Quantcast
Channel: bungeko.com
Viewing all 271 articles
Browse latest View live

Canon Powershot SX610 HS, Kamera Saku Harga Hemat dengan Kemampuan Wah

$
0
0

DALAM satu diskusi di grup WhatsApp, kawan-kawan blogger membahas soal kamera sebagai salah satu perlengkapan utama. Rata-rata sepakat bahwa seorang narablog tak lagi cukup hanya piawai menuliskan kata-kata, baik berupa reportase maupun review. Lebih dari itu, blogger masa kini dituntut untuk dapat menghasilkan foto yang menarik sebagai pelengkap konten.

Well, tak lama setelah diskusi tersebut saya membaca sebuah referensi yang lebih mak jleb. Menurut riset Cisco, video online bakal mendominasi 69% dari keseluruhan trafik internet di tahun 2017. Survei lain yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa sekitar 64% pemasar bakal menyiapkan strategi promosi dengan video sebagai konten utama.

Di lain pihak, Mark Zuckerberg sempat mengatakan pengguna internet akan lebih senang berbagi informasi menggunakan video. Jadi, konten video bisa dipastikan bakal semakin mendominasi trafik internet. Facebook sendiri terus mengembangkan kemampuannya untuk berbagi video. Wacana untuk berbagi penghasilan iklan dengan kreator video pun pernah diapungkan.

Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan bahwa pihaknya menggarap dengan serius konten video dan ia percaya video akan memainkan peran penting dalam membawa lebih banyak pemilik mereka untuk promosi di perangkat mobile. (Sumber)

Lalu, hubungannya dengan blogger dan kamera? Sangat berhubungan sekali! Blogger yang ingin terus eksis wajib mulai belajar memproduksi video. Konten blog berupa teks akan tetap abadi, itu pasti. Tapi kita tidak bisa mengelak dari perubahan, dan mau tidak mau berkompromi dengan selera pemirsa.

Lagipula video bisa disematkan di konten blog. Sedangkan di deskripsi video bisa kita letakkan tautan menuju blog bagi pemirsa yang ingin tahu lebih banyak setelah menonton video. Keduanya saling mendukung, saling menguatkan.


Kamera Murah Meriah
Singkat kata, seorang narablog dituntut memiliki kamera sebagai peralatan utama membuat video. Sebenarnya kamera smartphone pun tidak masalah. Tapi, menurut saya, biar bagaimanapun kamera yang memang dirancang khusus untuk menangkap gambar dan audio visual tetap lebih unggul ketimbang kamera smartphone.

Dan, itulah yang lantas mendorong saya untuk nekat membeli Canon Powershot SX610 HS. Bukan kamera mahal, sekalipun jauh lebih mahal dari smartphone Asus Zenfone C yang saya pakai. Harga kamera Rp 2 juta lebih sedikit di Bukalapak, jadi jangan bandingkan dengan kamera DSLR yang harganya tiga-empat bahkan 10 kali lipatnya.

Tapi saya sudah dibuat puas sekali dengan kemampuan kamera satu ini. Resolusinya 20,2 megapiksel, dengan sensor BSI CMOS berukuran 1/2.3" yang memungkinkan kita mengambil foto sebesar 5184x3888 piksel, ISO maksimum 3200. Jujur saja saya kurang begitu paham dengan teknis begini. Yang saya tahu, dengan resolusi sebesar 20 MP saya bisa membuat video berkualitas baik, setidaknya high definition (HD).

Lensa yang digunakan kamera ini memiliki focal length 25–450 mm pada standar kamera 35mm. Lalu prosesor Digic 4+ yang tertanam menyertakan fitur Noise Reduction untuk meminimalisir gangguan saat pengambilan gambar. Hasil foto dan video jadi lebih jernih.

Lalu satu hal lagi yang saya jadikan pertimbangan utama dalam memilih kamera adalah kemampuan zoom-nya. Canon Powershot SX610 HS memiliki optical zoom 18x, membuat saya dapat merekam orang di jarak beberapa ratus meter seperti di depan mata. Ini penting kalau mau membuat video atau foto candid alias dengan kamera tersembunyi.

Catatan: Kamera Canon Powershot SX610 HS sudah agak susah dijumpai di pasaran. Tapi kamu bisa pilih Canon SX620 HS yang mirip sekali dengan kamera yang saya pakai ini.


Kalau optical zoom 18x belum cukup, kita masih bisa melakukan zooming lebih jauh tapi dengan kualitas gambar pecah-pecah. Saya sendiri selalu berupaya agar zoom tidak melebihi 18x. Kalau mau lebih besar/dekat, saya yang mendekati obyek agar hasil rekaman tetap jernih.

Satu lagi, bagi pemula seperti saya fitur autofocus sangat membantu. Saya tidak perlu menyetel ini-itu, langsung saja bidik dan rekam. Cuma autofocus Canon Powershot SX610 HS masih terhitung lambat. Butuh beberapa detik sampai lensa bisa fokus ke obyek yang dibidik.

Overall, kalau pakai standar price per performance saya akan beri nilai 8 untuk kamera ini. Ada beberapa kekurangan, tapi itu tidak terlalu mengganggu. Yang pasti kalau kebutuhannya hanya mengambil foto atau merekam video standar, kamera ini sudah lebih dari cukup. Saya sangat menyarankannya bagi teman-teman yang tertarik belajar membuat video.

Saya sendiri sebenarnya sedang mengidam-idamkan kamera lain. Sebagai Canon fanboy, tentu yang saya incar kamera Canon juga. Saya mencari kamera yang terdapat jack untuk mikrofon agar video yang dihasilkan lebih oke lagi kualitas audionya. Lihat-lihat di laman kamera Canon Lazada ini, saya dibuat kepincut oleh satu-dua kamera.

Cuma kamera baru itu masih rencana ke depan. Nanti dululah, sembari menabung saya puas-puaskan membuat video dan jeprat-jepret memakai Canon Powershot SX610 HS. Fokus pada peningkatan skill. Toh, apalah gunanya kamera bagus dan mahal kalau skill kita abal-abal. Hehehe, no offense ya. :)

Oya, berikut ini contoh video hasil rekaman Canon Powershot SX610 HS. Untuk contoh hasil foto, foto kedua dan ketiga pada posting ini dijepret menggunakan kamera kesayangan saya tersebut.



Catatan: BUKAN SPONSORED POST.

Kurir-Kurir JNE dan Sepaket Kegembiraan untuk Keluarga Kami

$
0
0

JUMAT, 4 Maret 2011. Usai salat Magrib, saya dan istri bercengkerama di kamar bersama si sulung yang belum genap setahun. Tengah asyik mendengarkan celoteh si kecil, terdengar ketukan di pintu depan. Saya bergegas menghampiri. Seorang lelaki seumuran saya berdiri memegang sebuah paket berwarna merah.

"Pak Eko Nurhuda-nya ada?" tanya tamu tersebut begitu saya berdiri di hadapannya. Berkaos biru muda dipadu celana jins warna senada, saya tak mendapat clue sedikit pun siapa orang ini. Tapi saya selalu percaya setiap tamu adalah pembawa rejeki.

"Saya sendiri," jawab saya. "Silakan masuk, Mas."

Lalu kami duduk di kursi, berhadap-hadapan berbataskan meja kaca. Lelaki tersebut meletakkan paket yang dibawanya ke atas meja. Saya melongok sekilas. Ada secarik besar kertas putih dengan nama dan alamat saya di salah satu sisi paket.

"Ini ada kiriman paket dari Jakarta," kata tamu tersebut kemudian. Ia mengeluarkan secarik kertas dan sebatang pena, lalu disodorkan ke saya. "Tolong tanda tangan di sini, Mas."

Saya menurut. Membubuhkan tanda tangan di bagian kertas yang ditunjuk oleh tamu tadi. Lalu paket diserahkan pada saya. Cepat saya mencari tahu nama pengirim. Rupanya dari satu portal berita ternama. Saya langsung tahu paket tersebut berisi hadiah kuis yang saya menangkan beberapa waktu sebelumnya. (Baca:Ah, Ternyata Saya Pria Romantis...)

"Kok antar paket malam-malam sih, Mas?" Saya tidak bisa menahan diri bertanya demikian. Pertanyaan yang langsung muncul di benak sewaktu Mas-Mas itu menyebut ada kiriman paket untuk saya.


"Iya, Mas. Bisanya nganter cuma malam sambil pulang kerja," jawabnya sembari tersenyum. Ia mengganti panggilan pada saya dari Bapak menjadi Mas. "Maklum, tenaganya masih kurang. Jadi, harus bagi-bagi waktu untuk antar paket ke semua penerima."

"Ooo..." Entah kenapa itu respon yang keluar dari mulut saya. "Ekspedisinya apa sih, Mas?" tanya saya lagi.

"JNE. Yang di Pelutan," jawab Mas-Mas yang di kemudian hari saya kenal baik itu. Namanya Khunaefi, salah satu karyawan perintis di JNE Pemalang. Orang inilah yang kelak banyak membantu saya ketika mendapat masalah dengan paket-paket yang saya kirim ke pelanggan melalui JNE.

"Dipaksa" Pakai JNE
Kejadian lima tahun lalu tersebut merupakan kali pertama saya bersentuhan dengan JNE. Pertama kali mendapat kiriman barang melalui JNE. Sebelum-sebelumnya saya lebih akrab dengan TIKI, perusahaan ekspedisi yang didirikan oleh Soeprapto Soeparno ayah Presdir JNE saat ini, Mohamad Feriadi.

Sewaktu merintis usaha online di Jogja pada medio 2009, saya memakai TIKI sebagai jasa pengiriman andalan. Alasannya cuma satu: konternya terletak tepat di sebelah kos saya! Jadi tak heran begitu pindah ke Pemalang pada Mei 2010 yang pertama kali saya cari adalah konter TIKI terdekat.

Lalu datanglah paket yang diantar Mas Khunaefi tadi. Tapi saya sempat lupa dengan JNE karena tidak pernah mengirim barang menggunakan perusahaan tersebut. Juga tidak pernah lagi menerima paket yang diantar JNE. Setiap kali ada pesanan saya selalu menawarkan TIKI dan perusahaan pengiriman plat merah. Dan pembeli biasanya lebih memilih TIKI.

Sampai kemudian ada pesanan dari seseorang di Kepulauan Riau. Masih tercatat jelas dalam dokumen penjualan yang saya simpan, nama pembeli itu Trisdiandi. Nilai ordernya total cuma Rp47.000, tapi ia mengirim uang sebanyak Rp100.000 dengan satu pesan tegas: "Tolong dikirim dengan JNE ya, Mas. Jangan pakai yang lain."

Pembeli adalah raja. Jadi, saya harus mengirim pesanan tersebut lewat JNE. Tidak boleh ditawar.

Momen inilah yang kemudian mengingatkan saya pada Mas Khunaefi. Dua kejadian tersebut terbentang nyaris setahun lamanya. Tapi saya masih ingat betul Mas Khunaefi menyebut nama Pelutan, sebuah kampung di utara alun-alun Pemalang, sebagai kantor JNE. Saya pun mengarahkan sepeda motor ke sana.

Sempat celingak-celinguk, akhirnya sampailah saya di JNE Pemalang. Konternya masih menumpang di teras dan sebagian ruang depan rumah tua milik keluarga besar Pak Agus, owner JNE Pemalang. Di konter ada dua perempuan yang kemudian saya kenal sebagai Mbak Ade dan Mbak Aci. Nama kedua masih kerabat dekat Pak Agus, tugas utamanya sebagai admin namun juga merangkap resepsionis.

Sembari menunggu Mbak Ade menulis resi, saya bertanya-tanya mengenai sistem tarif JNE. Di luar dugaan Mbak Aci malah menyodorkan katalog tarif terbaru. Pucuk dicinta ulam tiba! Sejak hari itu (Rabu, 8 Februari 2012) saya jadi sering ke JNE.


Jasa Kurir Andalan
Dalam perjalanannya, pembeli-pembeli saya yang kebanyakan berasal dari kawasan Jabodetabek ternyata lebih prefer memakai JNE. Masa itu tarif reguler Pemalang-Jakarta masih Rp11.000, dan kiriman sampai dalam waktu hanya satu hari kerja. JNE Express bukan cuma sekedar slogan, tapi memang benar-benar cepat!

So, tak heran kalau dalam catatan pengiriman saya paket-paket via JNE selalu mendominasi. Contohnya kiriman pada Februari 2013 di atas.

Lihat, dari total 191 pesanan di bulan tersebut sebanyak 153 di antaranya dikirim lewat JNE. Itu berarti 80% pesanan saya kirim lewat JNE. Dominan!

Alhamdulillah, berkat bantuan JNE usaha online saya berkembang. Dirintis pertama kali medio 2009, lalu sempat mati suri sepanjang 2010-2011, saya kembali fokus menekuni usaha tersebut pada awal 2012.

Bermodal uang cash tak sampai Rp250.000, sebuah web yang memang terus saya rawat, serta bantuan seorang kenalan di Jogja dan juga layanan oke dari JNE, usaha saya terus menanjak pendapatannya. Hanya berjualan di rumah, usaha ini sempat mencapai omset Rp 25 juta sebulan di masa-masa keemasannya.

Berkat bantuan JNE pula saya membantu pelanggan di seluruh Indonesia mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Testimoni demi testimoni saya dapatkan begitu paket yang saya kirim sampai ke tangan pemesan.

Sampai sekarang saya masih menyimpan capture testimoni pembeli. Di bawah ini beberapa di antaranya.


Dari awalnya "dipaksa" pembeli, kini saya malah begitu mengandalkan JNE untuk urusan kirim-mengirim paket. Bukannya tanpa alasan, sebab JNE sendiri semakin menunjukkan diri sebagai perusahaan ekspedisi terdepan. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara.

Penghargaan demi penghargaan mulai berdatangan sebagai bentuk pengakuan atas prestasi yang dicapai JNE. Bahkan tahun 2015 lalu JNE pernah meraih tiga award hanya dalam waktu dua bulan. Dan ketiganya merupakan penghargaan bergengsi.

Dalam ajang Indonesia Original Brand Awards yang diselenggarakan oleh majalah SWA dan Business Digest di Intercontinental Hotel Jakarta, 26 Agustus 2015, JNE mendapat predikat The 1st Champion of Indonesia Original Brand 2015 untuk kategori Express Courier.

Bulan berikutnya, September 2015, dua penghargaan sekaligus disabet JNE. Yang pertama adalah Indonesia WOW Brand 2015 kategori Logistics Industry yang trofinya diserahkan langsung Hermawan Kertajaya, Founder & CEO MarkPlus Inc. Lalu award kedua adalah Indonesia Best eMark Award 2015 kategori Transportation and Logistics dari Telkom University Bandung.

Tahun ini, JNE kembali dianugerahi penghargaan dari iDEA (Indonesian E-Commerce Association) yang bekerjasama dengan MARS Indonesia serta majalah SWA. Dalam ajang Indonesia E-Commerce Award 2016, JNE dinobatkan sebagai peraih penghargaan tertinggi pilihan konsumen Indonesia yaitu Platinum Winner kategori Jasa Pengiriman.

Belum lama ini, tepatnya pada 17 Desember 2016 lalu, JNE Depok mendapat award dari Departemen Komunikasi dan Informatika.



Terus Berbenah
Seiring dengan itu, terobosan demi terobosan terus diluncurkan oleh JNE. Mulai dari layanan JNE Dropbox di beberapa titik strategis bagi pelanggan yang jarang berada di rumah. Ada juga JNE Trucking yang semakin diperkuat awareness-nya. Dan diantara semua itu yang paling fungsional bagi pedagang online seperti saya adalah aplikasi MyJNE.

Aplikasi MyJNE diluncurkan pada Februari 2016. Kita bisa mengunduhnya di Google PlayStore secara gratis. Manfaatnya sangat banyak. Mengecek tarif pengiriman (MyTariff), melacak perjalanan paket (MyShipment), mencari lokasi agen JNE terdekat (Nearby) kalau kebetulan sedang berada di luar kota, dan bagi saya jagoannya adalah fitur MyCOD.

Kalau istilah "COD" yang biasa dipakai dalam transaksi online adalah akronim dari cash on delivery atau bayar di tempat, kepanjangan "COD" dalam MyCOD adalah cash on digital. Maksudnya? Fitur ini semacam rekening bersama (rekber). Jadi, MyCOD menjembatani pembayaran dari pembeli kepada penjual untuk meningkatkan kenyamanan bagi kedua belah pihak.

Dengan MyCOD, alur transaksi penjualan sedikit berubah. Jika biasanya saya memberi nomor rekening ke pembeli, sekarang saya tinggal minta bantuan MyCOD untuk 'menagih' pembayaran. Pembeli akan mendapat notifikasi dari aplikasi. Dalam invoice yang dikirim MyCOD tertera jumlah yang harus dibayar beserta nomor rekening tujuan pembayaran. Dan itu bukan rekening saya sebagai penjual.

Setelah pembeli melakukan pembayaran, gantian penjual yang mendapat notifikasi. Selanjutnya tinggal kirim paket sesuai pesanan pembeli. Kemudian masukkan nomor resi pengiriman ke dalam akun MyCOD. Pembeli sekali lagi akan mendapat notifikasi begitu nomor resi diinput. Praktis.

Fitur MyCOD pada aplikasi MyJNE membuat transaksi lebih simpel. Saya tidak perlu meminta pembeli mengirim foto atau sreenshot bukti transfer. Sebaliknya, saya juga tidak perlu mengirim nomor resi pengiriman paket sebagai bukti pesanan benar-benar dikirim. Aplikasi MyJNE-lah yang akan melakukan itu semua.



Baca lebih lengkap mengenai fitur MyCOD di posting Layanan MyCOD JNE Bikin Penjual Nyaman Pembeli Tenang.

Promosi demi promosi juga dilancarkan untuk semakin mengenalkan JNE secara lebih luas. Memperingati HUT Kemerdekaan RI pada Agustus lalu, misalnya, JNE menggelar pawai motor dan mobil di 20 kota se-Indonesia. Hari itu juga diperkenalkan seragam baru bagi kurir-kurir JNE.

Lalu saat memperingati hari ulang tahunnya yang ke-26, JNE menggelar Hari Bebas Ongkos Kirim (HARBOKIR) pada 26-27 November 2016. Selama dua hari tersebut pelanggan bebas mengirim paket tanpa dipungut ongkos kirim sepeserpun. Mantap! Sayangnya saya kok ya pas tidak ada yang mau dikirim dua hari itu. Hiks.

