikan pertandingan Liverpool vs Swansea. Jelang pertandingan, LFC TV sempat mewawancarai Agger. Tanpa malu-malu, pemain asal Denmark ini mengaku sangat merindukan Liverpool.
Seiring pembelian Dejan Lovren dari Southampton pada bursa musim panas lalu, Agger yang tahu posisinya terancam memilih dikembalikan ke Brondby. Bek tengah berbadan penuh tattoo ini mengatakan pada fan, ia tidak pindah ke mana-mana sebab Brondby adalah klub asalnya. Ia dulu dibeli Liverpool dari klub tersebut.
Agger dikenal sebagai pemain yang benar-benar mengidolakan Liverpool. Saking cintanya pada klub, ia membuat tattoo YNWA – singkatan judul anthem Liverpool You’ll Never Walk Alone – di buku-buku jari tangannya.
Daniel Agger, kembali ke Brondby IF pada bursa transfer lalu.
“Aku merindukannya lebih dari yang aku harapkan. Hanya kembali ke Liverpool, ke kota ini, saja sudah membuatku merasa senang,” ujar Agger dalam wawancaranya dengan LFC TV di Anfield. (Baca juga: Video: Wawancara Daniel Agger dengan LFC TV jelang partai Liverpool vs Swansea)
“Aku sungguh merindukannya (Liverpool) dan setelah hampir sembilan tahun berada di sini, senang rasanya bisa kembali,” sambungnya.
Tak lupa, Agger menyebutkan ia masih rajin menonton pertandingan-pertandingan Liverpool musim ini. Tentu saja jika ia sedang tak ada jadwal bertanding bersama Brondby. Agger ikut berkomentar mengenai situasi yang kini dihadapi The Reds. Ia pun berharap performa skuat asuhan Brendan Rodgers kembali membaik.
“Aku menyaksikan hampir semua pertandingan (Liverpool) musim ini. Ada turun-naik dan posisi di liga tidak seperti yang diharapkan, namun dalam beberapa pekan terakhir mulai terlihat positif,” katanya lagi.
Daniel Agger bersama Adam Lallana di Anfield saat Liverpool menjamu Borussia Dortmund dalam sebuah laga persahabatan, Agustus lalu.
“Kehilangan Luis Suarez, kehilangan pemain terbaik, selalu menyulitkan bagi sebuah tim. Dan menurut pendapatku, kami mungkin sedikit melampaui apa yang seharusnya kami capai musim lalu. Setiap orang bermain sedikit lebih dari yang biasanya kami tunjukkan.
“Setiap hal kemudian menjadi satu level lebih tinggi dan setelah finis sebagai peringkat kedua musim lalu, ekspektasi menjadi tinggi dan itu selalu sulit,” pungkasnya.