Di Pemalang sendiri JNE sudah banyak berbenah. Dulu karyawannya di kantor agen hanya dua orang, Mbak Ade dan Mbak Aci, serta beberapa orang kurir. Dua diantaranya kemudian sering berhubungan dengan saya karena kerap datang ke rumah mengantar paket,yakni Mas Khunaefi dan Pak Aji. Lalu personil di bagian resepsionis bertambah dengan masuknya Deffi Winda Elisa.

Seiring berjalannya waktu, JNE pindah ke dari Pelutan ke Jl. Jenderal Sudirman Timur di daerah Wanarejan. Menyewa sebuah ruko megah dua lantai, sembari membangun gedung sendiri di seberang kantor lama. Jumlah karyawannya bertambah lagi, baik di bagian resepsionis maupun kurir. Demikian pula dengan jumlah mitranya.

Oya, yang tak kalah menarik bagi saya adalah dipakainya surat resi elektronik sejak awal 2014. Sebelum itu JNE Pemalang menggunakan resi manual yang ditulis tangan. Bisa dibayangkan betapa capeknya Mbak Ade dan Mbak Aci menulis resi demi resi setiap hari. Padahal saya saja sekali kirim antara 5-10 paket. Pernah sampai lebih dari 20 paket.


Makanya setiap hari saya bisa nongkrong di JNE antara 30 menit sampai satu jam untuk menunggu antrian, lalu menunggu resi selesai ditulis semua. Karena tak mau menunggu lama, saya memberanikan diri meminta resi untuk diisi sendiri di rumah. Jadi saya datang ke JNE Pemalang membawa paket lengkap dengan resinya. Mbak Ade atau Mbak Aci tinggal cross check nominal ongkos kirim, lalu teken. Menurut saya ini win-win solution bagi kedua belah pihak.

Ide saya disetujui. Mula-mula saya diberi 10 lembar resi kosong, dan setiap kali habis kembali diberi 10 lembar lagi. Tugas menulis resi berpindah ke istri yang dengan senang hati membolak-balik katalog untuk melihat tarif sesuai kota tujuan. Kesibukan ini dilakukan istri selama beberapa bulan, sampai kemudian JNE Pemalang memakai resi elektronik.

Kurir-Kurir Pengantar Kegembiraan
Selain menjadi mitra dalam usaha online saya, JNE melalui kurir-kurirnya juga merupakan pengantar kegembiraan bagi kami sekeluarga. Tinggal di kota kecil seperti Pemalang, saya sering berbelanja berbagai barang di toko-toko online yang berbasis di luar daerah. Mulai dari mainan anak-anak, pakaian, sampai gadget dan alat eletronik.

Ada beberapa alasan kenapa saya lebih sering berbelanja online. Yang terutama sih karena barang incaran saya tidak bisa saya temukan di Pemalang. Misalnya sewaktu saya membeli kamera Canon Powershot SX610 HS beberapa bulan lalu.

Kamera tersebut tidak dijual di Pemalang, bahkan di toko elektronik terbesar di kota ini sekalipun. Mungkin saya bisa saja membelinya di Pekalongan atau Tegal, dua kota terdekat yang lebih maju. Tapi itu hanya sebatas kemungkinan. Yang jelas agen resmi Canon terdekat ada di Semarang, 4 jam perjalanan darat dari Pemalang.

Cari punya cari di berbagai toko online dan marketplace, dapatlah satu penjual yang menawarkan harga terbaik di Bukalapak. Bungkus! Untuk pengiriman tentu saja saya memilih JNE. Ini buktinya :)


Saya tak fanatik dengan satu toko online atau marketplace tertentu. Saya punya akun di mana-mana, jadi saya bisa berbelanja di manapun tergantung situs mana yang menyediakan barang incaran saya dengan harga terbaik.

Kamera tadi misalnya. Kameranya saya beli di Bukalapak. Tapi ketika saya tidak menemukan baterai cadangan yang pas di marketplace tersebut, saya cari di Tokopedia. Voila! Bertemulah saya dengan satu pedagang yang menyediakan apa yang saya cari. Harganya pun pas di kantong.

Tempat belinya boleh pindah, tapi untuk jasa pengiriman tetap pakai JNE dong. Kebetulan saya sedang berada di Jakarta, jadi saya pakai alamat kantor adik untuk pengiriman paket.


Belum lama ini saya butuh external harddisk drive. Laptop sudah begitu penuh oleh file video, sedangkan saya akan terus menghasilkan video-video baru untuk channel YouTube. Jadi saya butuh space ekstra sebagai tempat penyimpanan.

Lagi-lagi saya melakukan penelusuran ke berbagai toko online dan martketplace. Kali ini rejeki saya di Lazada. Di sana ada satu penjual yang menawarkan external HDD merek Western Digital berkapasitas 1 TB seharga kurang dari Rp800.000, sudah termasuk ongkos kirim JNE reguler.

Wah, rejeki mana boleh ditolak! Langsung saja saya ambil barang tersebut, dan diantar oleh kurir JNE dua hari setelah dikirim seller dari Jakarta.


Untuk mainan anak-anak sama saja. Saya akan mencari di semua toko online dan marketplace sampai dapat mainan yang pas di hati, juga harganya pas di kantong. Kalau lihat satu mainan bagus, saya akan banding-bandingkan harganya antara satu toko dengan toko lain. Begitu dapat harga terbaik, bungkus deh.

Salah satu mainan anak yang saya beli secara online adalah PlayPad buatan China. Dapatnya di Elevenia, sedangkan lokasi seller berada di Surabaya. Saya sendiri sewaktu melakukan pemesanan sedang menghabiskan libur lebaran di Jambi bersama anak-istri.

Tidak masalah. Berkat bantuan JNE paket tersebut dapat dikirim ke Pemalang tepat waktu. Sewaktu kami sampai di Pemalang, paket-paket dari Surabaya itu sudah lebih dulu diantar oleh kurir JNE.

Alangkah senangnya anak-anak saya sewaktu mereka membuka paket berisi PlayPad itu.


Begitulah. Sejak pertama kali menerima paket yang diantar Mas Khunaefi lima tahun lalu, kegembiraan selalu saya rasakan setiap kali mendapat paket dari JNE. Kegembiraan yang selalu sama. Tak pernah berubah apapun isi paketnya dan dari siapapun pengirimnya.

Entah itu barang belanjaan saya sendiri, kiriman produk untuk diulas di blog, maupun hadiah-hadiah lomba, semuanya selalu membuat wajah kami berseri-seri saat menerimanya. Anak-anak biasanya bakal berlari-lari girang ke halaman rumah begitu melihat kurir JNE datang. Lalu dengan penuh penasaran mereka bertanya apa isi paket yang saya terima.

Pernah saya mendapat kiriman paket dalam packing kayu. Paket itu sebenarnya tidak terlalu besar, namun packing kayunya membuat paket tersebut terlihat begitu mencolok. Anak-anak bukan main penasarannya ingin cepat-cepat membuka paket dan mengetahui apa isinya sampai-sampai harus dikemas sedemikian rupa.

Dan, lihatlah di video ini betapa antusiasnya mereka sewaktu membongkar paket tersebut.



SELAMAT ULANG TAHUN, JNE!

*****

Referensi:
- http://www.destinasibandung.co.id/jne-raih-3-penghargaan-dalam-waktu-2-minggu.html
- http://www.jne.co.id/id/berita/berita-detail/jne-perusahaan-jasa-pengiriman-terbaik-pilihan-konsumen
- http://www.jne.co.id/id/berita/event-and-promo/promosi/harbokir-hari-bebas-ongkos-kirim
- http://us.news.detik.com/adv-nhl-detikcom/3287283/jne-gelar-parade-motor-dan-mobil-di-20-kota-dalam-rangka-memeriahkan-kemerdekaan-ri
- http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kisah-mohammad-feriadi-merintis-karir-di-jne-1

Foto & Ilustrasi:
Foto 1: www.jne.co.id
Foto 2-4: Dokumentasi pribadi
Ilustrasi 5:Screenshot laman Bukalapak
Ilustrasi 6:Screenshot laman Tokopedia
Ilustrasi 7:Screenshot laman Lazada Indonesia
Ilustrasi 8:Screenshot laman Elevenia


Tips Belanja di Sale Natal-Tahun Baru dan Produk Elektronik

$
0
0

AKHIR tahun semakin dekat. Pusat-pusat perbelanjaan dan toko-toko online mulai menawarkan berbagai diskon menarik. Maklum, sudah jadi semacam tradisi kalau tingkat konsumsi meningkat jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Awas, jangan sampai "terjebak" diskon dan promo. Bersikaplah bijak agar belanja akhir tahun nggak bikin kantong jebol.

Coba cek mailbox, sudah berapa kali toko-toko online tempat kamu pernah belanja mengirim email promosi? Kalau setiap toko mengirimi satu email saja setiap hari, maka mailbox kita mendapatkan tujuh tawaran sale akhir tahun dalam sepekan terakhir. Itu baru dari satu toko online ya.

Saya sendiri entah sudah menghapus berapa belas atau malah puluh email semacam itu. Isinya tawaran berbagai promo dan diskon. Mulai 15%, 25%, sampai ada yang 80-90%. Mulai dari toko sepatu, pembuatan memorabilia, dan tidak ketinggalan marketplace yang menyediakan segala macam barang.

Memang sebenarnya ada satu yang jadi incaran saya: televisi layar datar ukuran minimal 24". Bukan, bukan untuk menonton siaran televisi. Saya butuh ini untuk keperluan video editing. Jadi lebih sebagai monitor besar yang akan dihubungkan dengan laptop, jadi saya dapat mengedit video dengan dua monitor sekaligus.

Hanya saja budget-nya belum ada nih. Mau tidak mau saya harus rem dulu keinginan tersebut. Padahal sedang ada banyak diskon year-end sale. Dan televisi incaran saya sedang didiskon 23% di Lazada. Sayangnya. Tapi saya tetap saja tidak tertarik karena sadar diri belum saatnya membeli sekalipun email-email promosi terus membanjir.

Nah, seringkali tawaran yang begitu gencar membuat kita penasaran, lantas tertarik, dan ujung-ujungnya membeli. Kalau barang yang dibeli memang sedang dibutuhkan tidak jadi masalah. Tapi tak jarang kita membeli hanya karena ingin membeli, dengan alasan-alasan yang sebenarnya hanyalah apologi semata untuk membenarkan khilaf dompet.

Okelah, khilaf satu barang masih bisa dimaafkan. Yang gawat kalau lihat diskon di sini beli, tahu diskon di sana beli lagi, lihat toko online langganan menggelar promo lagi-lagi beli. Tahu-tahu jumlah tagihan membengkak. Padahal tidak semua barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan.

So, agar belanja akhir tahun tidak malah membebani keuanganmu, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.


1. Manfaatkan Sale Natal dan Tahun Baru
Akhir tahun begini identik dengan promo Natal dan Tahun Baru atau Christmas New Year Sale. Berbagai toko serta merchant menawarkan promo dengan diskon tidak tanggung-tanggung. Biasanya karena sekaligus dijadikan momen cuci gudang, diskonnya rata-rata 50% bahkan ada yang berani memberi diskon 70%. Wow!

Jangan sia-siakan momentum ini. Manfaatkan berbagai sale dan promo tersebut untuk mendapatkan barang-barang incaranmu. Lumayan, kita bisa menghemat banyak karena membeli jauh di bawah harga pasaran. Kelebihan anggaran dapat dibelanjakan barang lain, atau disimpan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga.

Sebelum memutuskan beli di mana, coba lihat-lihat ke berbagai toko online atau marketplace yang menawarkan promo Natal dan Tahun Baru. Lihat toko mana yang memberikan diskon terbesar untuk barang-barang dalam wishlist-mu. Kalau sudah dapat, segera eksekusi! :)

2. Buat daftar belanja
Ini penting sekali diingat setiap kali kita mau belanja. Yang membuat kantong bolong saat berbelanja adalah karena kita tidak tahu mana yang dibutuhkan, dan mana yang hanya kita inginkan. Semuanya dibeli, barulah begitu sampai di rumah kaget melihat tagihan. Belum lagi timbul penyesalan karena beberapa barang yang dibeli rupanya tidak benar-benar dibutuhkan.

Membuat daftar belanja menjadikan kita benar-benar fokus hanya pada barang-barang yang dibutuhkan, atau dapat membantu meningkatkan produktivitas. Manfaat lainnya, kita dapat memperkiraan berapa budget yang diperlukan untuk membeli seluruh kebutuhan tersebut.

Jadi, sebelum berburu diskon catat dulu apa-apa saja yang sedang dibutuhkan. Masukkan barang-barang tersebut dalam daftar prioritas dan harus dibeli segera. Buang jauh-jauh keinginan akan satu-dua barang yang bisa ditunda, apalagi jika tidak ada manfaatnya sama sekali.


3. Taati daftar belanja
Daftar belanja tidak akan banyak membantu jika kita tidak mau menaatinya. Jangan setelah semua barang dalam daftar belanja terbeli, lalu seenaknya saja membeli yang lain-lain lagi. Siap-siap saja melotot lihat struk belanja kalau begitu caranya.

Taati daftar belanja secara disiplin. Bertekadlah untuk hanya membeli barang-barang dalam daftar tersebut, abaikan yang lain. Beda cerita kalau ternyata setelah seluruh kebutuhan terbeli masih ada sisa uang. Kita tentu sah-sah saja menghabiskan uang yang sudah dianggarkan tersebut.

4. Ketahui harga asli
Kita seringkali begitu mudah terbuai oleh diskon. Begitu melihat tanda diskon sekian puluh persen, tanpa pikir panjang langsung klik dan beli. Padahal bukan rahasia umum kalau diskon-diskon seperti itu adalah gimmick. Apalagi kalau barang yang didiskon merupakan produk keluaran terbaru.

Cermati dan ketahui harga asli barang yang diincar. Dari situ kita akan punya patokan harga. Kita bisa lihat apakah setelah didiskon sekian puluh persen harganya benar-benar menurun, atau malah sama saja? Kalau benar-benar turun, sikat deh!iPad Mini, idaman lain :)

5. Cari tahu kenapa barang itu didiskon
Ada beberapa alasan toko memberi diskon. Dan di momen akhir tahun seperti ini biasanya karena alasan cuci gudang, alias menghabiskan stok. Di penghujung tahun mereka akan tutup buku, dan mereka tidak ingin laporan tahunan dipenuhi catatan barang menumpuk di gudang.

Selain untuk memperlancar cashflow, ganti tahun berarti ganti model baru lagi. Ini biasa terjadi untuk produk-produk fashion, juga gadget dan elektronik. Kalau sudah ada seri terbaru, seri lama jadi lebih susah dijual. Jadi sebisa mungkin stok lama harus dihabiskan sebelum tahun berganti.

Alasan lain pemberian diskon karena barang tersebut cacat produksi, atau reject. Ketimbang tidak laku-laku dengan harga normal, lebih baik dibanting semurah-murahnya saja supaya tidak jadi "uang mati." Ini semua harus diketahui sebelum berbelanja agar tidak muncul penyesalan karena, misalnya, ternyata barang yang kita beli adalah produk reject banyak lecet-lecet.

6. Bandingkan di toko lain
Agak ribet memang. Tapi kalau menginginkan harga paling murah, cobalah lakukan riset di beberapa toko. Jangan hanya terpaku pada satu tempat, sebab beda toko beda pula diskonnya. Beda marketplace, tentu beda penawarannya.

Mungkin diskonnya sama-sama 50%, tapi di marketplace sebelah plus gratis ongkos kirim. Lumayan, bukan? Atau potongan harganya lebih kecil, namun penjualnya memberi bonus barang lain. Yang tak kalah penting adalah pemberian cashback atau poin berdasarkan nilai belanja. Walaupun terhitung sedikit, tapi lama-lama akan terasa lho.

Jangan lupakan juga soal pengiriman. Ada penjual yang hanya mau mengirim dengan satu jasa ekspedisi tertentu, di tempat lain seluruh jasa pengiriman disediakan. Pilih mana, coba?


7. Gunakan aplikasi diskon
Lho, bukankah pusat-pusat perbelanjaan dan toko online sudah memberi diskon, untuk apalagi aplikasi diskon? Jawabannya, agar bisa lebih hemat lagi pengeluarannya. Situs-situs penyedia diskon seperti ini biasanya mempunyai penawaran khusus yang bahkan tidak akan didapat dari tokonya sendiri.

Misalnya Paylesser Indonesia. Situs ini bekerja sama dengan banyak sekali toko online terkemuka di tanah air. Salah satunya dengan Lazada Indonesia. Jadi kalau ingin berbelanja di Lazada jangan lupa mampir dulu ke situs Paylesser untuk mencari tahu Voucher Lazada terbaru.

Sama halnya toko-toko online, situs-situs penyedia diskon dan kupon belanja juga memanfaatkan betul momen akhir tahun. Dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru, Paylesser mengadakan berbagai promo & diskon yang sangat sayang dilewatkan. Coba saja buka halaman Christmas New Year Sale di situsnya dan lihat promo apa saja yang ditawarkan.

Butuh mobil baru? Dapatkan potongan harga fantastis untuk setiap pembelian mobil Toyota sampai dengan Rp 32 juta dengan cara membeli di Blibli.com menggunakan kode promo Paylesser. Yang butuh gadget terbaru tak perlu iri. Ada berbagai penawaran & kupon diskon yang tak kalah heboh untuk smartphone atau tablet incaranmu dengan berbelanja di MatahariMall.com lewat Paylesser.

Pendek kata, kita bisa mendapatkan diskon lebih jika menggunakan aplikasi diskon seperti Paylesser. Dengan demikian budget belanja akhir tahun jadi lebih hemat. Nggak akan ada cerita kantong jebol setelah belanja akhir tahun.

*****

Itu tadi tips-tips bagi kamu yang sudah siap-siap memecah celengan untuk berbelanja di akhir tahun. Bijak-bijaklah dalam membelanjakan uang, jangan sampai terjadi penyesalan di belakang hari.

Semoga bermanfaat!

Foto & Ilustrasi:
Gambar 1: Banner promosi Zalora
Gambar 2: Screenshot laman Lazada
Gambar 3: https://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-images-shopping-list-image2511009
Gambar 4: Foto di laman https://www.macstories.net/stories/ipad-mini-our-complete-overview/
Gambar 5: Screenshot laman Paylesser

Tahun yang Membangkitkan Optimisme

$
0
0

TINGGAL hitungan jam hari terakhir di tahun 2016 bakal berlalu. Tepat pada pukul 00.00 WIB nanti hari baru sekaligus membawa tahun baru, 2017. Saya tak sabar menantikan apa yang bakal diberikan tahun baru ini. Namun sebelum itu saya ingin mengilas-balik apa saja yang telah terjadi sepanjang 2016.

Sejak memutuskan berhenti berdagang uang lama pada akhir 2014, lalu disusul mengundurkan diri sebagai content writer di sebuah blog populer awal 2015, saya resmi "menganggur" total. Masa-masa yang sulit bagi saya dan istri. Terlebih anak-anak mulai masuk sekolah dengan diawali Damar di Taman Kanak-Kanak.

Toh, saya dan istri percaya sepenuhnya Allah-lah Sang Pemberi Rejeki. Berdagang, menjadi content writer, apapun itu semuanya hanyalah perantara. Artinya, meskipun tak lagi berdagang dan berstatus content writer, rejeki untuk kami tetap ada. Allah menyalurkannya lewat perantara lain yang terkadang tidak kami duga-duga.

Teman-teman dan saudara yang tahu persis berapa pendapatan saya sewaktu masih berdagang uang lama bertanya-tanya kenapa saya menghentikan usaha tersebut. Well, jawabannya terkait dengan keyakinan. Intinya saya sudah tidak mantap lagi memperdagangkan uang lama, sehingga merasa lebih nyaman untuk meninggalkannya.

Alhamdulillah, meski sempat agak kaget dengan perubahan kondisi finansial yang teramat drastis, kami mampu bertahan. Ada saja jalan yang diberikan Allah sehingga kami terus-menerus mendapatkan rejekinya dari berbagai pintu. Salah satunya lewat program periklanan WordAds dari blog sepakbola yang saya kelola.

Mendekati akhir 2015, saya semakin mantap untuk kembali memaksimalkan skill menulis untuk mencari nafkah. Sebenarnya masih ingin berdagang lagi. Namun saya belum menemukan produk apa yang hendak dijual, jadi ini untuk rencana jangka panjang saja. Untuk saat ini saya ingin kembali menulis.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengaktifkan blog pribadi ini. Bungeko.com terlantar sejak akhir 2011. Sempat saya ubah jadi blog sepakbola, lalu ganti jadi blog gado-gado yang mengangkat semua hal yang sedang trend, dipindah ke WordPress, dikembalikan lagi ke Blogger, dan lagi-lagi dibiarkan terlantar.

Berkah Ikut Fun Blogging
Adalah Fun Blogging yang kemudian membuat saya kembali bersemangat mengurus Bungeko.com. Saya kenal komunitas ini dari banner yang terpajang di blog Pakde Abdul Cholik. Di tahun 2011, di masa-masa awal beliau ngeblog, kami selalu saling kunjung dan berbalas komentar. Saya malah pernah memenangkan giveaway yang diadakan Pakde waktu itu.

Awalnya saya membuka situs Fun Blogging. Tapi tak banyak informasi yang saya dapat di sana. Lalu saya buka grupnya di Facebook. Sama saja, sebab itu grup tertutup sehingga saya harus bergabung terlebih dahulu untuk bisa mengetahui isinya.

Didorong rasa penasaran saya banyak bertanya mengenai Fun Blogging kepada Pakde. Ndilalah, waktu itu tengah dibuka pendaftaran angkatan 8, 9, dan 10. Saya nekat mendaftar. Incaran saya kalau tidak bisa ikut yang di Semarang, saya bakal pergi ke Jogja. Syukurlah, ternyata saya bisa mengikuti event di Semarang.

Oke, saya paham soal online money-making sejak 2005. Saya bahkan sudah berpenghasilan rata-rata $250 sebulan dari blog pribadi di tahun 2007-2009. Namun apa yang saya ketahui dulu tentu berbeda jauh dengan perkembangan saat ini. Saya belajar dari nol lagi. Dan beruntung sekali saya berguru pada orang-orang yang tepat.

Dan tanpa bermaksud menyombongkan diri ataupun pamer, berikut yang telah saya dapatkan sepanjang 2016. Semuanya berkat kemurahan Allah SWT, serta bantuan dan contoh yang diberikan oleh trio founder Fun Blogging: Kak Haya Aliya Zaki, Teh Ani Berta, dan Mbak Shintaries.

1. Juara II Lomba Blog Fun Blogging 9
Tak sampai sebulan sejak mengikuti Fun Blogging 9 di Semarang, saya langsung mendapatkan rejeki. Saya terpilih sebagai Juara II dalam lomba blog yang diadakan khusus bagi peserta workshop. Hadiahnya membuat istri saya tersenyum ceria, yakni voucher Indomaret senilai Rp300.000.

Kami jadi tahu caranya berbelanja pakai voucher di Indomaret! Hahaha...

2. Job pertama + action cam
Masih di bulan April, saya langsung mendapatkan job dari Fun Blogging. Teh Ani yang mendapat proyek buzzer untuk event Traxx Unlock the City dari Daihatsu memilih saya bersama beberapa belas teman anggota grup lainnya. Fee-nya Rp250.000, fee pertama saya sebagai blogger.

Allah Maha Baik. Selain fee tersebut, saya berturut-turut masuk dalam daftar pemenang di tiga pekan penyelenggaraan event tersebut. Pekan pertama mendapat tumbler, pekan kedua voucher MAP Rp100.000, dan pekan ketiga mendapat action cam Xiaomi Yi lengkap dengan tongsis dan memory card 16GB. Wow!

3. Plesir ke Palembang, kota kelahiran
Mei 2016, nama saya masuk dalam tiga pemenang Lomba Blog Musi Triboatton 2016. Ini kali pertama saya memenangkan lomba blog sejak terakhir kali pada April 2010 dan medio 2011. Sebagai hadiah, saya diongkosi dari Pemalang ke Palembang untuk menyaksikan balapan Musi Triboatton 2016.

Yang membuat haru, beberapa pekan sebelumnya nenek saya di Palembang meninggal. Saya seharusnya datang ke sana bersama-sama Bapak, Ibu, dan adik-adik yang berdatangan dari Jambi, Jakarta dan Bogor. Tapi keadaan tak memungkinkan saya ikut datang. Ternyata Allah memberi jalan lain, sehingga saya bisa berziarah ke makam Simbah.

4. Dapat smart watch
Setelah kembali gagal sepanjang Juni, pada Juli 2016 saya terpilih sebagai Juara IV dalam lomba blog yang diadakan Bebasbayar.com. Jujur, saya sebenarnya mengincar juara II yang berhadiah smartphone karena tidak punya. Tapi Allah berkehendak lain dan saya mendapat smart watch. Lumayan.

Tak lama berselang, saya juga terpilih sebagai salah satu pemenang dalam giveaway yang diadakan Pak Nnher. Hadiahnya? Rahasia dong. Yang jelas sangat bermanfaat sekali untuk tukang ngemil seperti saya. Hahaha...

5. Plesir ke Lampung dan Banjarnegara
Agustus tampaknya jadi bulan terbaik bagi saya. Di bulan ini saya mendapat empat hadiah sekaligus. Dan hadiah-hadiahnya terhitung komplit sekali, ada barang, ada uang, dan ada jalan-jalan. Malah satu lomba memberikan dua hadiah sekaligus: uang tunai dan jalan-jalan. Nikmat Allah yang mana yang mau didustakan?

Keempat pencapaian di bulan Agustus 2016 tersebut:
- Pemenang hiburan giveaway Asus-nya Mbak Uniek, berhadiah sepatu keren dari The Warna
- 10 besar lomba penulisan Come ON Inspire yang diadakan Bank OCBC NISP, berhadiah uang tunai
- Juara lomba blog Sunpride, berhadiah jalan-jalan ke Lampung plus paket buah
- Juara III lomba blog Banjarnegara, berhadiah uang tunai dan wisata gratis

6. BALI!!!
Saya kira Agustus sudah merupakan bulan terbaik, rupanya Allah memberi rejeki lain yang lebih membahagiakan. Iseng-iseng mengikuti lomba video yang diadakan Frisian Flag Indonesia, saya dan keluarga terpilih sebagai salah satu dari tiga pemenang utama. Hadiahnya tur ke Bali selama 5 hari empat malam untuk saya, istri, dan dua anak tercinta. Masya Allah :)

Eh, itu kan bukan lomba blog? Iya. Tapi, di tahun ini saya juga tengah memperdalam keterampilan dalam olah video. Jadi, bagi saya ini merupakan hadiah yang menumbuhkan optimisme tinggi. Sepulang dari Bali saya jadi bersemangat memproduksi video untuk satu channel YouTube. Kini, channel tersebut mulai memberi hasil.

Di bulan ini saya juga mendapat hadiah yang seolah memberi tamparan. Apa itu? Paket buku My Stupid Boss ditambah banyak buku lain dari Penerbit Indonesia Tera, serta kaos. Saya sebut tamparan sebab sudah lama sekali saya tidak membaca buku. Hihihi...

6. MacBook Air
Karena keasyikan mengedit video, banyak sekali lomba blog yang saya lewatkan. Namun begitu membaca info mengenai lomba blog My BCA Experience saya tak mau absen. Saya harus ikut! Begitu tekad saya waktu itu. Mengandalkan pengalaman nyata sewaktu memesankan tiket pesawat untuk Ibu, alhamdulillah saya terpilih sebagai Juara I.

Hadiahnya? MacBook Air 11.6 inchi! Harganya berkali-kali lipat dari sepeda motor second merek Taiwan yang selama ini saya pakai. Lagi-lagi ini merupakan kemurahan Allah, sebab sudah lama sekali saya mengidam-idamkan komputer/laptop yang punya spek lebih oke untuk keperluan video editing.

Selama ini saya mengedit video menggunakan laptop dengan spek pas-pasan: RAM 2 GB, prosesor 1,4 GHz. Seringkali terjadi laptop lag atau crash saat tengah menggarap video. MacBook Air hadiah dari BCA ini pas sekali dengan kebutuhan saya. Alhamdulillah...

7. Xiaomi Mi4i
Di penghujung tahun, saya kembali iseng mengikuti lomba video. Lagi-lagi melibatkan istri dan anak-anak. Ndilalah, usaha saya sekeluarga membuahkan rejeki. Kali ini smartphone Xiaomi Mi4i yang kece badai. Anak-anak saya sampai bersorak kegirangan sewaktu saya beri tahu kalau kami masuk dalam salah satu dari 10 pemenang.

Entahlah, mungkin Allah sudah cukup menguji istri saya yang sejak September lalu tidak pegang hape. Hapenya rusak, sudah dua kali diservis tetap rusak. Mau beli baru tak ada budget.

*****

Jam di sudut kanan bawah monitor laptop saya menunjukkan angka 23:29 WIB sewaktu saya menuliskan paragraf ini. Tinggal setengah jam lagi tahun berganti. Saya berharap semoga 2017 kembali memberikan keberkahan bagi kami sekeluarga. Mau lebih banyak atau lebih sedikit, Allah Maha Pengatur Rejeki dan Maha Tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Tugas saya hanyalah berusaha dan berdoa.

Satu hal yang pasti, semua yang telah saya capai sepanjang 2016 membangkitkan satu optimisme dalam diri ini. Optimisme bahwa saya bisa mencapai apapun yang saya inginkan sepanjang saya mau berusaha secara sungguh-sungguh.

Semoga bermanfaat!









Nikmatnya Bakso Tanpa Pentol di Pemalang

$
0
0
MENYEBUT bakso, yang pertama kali terbayang di kepala biasanya bulatan-bulatan serupa bola terbuat dari campuran tepung dan daging. Beberapa orang menyebutnya sebagai pentol bakso, sebagian lagi hanya menyebutnya bakso saja.

Pentol inilah ciri khas yang membedakan bakso dengan makanan berkuah lainnya, seperti misalnya soto. Ukuran pentol bakso umumnya sebesar bola pingpong, tetapi ada juga yang besarnya menyamai bola tenis.

Sewaktu ke Desa Wonorejo di Kabupaten Situbondo, awal 2009 lalu, saya pernah mencicipi bakso berukuran sebesar mangkuk bakso itu sendiri. Sampai-sampai di dalam mangkuk hanya ada satu pentol bakso, sedangkan kuah disajikan di mangkuk berbeda.

Kalau kebetulan Anda mampir di Pemalang, kota kecil di antara Tegal dan Pekalongan, ada satu bakso khas yang sangat kondang di sini. Namanya Bakso Daging Pak Miad, atau setidaknya demikian warga sekitar menyebut bakso ini. Tapi, jangan harap menemukan pentol dalam bakso tersebut.


Pelopor Bakso
Sudah banyak orang kecele ketika pertama kali mencicipi bakso daging Pak Miad. Saat semangkuk bakso disodorkan oleh pelayan, pembeli sering bertanya-tanya heran, "Lho, kok langka ondhol-ondhole?"Ondhol-ondhol adalah istilah lokal untuk menyebut pentol bakso. Namun, setelah dicicipi cita rasanya dijamin membuat ketagihan.

Bakso daging Pak Miad sangat populer di Pemalang, terutama di wilayah Kecamatan Taman yang hanya berjarak sepelemparan batu dari kota. Pak Miad sendiri disebut-sebut sebagai pelopor pedagang bakso di Pemalang. Saat belum ada satupun orang berdagang bakso, warga Desa Banjaran ini sudah berkeliling kampung menjajakan bakso racikannya dengan pikulan bambu. Tak heran jika nama Pak Miad menjadi jaminan kelezatan rasa bakso daging khas Pemalang tersebut.

Awalnya bakso ini hanya bisa didapat di Desa Banjaran. Setelah Pak Miad meninggal pada tahun 1999, dua anak perempuannya meneruskan usaha sang ayah di dua desa berbeda. Warung asli yang di Banjaran dilanjutkan oleh Ibu Eny, sedangkan warung lainnya terletak di Desa Jebed Utara, sekitar 3-4 kilometer dari Banjaran, dikelola oleh Ibu Kusyati.

Pada perkembangannya, warung yang di Jebed Utara lebih populer. Pemilik warung yang terletak persis di seberang jalan Tugu Jebed Utara itu tampak lebih piawai menjajakan bakso warisan ayahnya. Meski kondisi warung yang dinamainya Bakso Daging Putri Miad begitu sederhana, hanya berupa warung kayu berlantai tanah dengan dinding bercat kapur, pembelinya selalu ramai.

Konsumen Bakso Daging Putri Miad kebanyakan dari kalangan pegawai dan siswa sekolah yang sehari-hari melintasi jalan di depan warung. Pembeli bakal membludak pada jam-jam makan siang. Pembeli tak cuma dari kantor-kantor atau sekolah di sekitaran warung, tapi juga tempat-tempat lain yang jaraknya bisa 5-7 kilometer bahkan lebih.

Saat musim mudik tiba, para pemudik yang melintasi jalan di depan warung Kusyati ikut mampir. Jalan tersebut merupakan jalur alernatif Jakarta-Pekalongan dan bisa tembus sampai Semarang, selalu dipadati kendaraan setiap jelang Lebaran.

Menurut sebuah sumber, Bu Kusyati sudah membuka cabang di Desa Mulyoharjo yang jauh lebih dekat dengan pusat kota Pemalang. Di sini kondisi warungnya tampak lebih bagus, paling tidak bangunannya sudah berdinding beton. Tak seperti warung di Jebed Utara yang masih berupa bangunan kayu sederhana dan berlantai tanah.


Okelah, Ini Bakso yang Berbeda
Seperti bakso pada umumnya, Bakso Daging Putri Miad disajikan dalam mangkuk. Bedanya, mangkuk yang digunakan lebih kecil seperti pada umumnya hidangan soto di wilayah utara Jawa Tengah. Sebagai pengganti pentol bakso, di dalam genangan kuah panas terdapat irisan daging kerbau disertai irisan tomat hijau dan daun bawang.

Perbedaan lain, sebelum dihidangkan di bagian atas bakso ini ditaburi bawang goreng dan bubuk kerupuk. Disebut bubuk kerupuk karena memang terbuat dari kerupuk yang ditumbuk halus. Lalu kalau bakso lain biasa disantap dengan sendok-garpu, Bakso Daging Putri Miad disajikan dengan sendok lebar seperti yang digunakan oleh penjual es buah.

Sebagai teman makan, disediakan dua piring masing-masing berisi irisan lontong dan kerupuk panjang yang dikenal sebagai kerupuk jentik atau kerupuk jari oleh penduduk lokal. Tak ada saus tomat, selain tisu di atas meja hanya ada botol kecap. Itu pun tak banyak yang menyentuh karena dianggap malah akan merusak cita rasa.

Karena pertimbangan jarak, saya memilih mendatangi bakso daging yang di Jebed Utara. Warung ini bahkan sudah terlihat dari depan Balai Desa Jebed, tetangga Desa Jebed Utara. Hati-hati menyeberang jalan, sebab jalur ini biasa dilewati kendaraan-kendaraan besar yang melaju kencang.

Bu Kusyati menyambut ramah setiap pembeli yang datang. Kalau pembeli tersebut udah berkali-kali datang, Bu Kusyati sudah hapal betul selera pelanggan sehingga tak perlu ditanyakan "komplit napa mboten?" atau pertanyaan lain. Saya bersama Mas Khaerul Ikhwan memesan dua porsi plus es jeruk.

Tempat duduk kami tak begitu jauh dari gerobak tempat seluruh bahan-bahan bakso daging diletakkan, termasuk dandang besar berisi kuah. Aroma kuah ini sudah tercium sejak pertama kali kami datang. Sekilas tak berbeda jauh dengan aroma kuah bakso pada umumnya.

Saat kami datang kondisi warung tengah sepi. Hanya ada dua pembeli yang tengah asyik makan di dalam. Tapi tak menunggu lama kami langsung mendapat teman, kira-kira tiga perempat tempat duduk terisi. Sudah waktunya makan siang, jadi pembeli pun berdatangan ke warung ini.


Bu Kusyati sendiri yang mengantar pesanan ke meja kami. Sebelumnya seorang perempuan, mungkin anak si Ibu, sudah terlebih dahulu menghidangkan dua piring berisi kerupuk dan irisan lontong. Lalu disusul dua gelas es jeruk. Tapi yang saya tunggu-tunggu hanyalah bakso daging sebagai hidangan utama.

Meski bernama bakso, tampilan makanan satu ini berbeda sekali dengan bakso pada umumnya. Bukan hanya karena tak ada pentol-pentol, tapi juga isi di dalam mangkuknya. Selain irisan daging kerbau ada irisan tomat hijau, irisan daun bawang, serta sejumput kerupuk halus sebagai topping. Sama sekali tak mirip bakso.

Toh, tak ada yang peduli bakso daging ini mirip bakso betulan atau tidak setelah mencicipinya. Saya sengaja tak menambahkan kecap manis maupun garam ke dalam mangkuk. Saya ingin menikmati cita rasa asli racikan Bu Kusyati. Dan... cukup satu sendok saja bagi saya untuk menjadi penggemar baru bakso daging Pak Miad.

Mencicipi dagingnya, ada alasan kenapa tak disediakan garpu apalagi pisau di atas meja. Hanya ada sedotan dan tisu. Pembeli sama sekali tidak memerlukan garpu sebab daging kerbaunya sangat empuk sekali. Bahkan rasanya tak perlu dikunyah saking empuknya. Sedangkan irisan tomat hijau memberi cita rasa asam segar alami.

Tak butuh waktu lama mangkuk di hadapan saya sudah kosong melompong. Saya malah tak sempat mencampurkan irisan lontong atau kerupuk ke dalam bakso daging pesanan saya, sudah terlanjur habis. Andai saja hari itu bukan Jumat dan jam tak menunjukkan pukul sebelas seperempat, ingin rasanya saya memesan satu porsi lagi seperti yang dilakukan seorang bapak di meja seberang.

Tertarik mencoba? Kalau kebetulan melintasi Pemalang, jangan ragu-ragu mampir dan cicipi Bakso Daging Putri Miad. Kalau belum sempat, coba saksikan dulu bagaimana saya mencicipi bakso tanpa pentol nak unik ini.

Paul Wallace Beli Mobil Idaman dari Hobi Merekam Supercar

$
0
0

SEORANG pelajar yang masih tinggal bersama orang tuanya, mengidam-idamkan punya Audi R8. Ini mobil mewah seharga lebih dari Rp 1,5 milyar. Sungguh sebuah impian gila bagi sebagian orang. Tapi Paul Wallace, nama pelajar itu, menemukan cara untuk mewujudkan impiannya dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Audi R8 merupakan mobil sport mewah produksi pabrikan Jerman, Audi AG. Pertama kali diperkenalkan pada 2006, supercar bertipe mid-engine dengan dua tempat duduk ini langsung jadi idola. Orang-orang berduit berebut memilikinya. Sementara kalangan tidak mampu menjadikannya mobil impian.

Salah satu pemimpi itu adalah Paul. Sehari-hari mengendarai Ford Focus tua milik ibunya, Paul bercita-cita membeli Audi R8. Begitu tingginya impian itu ia bentangkan.

Paul berasal dari Watford, sebuah kota kecil di timur laut London. Saya tidak tahu apakah orang tuanya penggemar Paul Wallace, pebalap kenamaan Inggris, sehingga memberi nama anaknya begitu. Yang jelas, begitu tumbuh sebagai seorang remaja, Paul sangat menggandrungi mobil mewah.

Apa yang membuat Paul tertarik pada mobil mewah antara lain karena kemampuannya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Mobil-mobil yang mendapat julukan Supercar alias mobil super. Namun bagi seorang pelajar di kota pinggiran sepertinya, impian itu sepertinya terlalu tinggi mengingat harga sebuah supercar sangat tinggi.

Untuk memuaskan hasratnya akan supercar, Paul rajin merekam mobil-mobil mewah yang ia lihat di jalanan London. Semua jenis mobil mahal yang ia lihat langsung direkam. Entah mobil itu sedang berhenti di lampu merah, diparkir, tengah melaju kencang di jalanan, atau sedang dijual pemiliknya!

Tak pandang merek tak pandang tempat, merek apapun yang ia temukan dan di mana pun mobil tersebut berada bakal direkam oleh Paul. Entah itu Lamborghini, Maserati, Aston Martin, Mercedes Benz, BMW, Porsche, Nissan, Rolls Royce, juga Audi R8 yang merupakan mobil idalamnnya, sampai merek-merek yang tidak terlalu populer di telinga awam seperti Bugatti, Pagani, Gemballa, atau Hamann.


Supercars of London
Paul kemudian membagikan vide-video hasil rekamannya di YouTube. Video pertamanya bertanggal 31 Oktober 2008, memperlihatkan sebuah Lamborghini LP640 yang tengah berhenti di lampu merah. Dalam hitungan detik mobil tersebut berakselerasi dari posisi diam hingga mencapai kecepatan 60 km/jam.

Dari sekedar iseng, Paul kemudian secara rutin meng-update kanal YouTube yang ia beri nama Supercars of London tersebut. Selama lima tahun lamanya ia konsisten mengunggah video-video mobil mewah yang berseliweran di London. Hanya video-video pendek rata-rata berdurasi puluhan detik hingga satu menit. Video-videonya yang berdurasi lebih dari satu menit bisa dihitung dengan jari.

Dari hobinya berburu mobil mewah, Paul sempat merekam beberapa public figure bersama kendaraan masing-masing. Ia pernah mengabadikan momen kebersamaan pegolf Inggris Rory McIlroy bersama Caroline Wozniacki yang turun dari dalam Lamborghini Aventador di pelataran parkir sebuah hotel mewah, akhir 2013 lalu. *McIlroy dan Caro sudah putus. Hiks.

Di lain waktu, Paul menjumpai pesepakbola Didier Drogba yang kala itu membela klub Chelsea FC di Liga Inggris. Drogba mengendarai McLaren SLR Roadster bersama seorang rekannya. Video tersebut hanya sepanjang 44 detik dan tampaknya direkam menggunakan smartphone.

Ia juga pernah memergoki Tamara Ecclestone-Rutland, putri bos besar Formula One Group Bernie Ecclestone. Tamara menunggangi Lambo Aventador yang sama seperti milik Rory, hanya saja berbeda warna. Aventador Tamara berwarna hitam, sedangkan yang ditunggangi Rory bersama Wozniacki berwarna perak.

Selain itu Paul sering melihat kejadian-kejadian menarik di jalanan. Paling banyak berupa ulah pengendara yang ugal-ugalan sehingga dihentikan polisi. Misalnya saja saat seorang Arab mengendarai Bugatti Veyron dihentikan oleh polisi bersepeda. Ada juga rekaman polisi menderek sebuah Ferrari namun tidak bisa menghidupkan mesin mobil tersebut karena tidak tahu.

Tak kalah lucu ulah pemilik Lamborghini Aventador satu ini. Entah atas alasan apa ia menjual mobil supernya dengan harga sangat murah. Caranya pun tergolong tidak lazim untuk sebuah mobil mewah. Hanya dengan menuliskan keterangan harga dan nomor telepon di secarik kertas yang ditempel di kaca belakang. Mobilnya sendiri diparkir di pinggir Sloane Street.

Menariknya, hanya dalam tempo 24 jam kemudian mobil tersebut terjual!



Impian Jadi Kenyataan
Paul mulai mengetahui peluang monetisasi video di YouTube saat kuliah di Winchester University. Ia mengambil jurusan Manajemen Bisnis di universitas yang telah ada sejak 1840 tersebut.

Hal ini membuat Paul semakin rajin mengunggah video di kanalnya. Tentu ia jadi semakin rajin pergi ke London meminjam mobil ibunya. Dari merekam menggunakan kamera smartphone, ia kemudian memiliki sebuah handycam sehingga dapat menghasilkan video berkualitas gambar lebih baik.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah view, pendapatannya ikut menanjak. Terlebih beberapa videonya jadi viral di internet sehingga ditonton jutaan orang. Sudah pasti ini mempengaruhi pendapatannya. Perlahan tapi pasti Paul mulai merasakan penghasilan memadai dari program periklanan YouTube.

Video paling ngetop di channel-nya berjudul "The dumbest rich man in the world", yang ditonton sebanyak lebih dari 12 juta kali. Ada belasan videonya yang ditonton jutaan kali. Puluhan lainnya mencapai angka 500.000 view atau lebih. Sedangkan sisanya berada di angka puluhan ribu view.

Kini dalam kanalnya ada lebih dari 700 video, dengan total view 178.453.075. Coba kita hitung berapa yang ia dapat dari kanal tersebut.


Katakanlah tiap 1.000 penayangan iklan pada video ia mendapat bagi hasil satu pound. Lalu kita genapkan jumlah total view menjadi 178 juta saja. Maka hitungannya adalah (178.000.000 : 1.000) x £1.00 = £178.000. Sudah bisa bilang wow? Tunggu dulu.

Paul tidak akan mendapat sebesar itu karena yang dihitung adalah jumlah penayangan iklan, bukan tayangan video. Katakanlah iklan hanya tayang sebanyak 25% dari keseluruhan view, maka angka tersebut dibagi empat. Didapatlah angka £44.500 atau setara lebih dari Rp 730 juta. Wow!

Itu hitungan kasar menggunakan perkiraan rata-rata. Ada kemungkinan penghasilannya lebih besar dari itu. Kalau kita gunakan estimasi dari SocialBlade (screenshot di atas), Paul berpotensi mendapatkan penghasilan £9.000 sebulan. Dalam setahun ia diperkirakan mengumpulkan sebesar £100.000.

Itulah sebabnya Paul bisa membeli Audi R8 idamannya pada April 2014. Sebuah mobil second yang ia tebus seharga £50.000. Ini belum seberapa. Sekitar 1,5 tahun berselang, ia membeli Lamborghini Gallardo LP560-4 Bicolore seharga £160.000. Dibayar tunai!

Lambo jenis tersebut merupakan mobil eksklusif yang hanya diproduksi sebanyak 250 unit di seluruh dunia. Dan ia membelinya secara tunai. Luar biasa!



Di usianya yang ke-17, Paul hanya bisa merekam mobil-mobil mewah yang ia lihat di jalanan London. Lima tahun berselang ia membeli mobil idamannya, sebuah mobil second tapi mewah. Lalu 1,5 tahun berikutnya disusul sebuah mobil eksklusif yang di tahun-tahun sebelumnya hanya bisa ia rekam dari pinggir jalan.

Well, mungkin tulisan ini terkesan money-oriented. Materialistis. Tapi poin yang ingin saya sampaikan adalah, impian yang terus dijaga dan diiringi dengan usaha konsisten pada akhirnya akan menemukan jalannya. Pada waktunya impian yang terlihat tidak mungkin itu menjadi kenyataan.

Apapun impianmu, meskipun itu tampak tidak mungkin saat ini, terus jaga baik-baik dan jangan biarkan siapapun menghapusnya dari benakmu. Teruslah berusaha tanpa kenal lelah, dan bersiap-siaplah mendapat kejutan dari Yang Maha Kuasa.

Semoga bermanfaat!

Referensi dan Foto:
- https://www.youtube.com/user/supercarsoflondon/
- http://supercarmission.com/success-story-supercar-vlogger-paul-wallace/
- http://www.sunmotors.co.uk/news/supercar-vlogger-buys-160k-lambo-with-youtube-cash/
- http://www.autoevolution.com/news/audi-r8-what-it-costs-to-live-with-a-supercar-video-88130.html
- http://www.huffingtonpost.co.uk/2014/04/09/student-paul-wallace-dream-car-audi-r8-youtube-videos_n_5116339.html
- http://www.dailymail.co.uk/news/article-2599773/Petrolhead-started-filming-supercars-mobile-phone-money-YouTube-buy-50-000-Audi-R8.html

Asyiknya Naik KRL ke Kota Tua Jakarta

$
0
0

DARI sekian tempat menarik di Jakarta, saya paling penasaran dengan Kota Tua. Alasan pertama adalah cerita yang membungkus kawasan tersebut. Sebagai eks siswa yang dapat nilai 10 dalam pelajaran Sejarah, saya sangat menyukai cerita-cerita masa lalu. Makanya bangunan-bangunan tua di Kota Tua seperti memiliki magnet bagi saya.

Sayangnya, entah berapa kali saya ke Jakarta cuma singgah. Seringnya sih menginap semalam, baik dalam perjalanan mudik dari Pemalang ke Jambi atau pas ada jadwal ke kota-kota lain di Sumatera. Tapi sebuah rencana yang berantakan di akhir Agustus memberi berkah bagi saya.

Cerita sedikit ya. Pertengahan Agustus lalu saya diajak mengunjungi kebun buah di Lampung. Beberapa hari sebelum berangkat, datang tawaran untuk menghadiri sebuah acara blogger di Jogja. Ada fee-nya tentu saja, kalau tidak saya bakal berhitung ikut acara blogger sampai ke sana. Hehehe...

Saya menyanggupi datang walaupun waktunya terhitung mepet dengan jadwal saya ke Lampung. Tanggal 24-25 Agustus di Lampung, acara di Jogja tanggal 26 Agustus. Saya pun menyusun rencana. Pulang dari Lampung, saya akan langsung terbang ke Jogja. Menginap semalam, baru besoknya ikut acara yang diadakan oleh sebuah bank beken tersebut.

Maka saya siapkan semua yang terkait dengan rencana tersebut, termasuklah tiket pesawat Jakarta-Jogja. Saya sengaja tidak memesan hotel karena ada beberapa saudara yang bisa ditumpangi. Ngirit, kalau nggak nanti fee-nya cuma habis buat tiket pesawat dan hotel. Istri saya nggak kebagian jatah dong?

Oke, clear. Perjalanan pun saya mulai dari Stasiun Pemalang, dengan tujuan Jakarta. Naik kereta api Tawang Jaya, estimasi saya bakal sampai di Stasiun Pasarsenen sekitar jam setengah sembilan malam. Perjalanan lancar. Saya sudah merancang-rancang, begitu sampai Senen langsung ambil KRL ke Tanah Abang dan lanjut ke Palmerah.

Eh, sampai Stasiun Jatinegara saya dapat SMS, "Mas, acara yang di Jogja diundur entah sampai kapan. Mas Eko ikut yang di Semarang aja ya tanggal 28. Brief-nya dikirim lewat email." Saya tertawa geli dan cuma bisa jawab, "Oke, Mbak. No problem."


Family Time
Apa boleh buat, rencana pun berubah. Malam itu juga saya cancel tiket Jakarta-Jogja. Pulang dari Lampung, saya tidak langsung balik ke Pemalang. Salah satu faktornya tidak ada lagi tiket tersisa untuk tanggal 25 Agustus malam. Tanggal 26-nya ada, tapi tanggung sekali rasanya kalau saya sampai Pemalang tanggal 27 pagi, terus tanggal 28 sudah pergi lagi ke Semarang.

Setelah diskusi singkat dengan istri via SMS, saya memutuskan tetap di Jakarta sampai tanggal 27. Kontrakan adik saya di Palmerah jadi base camp, dengan adik saya satunya lagi yang kuliah di Bogor jadi teman. Ini family time yang tidak direncanakan sebelumnya, jadi kami merasa senang sekali. Terakhir kali kami berkumpul seperti ini sewaktu mudik lebaran tahun 2014 di Jambi.

Kamipun merancang rencana mau pergi kemana. "Mumpung di Jakarta, mana tempat yang Kakak mau kunjungi?" begitu kata adik perempuan saya yang jadi tuan rumah. Just info, saya dipanggil "kakak" oleh adik-adik karena kami lahir dan menghabiskan seluruh masa kecil di Palembang. Di Kota Pempek, itu panggilan untuk saudara laki-laki yang lebih tua.

Tanpa pikir panjang saya menyebut Kota Tua. "Oh, masih penasaran sama kerak telor to?" Tanya adik perempuan saya lagi. Rupanya dia ingat saya pernah menulis tentang makanan satu ini lima tahun lalu.

Oke, Sabtu pagi nan cerah di penghujung Agustus itupun kami berangkat ke Kota Tua. Kami sengaja memilih naik angkutan umum agar lebih santai di jalan. Jadi benar-benar mau menikmati perjalanan. Kalau bicara hemat sih, terutama hemat waktu, lebih mending naik sepeda motor sendiri.

Dari kontrakan kami naik angkot Tanah Abang-Slipi, turun di Pasar Palmerah. Lalu menyeberang jalan dan menuju ke Stasiun Palmerah. Stasiun lengang pagi itu. Maklum, sudah jam kerja. Kalau saja kami berangkat lebih pagi tentu bakal melihat keramaian stasiun yang dipenuhi pegawai kantoran.

Karena sepi, kami bisa langsung memesan tiket di vending machine tanpa harus antri. Ongkos KRL alias commuterline dari Palmerah ke Jakarta Kota cuma Rp2.000, murah sekali! Tapi saat membeli tiket harus menyerahkan jaminan untuk kartu sebesar Rp10.000. Jaminan ini bisa diambil setelah mengembalikan kartu di stasiun tujuan.

Sempat salah platform, kami tak perlu menunggu lama karena kereta tiba tak sampai 10 menit berselang. Dari Palmerah ke Jakarta Kota kami harus transit dua kali. Transit pertama di Tanah Abang, lalu di Manggarai. Entah apa yang terjadi kami menunggu lebih dari setengah jam di Stasiun Tanah Abang. Stasiun pun jadi penuh sesak karena penumpang menumpuk.



Saya manfaatkan waktu menunggu itu untuk berfoto-foto dan mengambil video dengan handphone ASUS Zenfone C saya. Yap, tentu saja langsung upload ke media sosial. Contohnya foto di Instagram di atas. Untuk apa lagi memangnya? Hehehehe.

Di Stasiun Manggarai kembali kami harus menunggu lama, tapi tak sampai setengah jam. Kata adik saya yang biasa naik KRL Bogor-Jakarta, di stasiun-stasiun transit seperti Manggarai kereta memang lebih lama datang. Saya tidak tanya apa penyebabnya.

Foto-Foto di Museum Bank Indonesia
Sampai di Stasiun Jakarta Kota sudah menjelang tengah hari. Perut mulai lapar. Tadi pagi kami cuma minum teh dan makan roti. Okelah, kita makan siang dulu. Di dekat air mancur dalam terowongan penyeberangan orang itu terdapat gerai Soto Lamongan Kota. Ke sanalah kami menuju. Warungnya ramai. Kami beruntung sekali bisa dapat meja kosong.

Habis makan siang adik ipar pisah jalan karena ada janji dengan seseorang di tempat lain. Okelah, perjalanan ke Kota Tua kami lanjutkan bertiga.

Naik ke atas - terowongannya di bawah tanah, saya sudah dibuat terkagum-kagum oleh satu bangunan bergaya kolonial tepat di pintu keluar terowongan. Ya, Museum Bank Mandiri. Saya langsung noni-noni Belanda berpakaian panjang putih memakai payung berseliweran di sana. Pulang belanja dari Pasar Asemka mungkin? Di tahun-tahun 1900-an kawasan ini pasti penuh dengan orang berkulit putih.

Bersebelahan dengan Museum Bank Mandiri ada bangunan peninggalan kolonial lainnya, Museum Bank Indonesia. Kalau Museum Bank Mandiri cuma kami lewati, di Museum Bank Indonesia kami berbelok dan masuk ke halamannya. Tepat sekali! Untuk apalagi kalau bukan... selfie dan wefie dengan background gedung tersebut.

Hari itu perlengkapan foto-foto saya terhitung komplit. Saya bawa satu kamera digital dan satu action cam, ditambah hape ASUS Zenfone C. Untuk keperluan update di sosial media, saya pilih mengambil foto pakai hape karena lebih praktis. Kalau foto-foto di kamera kan musti dipindah dulu ke hape. Butuh waktu lebih lama.



Memang sih kamera digital saya sudah ada wifi-nya, jadi pindah file foto tidak perlu bongkar memory card. Tapi tetap saja lebih repot dan makan lebih banyak waktu. Lagipula ASUS Zenfone C saya sangat bisa diandalkan kok untuk foto-foto di siang hari bolong. Sejauh ini saya belum pernah dikecewakan oleh hape tersebut untuk urusan ambil foto.

Saya sudah memakai smartphone ini sejak menghadiri Musi Triboatton 2016 di Palembang, Mei lalu. Waktu itu saya malah belum punya kamera digital dan action cam. Jadi, seluruh foto dokumentasi saya selama di Kota Pempek diambil menggunakan ASUS Zenfone C. Termasuk foto bareng pramugrari berhijab di dalam pesawat Nam Air. ^_^

Puas berfoto di pelataran Museum Bank Indonesia, kami lanjutkan perjalanan ke Kota Tua. Adik perempuan saya sempat menawarkan masuk ke dalam museum, lihat-lihat koleksi uang. Sebagai eks numismatis dan pedagang uang lama sebenarnya itu tempat menarik dikunjungi, tapi saya mau fokus hanya ke Kota Tua. Lain kali saja saya bakal seharian mengubek-ubek Museum BI.

Panas-panasan di Kota Tua
Sampai di pojokan Jl. Bank, kami menyeberang di sela-sela berbagai macam kendaraan yang memadati jalan. Di seberang jalan tanda-tanda kawasan kuno semakin terlihat. Jalan yang saya tapaki terbuat dari batu-batu berbentuk kotak besar. Lalu di kiri kanan terdapat bangunan-bangunan eksotis bergaya Eropa abad pertengahan.

Ah, saya benar-benar serasa kembali ke jaman Hindia Belanda. Kembali bayangan noni-noni Belanda berpakaian putih dengan topi lebar bercadar dan membawa payung melintas di kepala. Eh, ternyata bayangan noni Belanda itu ada yang mewujudkan, berjejer dengan seorang laki-laki berdandan ala pejuang.

Saya sebenarnya mau foto bareng, tapi yang mengerubuti si Noni banyak sekali. Ya udah, melipir deh. Kami lanjutkan langkah. Saya berhenti sejenak di depan gedung bertulisan Djakarte, kembali dibuat terpana oleh bangunan tua tersebut. Saya bayangkan noni dan sinyo Belanda duduk-duduk bercengkerama di bawah payung-payung besar yang berjejer di halaman.

Akhirnya, sampailah kami di pelataran Kota Tua. Yeay! Saya senang sekali bisa sampai di sana. Apalagi yang saya dan adik-adik lakukan kalau bukan berfoto-foto dengan latar belakang gedung eks Gouverneurs Kantoor? Tanpa malu-malu saya juga membuat donut selfie. Ya, peduli amat orang Amat juga nggak peduli. Hehehe...





Satu hal yang agak disayangkan, sepertinya kami salah waktu. Kami sampai di Kota Tua setelah makan siang, sekitar jam setengah satu. Panasnya jangan ditanya. Mana saya tidak bawa topi, demikian juga adik-adik. Mana bekal minum yang kami beli di Stasiun Jakarta Kota sudah habis pula.

Karena kepanasan, kami tidak sampai menyewa sepeda dan berkeliling halaman Gouvernuers Kantoor. Selesai foto-foto dan mengambil video, kami jalan lebih ke tengah dan foto-foto lagi. Panas semakin terasa, keringat bercucuran. Secara naluriah kami menuju ke salah satu sudut yang ada pohon-pohon kecil untuk berteduh.

Saya jadi ingat event Jakarta Night Journey yang diadakan Indonesia Corners belum lama ini. Sesuai namanya, di event ini peserta diajak berjalan-jalan menyusuri Jakarta di malam hari. Salah satu destinasinya kawasan Kota Tua ini, selain Monas dan Balaikota. Wah, pasti asyik ya mengunjungi Kota Tua di malam hari. Yang jelas tidak kepanasan.

Sayang sekali saya tidak bisa mengikuti event tersebut. Tapi kalau tahun depan diadakan lagi, saya bakal menyempatkan diri ikut serta. Saya ingin tahu suasana Kota Tua dan juga Jakarta di malam hari. Pasti nuansanya berbeda dengan mengunjungi di siang hari. Lebih eksotis, lebih syahdu.

Balik lagi ke saya dan adik-adik yang kepanasan. Akhirnya kami memesan taksi online untuk pulang ke Palmerah. Kenapa nggak naik KRL lagi? Menghemat waktu, karena lepas Isya saya harus ke Stasiun Pasarsenen untuk menuju Semarang. Sembari menunggu mobil pesanan datang kami masuk ke minimarket di dekat Cafe Batavia. Beli minuman. Haus!

Tak lama berselang taksi online pesanan kami datang. Kami langsung naik ke mobil dan meninggalkan Kota Tua. Belum puas sebenarnya. Lain kali saya mau datang lagi ke sini, mengeksplorasi lebih banyak, juga berfoto selfie dan merekam video lebih banyak. Belajar dari pengalaman, sebaiknya saya datang menjelang sore ya saja biar tidak kepanasan.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Jakarta Night Journey Blog Competition oleh Indonesia Corners yang di Sponsori oleh Asus Indonesia”

Tiga Tahun bersama Acer Aspire E1-422

$
0
0

JANUARI 2017 ini tepat tiga tahun kebersamaan saya dengan laptop Acer Aspire E1-442. Laptop berwarna hitam yang telah banyak membantu saya dalam mengelola blog, menulis ratusan artikel ketika saya bekerja sebagai content writer, dan belakangan memproduksi ratusan video untuk channel YouTube saya.

Saya membeli laptop ini setelah laptop lama tak karuan bentuknya. Masih bisa dipakai sih, tapi engsel monitornya copot satu. Tuts keyboard-nya juga banyak rusak, demikian pula dengan trackpad yang fungsi klik kanan-kirinya benar-benar mati total. Saya harus menggunakan keyboard dan mouse agar tetap bisa memakainya, sedangkan monitor disandarkan ke dinding.

Nggak banget deh!

Awal Januari 2014 saya diajak seorang teman ke Jogja. Bersama satu orang lagi, kami bertiga menginap tiga mmalam di sebuah penginapan di kawasan Condongcatur, Sleman. Saya dimintai tolong menggarap blog untuk akun Twitter Kabupaten Pemalang milik teman tersebut. Saya kebagian mengurus konten, sedangkan yang satu lagi mengurus teknis pembuatan blog.

Mumpung di Jogja, kesempatan ini saya manfaatkan untuk mencari laptop. Kami bertiga pun menuju ke Jogjatronik di Jl. Brigjen Katamso, dari area parkir naik ke Lantai 1. Waktu itu sudah hampir jam 9 malam, konter-konter mulai mengemasi dagangan masing-masing. Beberapa lainnya malah sudah tutup.

Saya lihat hanya satu konter yang masih terlihat santai-santai saja di lantai tersebut. Konter dengan signboard bertuliskan Notebook 77, dengan tiga orang penjaga duduk-duduk di dalamnya. Ke sana saya menuju. Ketika ditanya budget, saya sebut Rp 3,5 juta. Saya memang mencari komputer standar untuk mengetik dan surfing saja.

Dari sederet laptop yang kemudian ditunjukkan penjaga perempuan berjilbab - saya tidak menanyakan namanya, pilihan jatuh pada laptop hitam bermerek Acer. Alasannya, ini yang paling murah dari laptop lain dengan spesifikasi setara. Lalu kapasitas harddisk-nya 500GB, dua kali lipat dari satu laptop merek lain yang juga saya minati saat itu.

Oke, saya sudah menjatuhkan pilihan. Penjaga konter yang melayani saya menyebut angka Rp 4 juta alias setengah juta lebih banyak dari budget saya. Ditawar dulu dong, mana tahu bisa kurang banyak. Alhamdulillah, penjaga baik hati yang melayani saya menurunkan harganya meski hanya Rp50.000.

Deal! Saya pun menggesek kartu Paspor BCA ke mesin EDC. Saldo di Tahapan BCA berkurang Rp3.950.000, berganti laptop Acer Aspire E1-422 plus bonus paket pembersih senilai Rp20.000.

Saya dan laptop Acer Aspire E1-442 hitam yang setia menemani sejak Januari 2014.

Partner Mengelola Blog
Tak menunggu lama, begitu sampai di penginapan laptop tersebut langsung saya ajak bekerja. Blog teman sudah siap dan bisa diakses, jadi saya harus menulis konten untuknya.

Laptop baru ini jadi makin sibuk sepulang saya ke Pemalang. Ketika itu saya tengah mengelola blog tentang Liverpool FC, merangkap content writer sebuah blog lain. Dalam sehari setidaknya saya menghasilkan 10 posting untuk kedua blog tersebut.

Setahun sejak dibeli laptop ini hanya saya pakai untuk menjalankan aplikasi-aplikasi ringan. Aktivitas paling dominan browsing dan mengetik menggunakan Open Office. Lalu sisanya untuk menonton YouTube dan live streaming pertandingan Liverpool FC.

Maret 2015, saya mulai tertarik untuk lebih serius di YouTube. Itu artinya saya musti bisa mengedit video. Tapi dengan apa? Dari berbagai referensi yang saya baca, program-program video editing rata-rata menyaratkan prosesor sekelas Intel i3. Sedangkan Acer Aspire E1-422 hanya dibekali prosesor AMD APU E1-2500.

Kalau untuk gaming dan menjalankan program grafis ringan, AMD APU E1-2500 sudah lebih dari cukup. Tapi tidak dengan video editing. Beberapa situs komparasi kinerja komputer bahkan menyejajarkan kemampuan AMD E1-2500 dengan Intel Celeron dual-core. Dengan kata lain masih kalah jauh dari Intel i3.

Pernah suatu ketika saya coba pasang Camtasia Studio. Saya ingin membuat video-video tutorial. Untuk itu saya butuh aplikasi perekam tampilan layar (screen recorder) dan pilihan jatuh pada Camtasia. Eh, program tersebut tidak bisa berjalan dengan baik. Lebih sering hang atau crash.


Kalau lihat system requirement Camtasia yang tertera di web TechSmith.com, pengguna disarankan mempunyai prosesor dual-core dengan minimal clockspeed 2,0 GHz. Sama-sama dual-core, tapi prosesor AMD APU E1-2500 dalam Acer Aspire E1-422 clockspeed-nya hanya 1,4 GHz. Kurang 0,6 GHz lagi!

Lalu ganjalan juga datang dari sektor RAM. Camtasia meminta RAM minimal 4GB, sedangkan laptop saya hanya punya RAM 2GB alias hanya separuhnya. Masuk akal kalau kemudian laptop kerap hang dan crash.

Senjata Membuat Video YouTube
Kontan saja Camtasia langsung saya uninstall ketimbang membuat laptop lama-lama rusak. Untuk sementara saya mengedit video di rumah teman, meminjam komputernya yang mempunyai prosesor Intel i3 dan RAM 4GB. Satu atau dua kali sepekan saya ke rumahnya. Menghabiskan 2-3 jam untuk membuat satu video sederhana.

Namanya saja menumpang, tentu saya tak bisa sering-sering merepoti teman tadi. Sampai kapan saya harus merepoti orang? Karenanya saya pun kembali mencari-cari cara agar dapat memakai Aspire E1-442 punya saya bisa dipakai mengedit video.

"Coba cari program video editing yang ringan-ringan, Mas," saran teman saya tadi ketika saya berterus terang tak enak merepoti dirinya.

Saya pun googling, mencari program video editing yang sekiranya cocok dengan kemampuan Acer saya. Setelah membaca referensi sana-sini, membandingkan satu dan lain software, ditambah melihat-lihat video review dan tutorial di YouTube, pilihan jatuh pada Magix Movie Edit Pro. Alasannya, tampilan program ini sekilas mirip dengan Adobe Premier Pro yang biasa saya pakai di komputer teman tadi.

Well, sebenarnya Movie Edit Pro menyaratkan prosesor dual-core 2,4 GHz alias malah 0,4 GHz lebih cepat dari yang diminta Camtasia. Cuma Magix Movie hanya meminta RAM 2GB, jadi saya berani menginstalnya.


Di luar dugaan ternyata program ini berjalan tanpa masalah. Awalnya agak takut-takut, teringat Camtasia yang selalu membuat laptop hang dan crash. Tapi rupanya Magix Movie Edit bisa dijalankan dengan lancar. Memang terkadang agak tersendat-sendat, tapi itu bisa diatasi dengan mudah. Caranya, kalau sedang menjalankan Magix Movie tutup semua aplikasi lain termasuk membuka folder berkas.

Sejak mengakrabi Magix Movie pada akhir 2015 hingga saat artikel ini ditulis, lebih dari 100 video sudah saya hasilkan berkat bantuan Acer Aspire E1-422. Salah satunya video di atas. Video yang mengantar saya sekeluarga liburan 5 hari 4 malam di Bali sebagai pemenang lomba video Tantangan Joget Cokelat pada Oktober lalu.

Kini, Aspire E1-422 berperan besar dalam menghasilkan video-video untuk kanal YouTube saya. Setidaknya 3-4 kali dalam sepekan saya ajak laptop ini memproduksi satu video. Terus diajak bekerja keras, hidup selama berjam-jam sampai video selesai diekspor dan pada akhirnya tayang di YouTube. Sejauh ini belum ada masalah berarti yang timbul.

Nggak mau coba laptop lain nih ceritanya?

Kalau ada yang bertanya begitu, tentu saja saya jawab mau sekali. Tapi pilihan saya akan tetap Acer, tepatnya Acer Switch Alpha 12 (yang jadi background video di atas) agar saya bisa jadi Super Blogger. Cuma mengingat harganya yang terbilang wo, untuk saat ini saya sudah puas mengedit video menggunakan Acer Aspire E1-442. Beda cerita kalau ada yang kasih gratis. Hehehe.

Semoga bermanfaat!

Beli laptop Acer dengan harga spesial di sini

Referensi:
- https://www.cpubenchmark.net/cpu.php?cpu=AMD+E1-2500+APU
- http://www.game-debate.com/cpu/index.php?pid=1940&pid2=1104&compare=apu-e1-2500-dual-core-vs-celeron-dual-core-877-1-4ghz

5 Hal yang Bikin Saya Ingin Sekali ke Jepang

$
0
0
ENTAH kapan tepatnya, saya pernah membuat daftar negara yang paling ingin dikunjungi. Salah satu negara yang masuk dalam daftar adalah Jepang. Setidaknya saya punya lima alasan yang membuat hati ini begitu berhasrat ke sana. Apa saja?

Sedikit flashback.

Sama halnya anak-anak Indonesia lainnya, saya pertama kali mengenal Jepang dari pelajaran sejarah. Tentang saudara tua yang "membantu" bangsa-bangsa di Nusantara terbebas dari cengkeraman penjajah Belanda. Tentang propaganda 3A. Tentang romusha. Tentang jugun ianfu.

Yang paling sering disinggung dalam pelajaran sejarah adalah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat, juga peranan Laksmana Muda Tadashi Maeda dan asistennya Myoshi, yang secara tidak langsung punya andil penting dalam kemerdekaan Republik Indonesia.

Tapi bukan pelajaran sejarah yang kemudian membuat saya begitu ingin melancong ke Jepang. Namanya saja pelajaran sejarah. Hasrat itu mulai timbul semenjak menyaksikan serial Oshin di TVRI. Sebagai anak-anak, waktu itu saya sama sekali tidak peduli pada jalan cerita Oshin. Saya hanya tertarik pada dua hal: bunga Sakura dan salju.

Lalu ketika almarhum Simbah Kakung tinggal bersama kami di Jambi, beliau sering sekali menceritakan masa-masa hidupnya di jaman Jepang. Beliau cerita pernah ditangkap tentara Jepang karena kedapatan membawa clurit. Padahal Simbah mau berangkat ke kebun.

Dari Simbah saya sempat belajar beberapa lagu rakyat Jepang, yang sayangnya sudah lupa semua. Simbah juga bercerita mengenai seikerei, ritual membungkukkan badan ke arah Tokyo untuk menghormati Kaisar. Pernah pula mengajari saya hitung-hitungan dalam bahasa Jepang; ichi, ni, san, shi, dan seterusnya.

Dari kesemua kenangan Simbah di masa pendudukan Jepang, satu yang paling nempel di kepala adalah peribahasa Jepang yang berbunyi, "Jibun no koto wa jibun de suru." Artinya secara bebas, "kamu sendirilah yang harus mengerjakan urusan/pekerjaanmu."

自分の事は自分でする
Jibun no koto wa jibun de suru.


Petualangan di Negeri Sakura
Imajinasi akan Jepang bertambah liar ketika membaca seri petualangan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng di Negeri Matahari Terbit. Ada tiga episode Wiro Sableng yang berisi petualangan di Jepang. Dimulai dari Pendekar Gunung Fuji, Ninja Merah, dan ditutup dengan Sepasang Manusia Bonsai.

Dari kisah Wiro Sableng di Jepang, saya dapat satu hal lagi untuk dikagumi: Gunung Fuji. Dalam episode Pendekar Gunung Fuji, Bastian Tito mendeskripsikan gunung ini sebagai "gunung berketinggian lebih dari 11.000 kaki yang sebagian besar dikelilingi salju abadi." Lalu disebutkan pula di paragraf berikutnya, "Di sekelilingnya pohon-pohon Sakura bertebaran."

Selain kisah Wiro Sableng, saya juga sangat menyukai petualangan Andika si Pendekar Slebor di Jepang. Pengarang Pijar El membuat dua episode khusus, Geisha dan Rahasia Sang Geisha, di mana sang pendekar harus berhadapan dengan sekelompok ninja bengis. Lagi-lagi musim semi dan bunga Sakura jadi penghias cerita.

Pijar El kembali membawa nuansa Jepang dalam episode Pembunuh dari Jepang dan Samurai Berdarah. Jika di episode Geisha dan Rahasia Sang Geisha Pendekar Slebor yang ke Jepang, kali ini kebalikannya. Dikisahkan seorang pemberontak bernama Nomuro Shasuke kabur ke Tanah Jawa setelah gagal menggulingkan Kaisar Tokugawa Iesyasumoto.

Beranjak SMA, saya berkenalan dengan teman-teman baru yang hobi sekali pada sepakbola. Singkat cerita saya ketularan, sekalipun hanya bisa mengikuti perkembangannya lewat tabloid olahraga. Dari situ saya mengenal pesepakbola Jepang yang tengah naik daun masa itu, Nakata Hidetoshi atau di Eropa lebih dikenal sebagai Hidetoshi Nakata.

Singkat kata, tahun demi tahun semakin banyak hal yang membuat saya menyukai Jepang. Daftar yang begitu panjang, membuat saya ingin sekali bertandang ke sana. Saya pernah mencoba mencari beasiswa ke Jepang, tapi gagal karena sudah kadung "salah" ambil jurusan.

Sempat saya belajar bahasa Jepang secara ototidak, sekalipun hasilnya hanya bisa lancar mengucapkan, "Hajimemashite. Watashi no namae wa Eko Nurhuda desu. Anata no onamae wa nan desu ka?" Sewaktu magang sebagai guide di Candi Prambanan, satu kalimat sakti yang selalu saya tanyakan kepada turis Jepang ini: "Sumimasen. Anata wa eigo o hanasemasu ka?"

Pertanyaan lucu. Kalau mau praktik bahasa Inggris kenapa nyamperin orang Jepang? Hahaha. Dan ternyata itu memang bukan pertanyaan bagus untuk orang Jepang. Jawaban yang saya terima nyaris selalu sama, "ie" atau "dekimasen" yang keduanya bermakna sama: tidak bisa.

Nah, dari daftar panjang hal-hal yang membuat saya ingin ke Jepang tersebut, ada lima yang paling memancing rasa penasaran. Apa saja itu?


1. Bunga Sakura (サクラ)
Siapa yang terpesona oleh keindahan bunga satu ini.Menyaksikan bunga Sakura mekar adalah hal yang ditunggu-tunggu sepanjang tahun. Tak cuma oleh orang Jepang, tapi juga wisatawan dari berbagai negara.

Turis sangat tertarik dengan hanami, yakni kegiatan orang Jepang piknik dan bersenang-senang di antara pepohonan Sakura yang bunganya tengah bermekaran. Praktik ini sudah dilakukan orang Jepang sejak Zaman Nara di abad ke-8. Tapi baru pada masa pemerintahan Kaisar Tokugawa Yoshimune (1684-1751) dibuat semacam taman berisi pepohonan Sakura untuk hanami.

Di Indonesia sendiri ada banyak sekali travel agent yang membuat paket tur hanami. Tur yang hanya bisa dilakukan sekali setahun, sebab bunga Sakura hanya mekar di musim semi.

Lihat tabel berikut. Ini adalah perkiraan waktu mekarnya bunga Sakura di Jepang pada musim semi 2017. Tabel ini dibuat berdasarkan data mekarnya bunga Sakura tahun lalu. Ingat, ini hanya perkiraan ya.

KotaPertama Kali MekarMekar Penuh
OkinawaPertengahan JanuariPekan kedua Februari
Kagoshima31 Maret7-16 April
Nagasaki25 Maret2-10 April
Fukouka25 Maret2-10 April
Matsuyama28 Maret5-13 April
Hiroshima29 Maret4-12 April
Kyosampai29 Maret4-12 April
Osaka29 Maret4-12 April
Shizuoka29 Maret2-10 April
Nagoya26 Maret2-10 April
Yokohama28 Maret4-12 April
Kanazawa4 April8-16 April
Kyoto26 Maret2-11 April
Nara28 Maret3-11 April
Niigata7 April12-18 April
Nagano8 April11-20 April
Fukushima7 April10-18 April
Sendai9 April14-22 April
Aomori22 April26 April-4 Mei
Matsumae26 April1-10 Mei
Hakodate29 April2-9 Mei
Sapporo2 Mei4-11 Mei
Tanaman yang oleh orang Barat disebut cherry blossom ini diduga berasal dari kawasan Himalaya. Sebenarnya tak hanya di Jepang, di kota-kota lain di belahan utara dunia pun ada. Di Tiongkok, Korea, Eropa, Siberia, India, Kanada, dan Amerika Serikat juga ada tanaman begini.

Namun Sakura sudah sangat identik dengan Jepang. Bunga ini merupakan simbol nasional. Karenanya tak heran kalau kita bisa menemui nama Sakura di mana-mana. Sakura Bank, Sakura Square, Sakura Lounge di bandara, kapal Sakura, kereta Sakura, sampai ballpoint Sakura.

Beberapa kota dan distrik di Jepang bernama Sakura atau Sakura-ku. Tahun 2002, stasiun televisi NHK pernah menayangkan serial drama berjudul Sakura. Ada setidaknya 10 lagu berjudul Sakura yang pernah dirilis. Dan gambar bunga Sakura ada di koin pecahan 100 yen yang hingga kini masih dipakai.

Well, Sakura di mana-mana. Berharap sekali suatu saat nanti saya berkesempatan mengikuti hanami dan berfoto di tengah-tengah bunga Sakura mekar.


2. Gunung Fuji (富士山)
Saya pertama kali mendapat gambaran mengenai Gunung Fuji dari serial cerita silat Wiro Sableng. Dalam episode Pendekar Gunung Fuji, Bastian Tito mendeskripsikan gunung ini dengan sangat baik sekali. Membaca cerita ini saya jadi bisa membayangkan seperti apa rupa Gunung Fuji.

"Gunung berketinggian lebih dari 11.000 kaki yang sebagian besar dikelilingi salju abadi," demikian tulis Bastian Tito di bab satu episode tersebut. Lalu di paragraf berikutnya ia menulis, "Di sekelilingnya pohon-pohon Sakura bertebaran."

Ketika kemudian saya melihat foto-foto Gung Fuji di majalah atau koran, dan kemudian internet, apa yang digambarkan Bastian Tito tepat sekali. Sebuah gunung yang dari kejauhan terlihat membiru dengan puncak keputih-putihan. Tingginya 3.776 mdpl dan dapat terlihat jelas dari Tokyo yang berjarak 100 km di arah timur laut.

Orang-orang Jepang menyebut Gunung Fuji dengan panggilan Fuji-san atau Fujiyama. Gunung ini merupakan salah satu dari trinitas gunung suci (三霊山 Sanreizan) dalam kepercayaan Jepang. Dua lainnya adalah Gunung Tate (立山) di Toyama Prefecture, dan Gunung Haku (白山) yang kakinya mencengkeram tiga prefecture sekaligus: Gifu, Fukui, dan Ishikawa.

Gunung Fuji begitu diagungkan karena dipercaya sebagai tempat tinggal Amaterasu (天照), Dewa Matahari dalam mitologi Jepang kuno. Sedangkan menurut mitologi Shinto, di gunung ini berdiam Kuninotokotachi (国之常立神) yang dianggap sebagai Tuhan Penguasa Alam (sumber).

Kalau menurut saya sih Gunung Fuji paling asyik dijadikan latar belakang foto selfie. Tak lengkap rasanya ke Jepang kalau tidak mendapatkan foto gunung ini sebagai oleh-oleh. Syukur-syukur bisa menghabiskan beberapa hari di Gotemba, sebuah kota kecil nan asri di kaki Gunung Fuji.

Kalau nanti ada kesempatan ke Gotemba, saya paling ingin merasakan mandi air hangat. Ada banyak sekali pemandian air hangat atau onsen (温泉) di sini. Namanya juga di kaki gunung berapi. Seumur-umur saya baru pernah merasakan mandi air hangat di Guci, kawasan wisata di bawah kaki Gunung Slamet.


3. J-League
Penggemar sepakbola mana yang tidak mengagumi J-League alias Liga Jepang. Mulai bergulir pada 1992, kini J-League menjadi liga sepakbola terbaik di Asia. Liga dengan standar tinggi dan ketat, serta pengelolaan yang sangat profesional. Bagi pesepakbola Asia, bergabung bersama klub Jepang merupakan sebuah kebanggaan.

Liga Jepang punya ikatan emosional dengan Indonesia. Sebelum menggulirkan J-League pada 1992, petinggi Japan Football Association (JFA) berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari Liga Sepakbola Utama (Galatama). Liga sepakbola semi profesional garapan PSSI ini dijadikan salah satu referensi JFA.

Ikatan emosional tersebut kian erat setelah striker timnas Irfan Bachdim direkrut Ventforet Kofu. Klub asal Yamanashi Prefecture ini mengontrak Irfan sejak 27 Januari 2014, menjadikannya pemain Indonesia pertama di Liga Jepang. Kemudian pada 22 Desember 2014, Irfan pindah ke Consadole Sapporo.

Kehadiran Irfan membuat ketertarikan penggemar sepakbola Indonesia terhadap J-League kian tinggi. Malah, sosok Irfan menjadi magnet yang banyak menarik wisatawan Indonesia ke Kofu.

Kini, sekalipun tidak ada lagi pesepakbola Indonesia bermain di sana saya tetap suka J-League. Sama halnya saya menyukai timnas Jepang. Rasa suka yang timbul sejak perhelatan Piala Dunia 1998. Itulah kali pertama Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia. Dan semenjak itu tak pernah lagi gagal melalui kualifikasi.

Menyaksikan pertandingan Liga Jepang jadi salah satu impian terpendam. Kalau boleh memilih sih saya ingin menonton duel Urawa Red Diamonds vs Kashima Antlers. Tapi klub apapun asalkan J1 League dan melihatnya di Jepang secara langsung tetap saja bakal saya syukuri. Semoga suatu saat terwujud. Amin.


4. Sumo (相撲)
Saya tak bisa mendeskripsikan apakah benar-benar menyukai sumo atau sekedar penasaran. Apapun itu, yang jelas saya sangat ingin sekali menyaksikan pertandingan sumo secara langsung.

Berbeda dengan tinju, sumo merupakan olahraga tradisional yang ada kaitannya dengan kepercayaan Shinto. Banyak tradisi-tradisi relijius kuno yang masih diberlakukan dalam sumo hingga hari ini. Sedangkan kuil-kuil Shinto juga masih sering mempertandingan sumo sebagai bagian dari ritual pemujaan.

Ambil contoh pakaian ofisial pertandingan sumo yang sangat mirip dengan pakaian pendeta Shinto. Lalu kanopi di atas dohyō (土俵, ring tempat pesumo bertanding) mirip atap kuil Shinto. Sebelum bertanding rikishi (力士, pesumo) menaburkan garam yang dipercaya dapat menyucikan dohyō. Ini juga diambil dari kepercayaan Shinto.

Jepang jadi satu-satunya negara di dunia di mana sumo merupakan olahraga profesional. Hal ini disebut-sebut sudah berlangsung sejak era Tokugawa di awal abad ke-17. Di jaman inilah kompetisi sumo berhadiah besar rutin digelar, dengan aturan-aturan tertentu untuk menarik minat penonton.

Sebelum itu, sumo biasa digelar di halaman kuil-kuil Shinto. Turnamen sumo yang hingga saat ini digelar sudah ada ada sejak tahun 1684, pertama kali diadakan di Kuil Tomioka Hachiman. Masa itu, sebelum pertandingan digelar ada upacara pemberkatan ring yang disebut dohyō-matsuri dipimpin ofisial pertandingan (gyōji).

Bagi sebagian orang sumo terlihat lucu karena bentuk badan pesumo yang gendut-gendut. Tapi tak banyak yang tahu kalau menjadi seorang pesumo itu tidak gampang. Butuh komitmen kuat serta disiplin ketat untuk hidup sebagai rikishi. Seluruh aspek kehidupan sehari-hari mulai dari makanan sampai tata cara berpakaian diatur secara ketat oleh tradisi.

Kalau ingat ini, saya bakal sangat bersyukur sekali andai bisa menyaksikan pertandingan sumo secara langsung. Tak sekedar berwisata, ini merupakan bagian dari mempelajari sejarah dan kebudayaan Jepang.


5. Ramen (ラーメン)
Siapa yang tidak suka makanan satu ini. Tidak afdol rasanya berwisata ke Jepang kalau tidak mencicipi ramen. Makanan khas ini begitu merakyat, sehingga kita dapat menjumpainya di mana pun berada. Mulai dari penjual kaki lima di pinggir-pinggir jalan, sampai restoran-restoran mewah. Tinggal pilih.

Mau ramen berkuah atau ramen goreng, semuanya tersedia. Kalau sedang musim dingin di mana salju bertebaran dan udara menusuk tulang, sup ramen adalah pilihan tepat untuk menghangatkan tubuh. Saya sendiri lebih prefer ramen goreng. Apalagi kalau ditambahi sayur-sayuran hijau, udang, dan telur setengah matang. Wah! :)

Meskipun dikenal sebagai makanan khas Jepang, ramen disebut-sebut aslinya berasal dari Tiongkok. Nama "ramen" sendiri merupakan pengucapan lidah Jepang untuk kata "lamian" dalam Tiongkok yang berarti mi. Hingga tahun 1950-an, ramen masih disebut sebagai shina soba (支那そば). Kini istilah tersebut berganti menjadi chūka soba (中華そば), dan kemudian lebih populer dibilang ramen.

Sumber lain mengatakan ramen adalah hasil kreasi perantau Tiongkok di Jepang. Hidangan ini sangat populer di masa itu, banyak disediakan di restoran-restoran dan juga penjual keliling. Ahli ramenHiroshi Osaki menuturkan, restoran yang khusus hanya menjual ramen pertama kali dibuka pada tahun 1910 di Yokohama.

Karena belum bisa ke Jepang, dan di Pemalang belum ada restoran Jepang, saya baru bisa memuaskan hasrat makan ramen lewat mi instan. Ada banyak sekali produsen mi instan yang membuat varian ramen. Kalau sedang ingin makan ramen, saya pergi ke minimarket untuk membeli beberapa bungkus dan dimasak sendiri di rumah.

Contohnya seperti yang saya bagikan di Instagram kemarin :)


Menyinggung makanan, salah satu isu penting bagi seorang Muslim seperti saya adalah kehalalan makanan. Kalau ramen mi instan sih tidak perlu khawatir karena ada label halal dari Majelis Ulama Indonesia. Nah, ramen di Jepang biasa disajikan dengan irisan daging babi. Jadi, harus hati-hati sekali ketika mencari ramen.

Isu lain yang tak kalah penting, di Jepang tak semua tempat umum menyediakan masjid atau musala. Jangan harap kita bisa mendengar seruan adzan yang kalau di Indonesia selalu berkumandang lima kali sehari.

Wisata Halal bersama Cheria Travel
Berita baiknya, sekarang semua kekhawatiran tersebut sudah boleh lenyap dari benak. Kini ada Paket Tour Wisata Halal Jepang dari Cheria Travel, yang menjamin kenyamanan traveler beragama Islam kala berwisata ke Jepang.

Kata halal di sini merujuk pada sifat turnya. Di mana Cheria Travel selaku tour operator selalu menjaga setiap layanan yang diberikan sesuai dengan tuntunan Islam. Misalnya soal makanan yang dipastikan adalah makanan halal. Jika mengandung daging hewan, maka daging tersebut disembelih dan dimasak secara halal.

Saya jadi ingat sewaktu berlibur bersama keluarga ke Bali pada awal Oktober lalu. Sewaktu sarapan di sebuah hotel di kawasan Lovina, anak saya ingin mengambil sosis ayam. Sayangnya, sosis ayam tersebut diletakkan dalam steamer yang sama dengan sosis babi. Sekalipun wadahnya berbeda dan terpisah, tapi saya putuskan tidak mengambil. Berada dalam satu steamer membuat uap sosis babi mengenai sosis ayam.


Dalam wisata halal yang diselenggarakan Cheria Travel, hal seperti ini diperhatikan betul-betul. Operator menjamin makanan 100% halal, bahkan terkena uap daging haram pun tidak. Makan enak pun terasa lebih nikmat dibuatnya.

Selain soal kehalalan makanan, operator juga sangat memperhatikan waktu salat dan tempat untuk menunaikan salat. Jadi begitu tiba waktu salat, peserta tur diberi tahu dan diberi waktu untuk beribadah di tempat yang disediakan. Hmm, nggak kuatir salat bolong-bolong deh kalau begini caranya.

Ada banyak paket tur wisata halal Jepang yang disiapkan Cheria Travel. Mau yang lima hari atau tujuh hari, mau mengeksplorasi Pulau Honsu atau Hokkaido, semuanya disediakan. Kalau tidak cocok dengan itinerary yang telah disiapkan, kita bisa menentukan sendiri mau ke mana dan mengunjungi apa. Asyik, bukan?

Satu hal lagi, Cheria Wisata tetap akan memberangkatkan tamunya sekalipun satu grup hanya berisi dua orang. Ini pas sekali buat pengantin baru yang ingin berbulan madu. Bisa menjelajahi Jepang berdua saja dengan layanan terbaik. Kalau bulan madu ikut rombongan wisata kan kurang asyik.

Hehehe...



Travel Halal Terbaik
Ngomong-ngomong, Cheria Travel ini biro perjalanan bonafide kan?

Kalau yang dimaksud bonafit di sini adalah resmi atau legal, PT Cheria Tour and Travel mengantongi surat tanda daftar perusahaan bernomor 36/2014 dengan tanggal 7 Januari 2013 dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Untuk penyelenggaraan umrah dan haji, legalitasnya memakai nama Madinah Iman Wisata yang surat ijinnya bernomor 118 Tahun 2015 (haji) dan D/70/2015 (umrah).

Tak cuma bermodal website dalam menggaet konsumen, Cheria Travel punya kantor fisik di Gedung Twink Lt. 3 yang terletak di Jl. Kapten Pierre Tendean No. 82 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Kalau ingin bertanya-tanya, bisa kontak Customer Service melalui WhatsApp di nomor 0878 9964 1375.

Cheria Travel bukan pemain baru di bisnis travel. Diawali dari biro umrah, Cheria Travel yang berada di bawah naungan PT Cheria Tour and Travel merambah paket wisata umum. Dengan konsep wisata halal, Cheria Travel boleh dibilang merupakan pelopor di segmen ini. Komitmen yang dijalani selama bertahun-tahun tersebut membuahkan penghargaan.

Tahun lalu, Cheria Travel masuk tiga besar kategori website dan kategori travel halal terbaik dalam Lomba Pariwisata Halal tingkat nasional yang diadakan Kementerian Pariwisata. Menyusul pengakuan tersebut, mulai tahun ini Cheria Travel mengembangkan destinasinya menjadi lebih banyak lagi.

Saya sendiri tak terlalu berpatokan pada berkas-berkas untuk mengetahui sebuah perusahaan layak dipercaya atau tidak. Saya lebih suka menelisik siapa orang di balik perusahaan tersebut. Lacak siapa pendiri atau pemiliknya dan apakah mereka orang-orang yang amanah.

Cheria Travel dirintis oleh pasangan suami-istri Cheriatna dan Farida Ningsih (foto samping). Kalau kamu tidak kenal Cheriatna, beliau adalah founder Komunitas Bisnis Dari Rumah dan Konsorsium BDR.

Sejumlah media pernah meliput profil Cheriatna, media lainnya mengangkat kegiatannya bersama komunitas BDR. Ada juga yang mengulas kisah berdirinya Cheria Wisata. Berikut beberapa di antaranya:

- Bisnis dari Rumah dengan Hasil Menggiurkan (Majalah Kontan)
- Keluarga Cheriatna, Profil Sukses Keluarga Sehat Lewat Bisnis (EraMuslim.com)
- Bisnis dari Rumah Yang Tetap Menggiurkan (Paris van Java TV)
- Kiat Memulai Bisnis Biro Perjalanan Ala Cheria Travel (Tempo Bisnis)
- Menjaga Amanah Konsumen (BeritaSatu.com)
- Cheriatna, Kisah Sukses Pengusaha Travel Halal (situs Commonwealth Live milik Commonwealth Bank)

Tak mau kalah dengan sang suami, Farida Ningsih punya prestasi mentereng sebagai pemenang Agen 1000 Sunlight. Selain menerima hadiah uang tunai Rp25.000.000, wanita yang biasa dipanggil Ida ini juga membintangi iklan Sunlight bersama pesinetron Krisna Mukti.

So, apakah Cheria Travel biro perjalanan yang dapat dipercaya? Kalau menurut saya sih tak perlu diragukan lagi. Apalagi beberapa kawan pernah menggunakan jasa Cheria dan menyatakan puas. Tinggal tunggu saatnya saja, kelak saya akan melancong ke Jepang dengan travel satu ini. Insya Allah.

Semoga bermanfaat!

Lomba Menulis Artikel Cheria Wisata

Kredit Foto:
Foto 1: http://nervewax.com/content/images/2016/06/image4.jpg
Foto 2: http://wallfon.com/download.php?id=22629
Foto 3: https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Fuji#/media/File:Mountfujijapan.jpg
Foto 4: www.jleague.jp
Foto 5: http://japan-magazine.jnto.go.jp/jnto2wm/wp-content/uploads/1312_sumo_main.jpg
Foto 6: https://static01.nyt.com/images/2014/03/05/dining/20140305-RAMEN-slide-29BI/20140305-RAMEN-slide-29BI-master675.jpg
Foto 7:Screenshot akun Instragam @bungeko_
Foto 8: www.cheria-travel.com

Referensi:
- https://en.wikipedia.org/wiki/Sumo
- https://en.wikipedia.org/wiki/Ramen
- https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Fuji
- https://en.wikipedia.org/wiki/Cherry_blossom
- https://en.wikipedia.org/wiki/Gotemba,_Shizuoka
- https://en.wikipedia.org/wiki/Shinto_origins_of_sumo
- http://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/hanami/tokyo/
- http://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/hanami/kyoto/
- https://yokosojepang.com/2016/11/16/perkiraan-kapan-sakura-mekar-di-jepang-2017/

Orang Belanda Kok Namanya Eko?

$
0
0
INI cerita lama. Sangat lama sekali malah. Kejadiannya pertengahan 2001, alias lebih dari 15 tahun lalu, saat saya sedang magang (internship) sebagai tour guide di Taman Wisata Candi Prambanan.

Usia saya belum genap 19 tahun waktu itu. Masih berstatus pelajar (mau mengaku mahasiswa kok tidak enak, hehehe) di Pendidikan Profesi Pariwisata, sebuah pendidikan tinggi setara DII milik Yayasan Pengembang UNY yang kini sudah tidak eksis lagi.

Ceritanya pertengahan tahun itu kuliah libur semester. Banyak teman memilih mudik ke kampung halaman masing-masing. Saya yang baru setahun tinggal di Jogja merasa tidak enak pulang ke Jambi. Bukan apa-apa, ongkos Jogja-Jambi terhitung mahal untuk ukuran kantong saya waktu itu. Minta ongkos ke orang tua kok malu.

Ndilalah, ada teman mengajak magang di Candi Prambanan sebagai pengisi waktu luang. Karena tertarik dengan profesi tour guiding yang serius tapi santai, saya pun mengiyakan ajakan tersebut. Berbekal surat pengantar dari kampus, kami mengajukan ijin magang ke Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di candi tersebut.

Ijin magang selama sebulan diberikan pada rombongan kami. Dengan demikian dalam waktu sebulan itu kami bebas keluar-masuk kawasan candi tanpa harus membeli tiket masuk. Juga bebas mendekati turis asing yang masuk ke areal candi tanpa didampingi guide setempat. Areal candi yang dimaksud di sini adalah gerbang dalam dekat kompleks candi.

Demi mendukung kelancaran magang, saya mencari kos di Desa Tlogo yang terletak di sisi timur candi. Atas rekomendasi seorang senior di kampus, saya dan dua teman indekos di rumah Pak Lurah. Sekamar berdua dengan tempat tidur sendiri-sendiri, mandi-cuci bergantian dengan penghuni rumah lainnya.

Saya lupa nama Pak Lurah tersebut. Tapi kalau ke sana lagi saya masih ingat betul rumahnya. Bu Lurah sendiri aslinya dari Temanggung, Jawa Tengah. Bersama keluarga tersebut ikut seorang simbah-simbah yang sering menceritakan pengalamannya di masa penjajahan Belanda. Simbah itu juga mengajari saya bahasa Belanda sederhana. Misalnya, ik naar Surabaya. Artinya, saya pergi ke Surabaya.

Candi Prambanan dari tangkapan kamera saya, sekitar Juli 2001. Foto diambil dari kawasan reruntuhan candi perwara di sebelah timur laut kompleks candi. Setiap sore saya suka duduk-duduk di sana memakan sawo kecik dari pohon.

Mbak dari Suriname
Meski hanya sebulan, ada banyak kenangan selama magang di Candi Prambanan. Misalnya, saya dan teman satu kos tak kunjung berani mendekati bule selama nyaris sepekan. Saya juga masih ingat uang tip pertama yang diberikan oleh seorang turis Italia. Atau dua pria Inggris yang setelah saya temani berkeliling candi meminta foto bersama.

Saya juga masih ingat dengan gadis dari Montreal, Kanada, yang begitu murah senyum dan senang bercerita. Demikian pula gadis Jepang yang dengan senang hati memberi alamat emailnya pada saya. Atau pemuda asal Lublin, Polandia, yang kami (saya dan teman kos) ajak ke Borobudur, lalu bablas ke Temanggung untuk melihat Gunung Sumbing.

Di antara semua kenangan tersebut ada satu yang selalu saja membuat saya tertawa sendiri saat mengenangnya. Yaitu bertemu seorang mbak-mbak Jawa-Suriname yang mengatakan nama saya mirip nama sepupunya.

Ceritanya selain magang saya juga nyambi berjualan tiket pertunjukan Sendratari Ramayana. Panggungnya terletak persis di sebelah barat Candi Prambanan, di seberang sungai dan bisa terlihat jelas dari areal candi. Lumayan, setiap tiket dapat diskon 10%. Belum lagi kalau menghitung selisih biaya transport yang dipakai mengangkut klien dari hotelnya di Jogja menuju ke Prambanan.

Dari sambilan tersebut, dalam semalam paling tidak saya mengantongi Rp25.000-Rp50.000. Jumlah yang sangat besar untuk ukuran saat itu. Sebagai perbandingan, harga nasi sayur dengan lauk kepala ayam hanya Rp1.500. Kalau pakai sayap Rp2.500, sedangkan paha dihargai Rp3.000.

Nah, suatu hari saya bertemu sepasang turis dari Belanda. Meskipun mengaku dari Belanda, fisik pasangan tersebut berbeda 100%. Yang laki-laki bule asli, sedangkan yang perempuan (maaf) berkulit hitam seperti orang Afrika. Lengkap dengan rambut rasta.

Kepada mereka saya tawarkan tiket pertunjukan Sendratari Ramayana. Mereka tertarik, sekalipun hanya membeli tiket termurah (Rp15.000) dan tanpa transportasi. Apalagi makan malam romantis di open-air restaurant yang terletak sebelum pintu masuk teater. Tak apalah, 10% x Rp30.000 = Rp3.000. Cukup untuk makan nasi sayur lauk paha ayam.

Kelucuan terjadi ketika saya menuliskan kwitansi tanda pembayaran tiket, yang dapat mereka tukarkan dengan tiket asli di loket teater. Selain nama pembeli, saya juga membubuhkan nama dengan tanda tangan. Tapi saya tidak menulis nama lengkap, hanya "Eko" dengan huruf kapital semua.

Monumen peringatan kedatangan rombongan orang Jawa pertama di Suriname pada 9 Agustus 1890.

Eh, ketika saya menuliskan kata "Eko" ini, si perempuan Belanda itu nyeletuk.

"Your name like my cousin's name," katanya sembari menatap lekat-lekat nama saya di kuitansi.

Terang saja saya kaget mendengarnya. Opo tumon wong Londo kok jenenge Eko? Saya pun bertanya, "Really?"

Ia mengangguk mantap. "Yes, his name is also Eko," jawabnya. Kali itu dia menatap saya.

Usut punya usut, ternyata si perempuan Belanda itu aslinya dari Suriname. Dan ia adalah warga Suriname keturunan Jawa, keturunan kuli kontrak yang didatangkan pemerintah kolonial Hindia Belanda dari Pulau Jawa sejak tahun 1890.

Mengetahui hal itu saya langsung saja mengajaknya berbahasa Jawa. Eh, ternyata bisa. Nyambung deh. Jadilah kami berbicara dalam bahasa Jawa. Saya banyak menanyakan tentang kehidupan orang Jawa di Suriname. Cuma si Mbak Suriname tersebut hanya bisa berbahasa Jawa ngoko, bahasa pergaulan sehari-hari.

Malamnya, sebelum pertunjukan Sendratari Ramayana dimulai saya kembali bertemu dengan si Mbak Suriname. Kami kembali ngobrol dalam bahasa Jawa. Saya coba lebih berani dengan menanyakan perihal keluarganya. Ternyata si Mbak 100% berdarah Jawa, tanpa campuran apapun sejak leluhurnya. Ia sendiri saat itu tengah kuliah di Belanda.

Obrolan kami terhenti ketika pasangan si Mbak datang. Tadi bule jangkung tersebut tengah menukarkan kwitansi pembelian yang saya beri dengan tiket masuk. Begitu mereka masuk ke dalam teater, kami pun berpisah dan tak pernah bertemu lagi.

Lestarikan Budaya JawaPeta Suriname
Itulah satu-satunya interaksi langsung saya dengan etnis Jawa warga negara Suriname. Nama negara ini sendiri sudah saya dengar sejak kecil. Saya lupa tahun berapa, tapi saya pernah mendengar berita RRI perihal kunjungan Presiden Soeharto ke Suriname. RRI juga memutar potongan pidato Presiden Soeharto di hadapan etnis Jawa di sana, yang tentu saja pidatonya menggunakan bahasa Jawa.

Sejak mendengar berita RRI itulah saya tertarik dengan Suriname. Namun keterbatasan akses informasi membuat saya tak bisa melacak lebih jauh. Yang bisa saya lakukan hanya menempelkan nama negara yang terletak di sebelah utara Brazil itu lekat-lekat di kepala.

Barulah ketika kuliah di Jogja saya berkenalan dengan internet, sehingga dapat menelusuri informasi apapun yang diinginkan. Dan saya jadi semakin tertarik dengan Suriname setelah membaca-baca sejarah imigrasi etnis Jawa ke sana. Sejarah berusia ratusan tahun yang secara emosional menghubungkan Indonesia-Suriname.

Ada sekitar 20% etnis Jawa di Suriname. Mereka yang tinggal di sana adalah "korban" peperangan di Asia Pasifik. Belanda yang dikalahkan Jepang batal memulangkan kuli kontrak ke Pulau Jawa seperti perjanjian awal. Akibatnya, orang-orang Jawa yang berjumlah ribuan terpaksa bertahan lebih lama.

Pemerintah Indonesia sempat menggulirkan program repatriasi, yakni memulangkan orang Jawa dari Suriname (waktu itu namanya masih Guyana Belanda). Akan tetapi sebagian eks kuli kontrak memilih menetap di sana hingga beranak-cucu. Maklum, oleh perusahaan Belanda yang mengontrak mereka diberi sebidang tanah plus uang tunai pengganti ongkos kepulangan ke Jawa.

Meski sudah lama terpisah jauh dari leluhur mereka, namun orang-orang Jawa-Suriname tak lupa asal-usul. Sebisa mungkin mereka mempertahankan budaya dan adat istiadat Jawa, terutama bahasa Jawa yang terus dipertahankan di kalangan komunitas Jawa. Salah satu caranya adalah dengan membuat radio-radio berbahasa Jawa.



Penasaran dengan bahasa Jawa-nya orang-orang Suriname? Coba saja dengarkan lewat siaran live streamingRadio Garuda atau Radio Suara Jawa. Semua program dan lagu-lagu dalam kedua radio ini disajikan dalam bahasa Jawa. Hanya iklan saja yang disampaikan dalam bahasa Belanda yang merupakan bahasa nasional Suriname.

Banyak band-band yang digawangi oleh musisi Jawa, misalnya Kasimex House Band yang pernah saya bahas di posting Ngopi Bareng Kasimex House Band ini. Mereka memainkan musik pop, rock, juga hip hop berbahasa Jawa. Maklum, tiga personelnya orang Jawa: Robbert Kartotaroeno (keyboard), Candy Wirjosentono (keyboard), dan Raymond Kartotaroeno (lead guitar, percussions).

Penyanyi-penyanyi kondang Suriname seperti Rachmad Amatstam, Eduard Kasimoen atau Oesje Soekatma juga orang Jawa. Ada pula nama Emmely Kartoredjo, Chantal Karijosentono, Idris Permata, Mantje Karso, Danny Kasanramelan, Tony Atmodimedjo, dan masih banyak lagi.

Well, ini ironis. Sebab, di Jawa sendiri siaran kebudayaan dan lagu-lagu Jawa di televisi ataupun radio tidak begitu diminati generasi muda. Anak-anak muda Jawa di sini lebih tertarik dengan budaya pop ala Barat. Budaya Jawa dianggap kampungan.

Jangan-jangan nanti malah kebudayaan Jawa di Suriname lebih maju ketimbang di Jawa sendiri? Mudah-mudahan itu tidak terjadi.

Catatan: Posting ini pertama kali dipublikasikan pada 25 Januari 2010. Dipublikasi ulang dengan koreksi dan penambahan.

Pengaruh Tionghoa di Palembang, dari Sedapnya Pempek sampai Meriahnya Imlek

$
0
0

SEBAGAI kota kelahiran dan tempat menghabiskan seluruh masa kecil, Palembang banyak memperkenalkan hal-hal baru dalam kehidupan saya. Salah satunya interaksi dengan etnis Tionghoa yang fisik dan bahasanya sangat berbeda dari etnis Melayu. Di Kota Pempek-lah saya pertama kali melihat, berinteraksi dengan orang Tionghoa.

Tionghoa pertama yang saya ingat adalah sekelompok pemilik kebun sayur di Jl. H. Sanusi. Saya tidak paham sekarang daerah tersebut masuk Kelurahan Ario Kemuning atau Kelurahan Talang Aman. Tapi letaknya persis di pinggir jalan sehingga mudah terlihat dari atas mobil ketek jurusan Pasar Pal V-Lebong Siareng (dari Jl. Sosial ke Jl. Mayor Zurbi Bustan).

Ada beberapa keluarga Tionghoa yang menetap di sana, sehingga tempat tersebut dulu dikenal sebagai Bedeng Cino. Mereka menanam aneka sayur, beberapa yang lain membuat tahu (ibu saya cerita beliau sering beli tahu di sini), ada pula yang beternak babi.

Kandang hewan tersebut yang paling menarik perhatian saya dan adik-adik. Kami yang sejak kecil diajarkan babi haram dimakan, jadi tahu kalau ternyata ada orang lain dengan keyakinan berbeda yang diperbolehkan menyantapnya. Saya pun mulai belajar mengenai perbedaan sekalipun hanya dalam skala kecil.

Tergantung kapan mobil ketek yang saya tumpangi lewat di sana, apek-apek pemilik kebun tampak sedang mencangkul, membersihkan gulma, atau menyirami tanaman. Kadang sendirian, kali lain bersama istrinya. Lalu di lain kesempatan pasangan tersebut sama sekali tak terlihat karena hari sudah rembang petang.

Saat menulis posting ini saya coba melacak posisi Bedeng Cino dimaksud via Google Maps. Saya ingat betul, kebun sayur dan kandang babi tersebut terletak tak jauh dari SMEA Karya (kini SMK Swa Karya). Jadi, saya rasa lokasi Bedeng Cino dulu adalah deretan rumah-rumah yang kini ada di sekitaran Vihara Tay Liong Oh.
Foto bersama Bapak di Monpera, Maret 1985
Amoy Kawan Masa Kecil
Jika keluarga Tionghoa pemilik kebun sayur dan kandang babi di atas hanya bisa saya lihat, Tionghoa kedua adalah teman masa kecil saya. Seorang gadis sebaya, yang sebenarnya tidak tinggal sekampung dengan saya. Ia juga bukan teman sekolah saya di SD Negeri 374 Palembang (kini jadi SD Negeri 146 Palembang). Tapi tiap kali bertemu kami selalu main bersama-sama.

Baca juga kisah masa kecil saya di Palembang:
- Ibuku (Pernah Jadi) Tukang Cuci Pakaian
- Putra Jawa Kelahiran Sumatera
- Kabar Duka dari Palembang
- Musi Triboatton, Balap Perahu Menyusuri Venesia dari Timur


Saya lupa namanya, untuk memudahkan bercerita kita sebut saja namanya Amoy. Yang saya ingat ia bersama keluarganya tinggal dalam bedeng persis di sebelah rumah Bude Plaju, panggilan kami untuk sepupu Bapak yang tinggal di Plaju. Karena saya dan adik-adik sering diajak Ibu berkunjung ke rumah Bude, saya bisa bertemu dengannya setiap satu-dua pekan sekali.

Begitu tahu saya datang, Amoy biasanya langsung datang ke rumah Bude. Kamipun bermain bersama di ruang tamu rumah Bude. Terkadang sampai menyeberang ke rumah panggung Wak Anik (Saani Sagiman, kakak ipar Bude), asyik bermain di tangga besar yang jadi akses masuk utama ke rumah, atau di kolong rumah.

Kalau saya dan Amoy ada di sana, biasanya Hendro yang juga seumuran dengan saya ikut bergabung dengan kami. Hendro adalah cucu Wak Anik dari anaknya yang bernama Herman. Jadi boleh dibilang Hendro adalah cucu Bude juga karena Pakde Ari (Saari Sagiman, suami Bude) adalah adik kandung Wak Anik.

Sayang, saya harus berpisah dengan Amoy dan juga Kota Palembang saat diboyong Ibu ke Batumarta pada pertengahan 1992. Saya sempat ke Plaju lagi tiga tahun berselang, tapi hanya sebentar. Tak sempat bertemu Amoy.

Legenda Tionghoa di Bumi Sriwijaya
Amoy dan keluarga pekebun sayur di Bedeng Cino hanyalah sebagian kecil dari begitu banyaknya Tionghoa di Palembang. Keberadaan etnis dari tanah seberang samudera itu sudah sangat melekat, tak bisa dipisahkan dari sejarah Kota Pempek itu sendiri. Pengaruh Tionghoa bahkan sampai masuk ke dalam legenda dan cerita rakyat.

Contohnya Legenda Pulau Kemaro. Ini merupakan kisah cinta antara Puteri Siti Fatimah dari Kerajaan Palembang dengan saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An. Sepasang kekasih ini menceburkan diri ke Sungai Musi untuk mencari guci-guci berisi perhiasan yang sebelumnya dibuang Tan Bun An. Keduanya tak pernah muncul lagi ke permukaan, malah terbentuk sebuah pulau di tempat mereka menceburkan diri.

Pagoda 9 lantai di Pulau Kemaro, satu contoh eksistensi Tionghoa di Palembang. Foto: KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

Ada pula legenda asal-usul nama Sungai Musi. Konon, dulu ada perompak asal daratan Tiongkok yang berlayar hingga Teluk Bangka. Melihat sungai lebar yang ramai dilalui perahu besar dan tongkang berisi hasil bumi, perompak tersebut tertarik dan menyusuri masuk ke arah hulu. Dari penelusuran tersebut ia melihat daerah-daerah di sekitar sungai sangat subur.

Si perompak lantas memutuskan tinggal lebih lama di tepian sungai tak bernama itu. Ia kemudian menamai sungai itu Mu Ci. Dalam bahasa Han, Mu Ci berarti ayam betina yang merupakan perlambang keberuntungan. Kata "mu" sendiri bisa berarti kayu, yang dulu sempat jadi komoditas utama di Palembang.

Legenda asal-usul nama Palembang pun ada versi Tionghoa-nya. Menurut versi ini, kata tersebut berasal dari nama Pai Li Bang yang merupakan menteri dari daratan Tiongkok. Pai Li Bang sampai ke Sumatera untuk menemani Puteri Ong Tien, anak Kaisar Hong Gie, yang jatuh hati pada Sunan Gunung Jati dan ingin menyusul ke Jawa.

Alkisah, Sunan Gunung Jati tahu bakal disusul Putri Ong Tien bersama Pai Li Bang yang tak lain muridnya. Karenanya ketika diminta memilihkan pemimpin baru sepeninggal Ario Damar - pemimpin Palembang masa itu, beliau berkata, "Tunggulah. Nanti ada muridku dari Tiongkok bernama Pai Li Bang. Ia yang akan menjadi pemimpin kalian."
Yi Jing alias I-Tsing
Dari Yi Jing hingga Shi Jinqing
Kalau legenda dan cerita rakyat masih bisa dipertanyakan kebenarannya, tidak demikian halnya fakta sejarah. Catatan sejarah menunjukkan Tiongkok dan Sriwijaya sudah saling berhubungan sejak lama. Setidaknya ada dua faktor yang membuat orang-orang Tionghoa membanjiri Palembang.

Pertama, Sriwijaya merupakan pusat pengajaran agama Buddha terbesar masa itu. Banyak sekolah-sekolah didirikan dengan murid-murid berasal dari berbagai negara, salah satunya Tiongkok. I-Tsing atau Yi Jing, seorang bikkhu Buddha asal Dinasti Tang, mengabadikan pengalamannya selama menuntut ilmu di Sriwijaya pada tahun 671 dan 687-689 M.

Dalam travelogue-nya Yi Jing menyebut lebih dari seribu bikkhu berada di Palembang saat itu. Mereka datang dari berbagai daerah untuk memperdalam agama Buddha, mempelajari bahasa Sanskerta, serta menerjemahkan kitab-kitab ke bahasa masing-masing. Yi Jing juga menyarankan teman-temannya sesama bikkhu dari Tiongkok untuk memperdalam ilmu ke Palembang.

Kedua, Sriwijaya yang menguasai Selat Malaka menjadi penghubung jalur perdagangan laut Tiongkok-India. Karena kapal-kapal masa itu masih mengandalkan angin, pedagang asal Tiongkok yang hendak menuju ke India (dan sebaliknya) harus singgah di Palembang selama beberapa bulan. Mereka menanti pergantian musim yang mempengaruhi arah angin.

Tak hanya di bidang keilmuan, hubungan Sriwijaya dan dinasti-dinasti di Tiongkok juga terjalin di bidang politik. Ketika Kerajaan Medang dari Jawa menyerang Palembang pada 990 M, raja Sri Cudamani Warmadewa meminta bantuan Dinasti Song. Pasukan Medang akhirnya berhasil dipukul mundur dari Bumi Sriwijaya pada tahun 1006.

Tionghoa kembali mewarnai sejarah Palembang jelang keruntuhan Sriwijaya. Kekuasaan yang kian melemah menjadikan Sriwijaya dipenuhi bajak laut. Di antaranya dua bajak laut terkenal Chen Zuyi dan Liang Daoming. Lalu datanglah Laksmana Cheng Ho atau Zheng He yang dikirim Dinasti Ming untuk menangkap Chen.

Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang. Foto:TRAVELERIEN.COM/KATERINA SANDRA

Sriwijaya sendiri sudah runtuh oleh serangan Majapahit beberapa tahun sebelum kedatangan Cheng Ho. Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Dinasti Ming mengangkat seorang Tionghoa Muslim bernama Shi Jinqing sebagai penguasa Palembang.

Kedatangan Geding Suro atau Ki Gede Ing Suro, seorang bangsawan Demak, ke Palembang membuka lembaran baru. Ki Gede Ing Suro menyebar-luaskan ajaran Islam dan mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam. Namun pengaruh Tionghoa terus lekat, terutama lewat perkawinan antara keluarga kesultanan dengan putri-putri Tionghoa.

Well, singkat kata sepanjang sejarahnya Palembang sangat lekat erat dengan Tionghoa. Karenanya tak heran bila ada banyak sekali kesamaan antara kebudayaan Palembang dan Tionghoa. Misalnya warna merah dan kuning keemasan yang dominan dalam pakaian adat Palembang, merupakan warna favorit etnis Tionghoa sejak dahulu kala.

Festival Imlek Indonesia
Dengan keterkaitan yang demikian erat, tak heran bila perayaan upacara Tionghoa di Palembang selalu berlangsung meriah. Coba saja lihat betapa semaraknya perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Ceng Bio yang terletak di Pulau Kemaro. Perayaan di pulau ini telah dimulai sejak 350-an tahun lalu, di jaman Kapitan Tjoa Ham Him.

Cap Go Meh di kelenteng ini sekaligus menunjukkan kerukunan antara warga Melayu pribumi (Muslim) dan etnis Tionghoa (Konghucu) di Palembang. Tak sekedar datang menyaksikan, warga Melayu pribumi turut serta menyiapkan segala hal yang diperlukan bagi kelancaran perayaan Cap Go Meh.

Sebaliknya, panitia acara turut memberi penghormatan pada Siti Fatimah yang mereka sebut sebagai Buyut Fatimah. Panitia selalu menyiapkan sesaji berupa nasi kuning, ayam panggang, pisang mas, dan berbagai kelengkapannya sesuai adat Palembang. Tak cuma itu, dalam rangkaian perayaan juga dipersembahkan seekor kambing hitam.



Perayaan Imlek pun tak kalah meriah. Bahkan Palembang disebut-sebut sebagai kota dengan perayaan Imlek termeriah kelima se-Indonesia, setelah Solo, Semarang, Singkawang, dan Medan. Kelenteng Chandra Nadi di kawasan 10 Ulu yang selalu menjadi pusat perayaan Imlek, termasuk dalam daftar 10 kelenteng paling eksotis di Indonesia.

Penyelenggaran Festival Imlek Sriwijaya pada Maret 2015 jadi bukti kemeriahan Imlek di Palembang. Dalam acara yang digelar Kompas Gramedia Group saat itu ribuan warga Kota Pempek membanjiri venue acara, Lapangan Hatta, untuk menyaksikan berbagai pertunjukan. Selain tari barongsai dan liang-liong, juga ada atraksi wushu, festival kuliner, serta berbagai lomba.

Tahun ini, perayaan Imlek di Palembang bakal semakin meriah. Kementerian Pariwisata RI memasukkan Palembang dalam daftar 9 kota penyelenggara Festival Imlek Indonesia 2017. Berikut jadwalnya:

TANGGALKOTA PENYELENGGARA
18-22 Januari 2017Batam (Kepulauan Riau)
22-26 Januari 2017Solo (Jawa Tengah)
24-26 Januari 2017Semarang (Jawa Tengah)
27-28 Januari 2017Bali
28 Januari 2017Bintan (Kepulauan Riau)
28 Januari - 11 Februari 2017Singkawang (Kalimantan Barat)
11 Februari 2017Bogor (Jawa Barat)
11-12 Februari 2017Palembang (Sumatera Selatan)
25-26 Februari 2017Jakarta

Ada banyak agenda yang telah disiapkan panitia acara selama dua hari tersebut. Padat sekali sehingga siapapun yang menghadirinya dijamin bakal puas dengan berbagai atraksi yang disuguhkan sepanjang festival digelar.

Secara garis besar, rangkaian acara dalam Festival Imlek Indonesia 2017 di Palembang dibagi dalam tiga hajatan utama, yaitu:

1. Pawai Budaya
Rangkaian Festival Imlek Palembang dimulai dengan Pawai Budaya pada Sabtu, 11 Februari 2017. Dimulai pukul 08.00 WIB, pawai mengambil rute dari Kambang Iwak ke Palembang Sport and Convention Center (PSCC) melalui sepanjang Jl. Kapten A. Rivai.

Lihat Google Maps berikut ini. Rute yang akan dilalui peserta berjarak sekitar 1,5 kilometer, dengan waktu tempuh antara 18-20 menit. Tapi karena peserta pawai banyak, panitia mengalokasikan waktu hingga pukul 10.00 WIB.



Peserta pawai didominasi kebudayaan Tionghoa: barongsai, tari naga (liang liong), rombongan pendekar Tai Chi, perwakilan kelenteng, barisan pendekar Wing Chun, paguyuban/komunitas Tionghoa, dan kontestan pemilihan Koko Cici Palembang.

Selain itu ada pula rombongan Paskibraka, karyawan hotel, perwakilan kabupaten dan kota se-Sumsel, pasukan sepeda onthel, serta rombongan yang mewakili keragaman etnis di Sumsel: tanjidor (Betawi), reog Ponorogo (Jawa), ogoh-ogoh (Bali), dan atraksi kebudayaan Batak.

Saya yang semasa kecil sering menonton pawai peringatan HUT RI tiap Agustus di Palembang sudah bisa membayangkan bakal seperti apa meriahnya Pawai Budaya ini nanti. Saking sesaknya penonton, dulu saya pernah terpisah dari Ibu dan adik-adik. Untung ada tetangga yang menemukan saya sehingga bisa pulang ke rumah di Lebong Siareng.

2. Festival Budaya
Di hari kedua, 12 Februari 2017, acaranya adalah Festival Budaya yang digelar di PSCC. Rangkaian acara dimulai pukul 09.00 dan menyajikan beragam atraksi. Antara lain festival barongsai, penampilan perwakilan komunitas Tionghoa di Sumsel, pertunjukan Tari Tangan Seribu, sajian tari kreasi, pembacaan cerita pendek, pemutaran film-film pendek dan film Gie, ditutup dengan closing ceremony.

Untuk tari kreasi, panitia juga menggelar lomba yang menghadirkan legenda tari nasional Didik Nini Thowok. Menurut rencana juga akan ditampilkan drama kolosal legenda Pulau Kemaro. Dan karena Festival Imlek 2017 bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh, panitia menyediakan bus shuttle gratis dari PSCC ke Pulau Kemaro untuk melihat kemeriahannya.

Saya sangat penasaran dengan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Ketika mengunjungi pulau tersebut tahun lalu, pulau ini sepi-sepi saja karena memang tidak ada acara apa-apa. Hanya ada rombongan saya, rombongan alumnus SMA Xaverius I Palembang yang tengah menggelar reuni, serta beberapa pelancong perorangan.

3. Festival Kuliner
Nah, bagi penyuka makan-makan ini dia event yang ditunggu-tunggu. Sebagai bagian dari rangkaian acara, panitia menggelar Festival Kuliner yang mengambil tempat di PSCC selama dua hari (11-12 Februari).

Tentunya bakal ada sajian makanan khas Palembang di sini. Pempek, tekwan, model, mie celor, kemplang, kue gandus, kue srikaya, burgo, lakso, es kacang merah, you name it. Saya sendiri ingin sekali mencicipi laksan. Ini satu-satunya makanan khas Palembang yang belum pernah saya makan sejak meninggalkan kota tersebut medio 1992.



Wow, itu berarti sudah 25 tahun saya tak makan laksan! Padahal dulu saya tiap hari memakannya. Bagaimana tidak tiap hari, orang dulu sewaktu kelas IV SD saya berjualan laksan di emperan rumah tetangga di pinggir Jl. Mayor Zurbi Bustan. Kelak kalau ada kesempatan ke Simpang Limo di Lebong Siareng saya tunjukkan rumah tetangga tersebut. Mudah-mudahan masih ada.

Tak hanya makan-makan, dalam festival kuliner ini juga ada lomba memasak bertajuk Chef Battle. Lalu ada demo memasak yang menampilkan koki-koki berpengalaman. Ada pula Mie Festival yang digelar di Palembang Icon, pusat perbelanjaan tepat di sebelah PSCC.

Oya, pengaruh Tionghoa juga ada lho dalam makanan khas Palembang. Pempek, contohnya. Sebuah teori menyebut pempek merupakan adaptasi dari ngo hiang atau kekkian, makanan asli penduduk Fujian di daratan Tiongkok.

Mengenai nama pempek, konon bermula dari panggilan untuk orang Tionghoa yang pertama kali membuat dan menjajakan makanan ini di Palembang. Ketika memanggil, calon pembeli biasanya menyerukan "Pek-Apek" yang merupakan panggilan untuk lelaki tua dalam bahasa Tionghoa. Dari sinilah nama pempek berasal.

Pempek Pak Raden, Palembang. With @travelerien @relindapuspita

A photo posted by Eko Nurhuda (@bungeko_) on



Sebuah Harapan
Sejak jaman saya kecil Palembang terkenal sebagai kota yang meriah. Setiap kali mengadakan event dijamin berlangsung semarak. Penyelenggaraannya rapi, pesertanya banyak, dan selalu mengesankan bagi siapapun yang melihat.

Masa itu saya biasa diajak Ibu menyaksikan pawai tujuh-belasan setiap Agustus. Dan selalu saja penontonnya membludak, memenuhi pinggiran jalan yang akan dilewati kontingen pawai. Selain kendaraan hias nan cantik-cantik, saya paling suka atraksi drum band Universitas Tridinanti yang ketika itu paling tersohor di Palembang.

Hal itu terus dipertahankan Palembang hingga kini. Tahun lalu setidaknya ada tiga event besar di Kota Pempek, yakni Gerhana Matahari Total (GMT), International Musi Triboatton 2016, dan Festival Sriwijaya. Saya menjadi saksi perhelatan kedua, dan sungguh benar-benar terkesan sekali oleh keseluruhan acara. Semarak, meriah, dan meninggalkan kesan mendalam.

Karena itulah saya berharap dapat kembali mengunjungi Palembang untuk mengikuti Festival Imlek Indonesia 2017. Sudah terbayang dalam benak saya bakal seperti apa keseruan event ini. Apalagi setelah membaca-baca berita mengenai Festival Imlek Sriwijaya tahun 2015 lalu. Seru!

Semoga saja ada rejeki saya ke Palembang untuk mengabadikan kemeriahan Imlek suatu saat nanti. Syukur-syukur bisa sekalian mengikuti perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro.

Allahumma amin.



Foto-foto:
Foto 1:
Foto 2: Dokumentasi pribadi
Foto 3: http://travel.kompas.com/read/2014/01/29/1112417/Pulau.Kemaro.Legenda.Cinta.di.Bulan.Purnama.Cap.Go.Meh
Foto 4: https://en.wikipedia.org/wiki/Yijing_(monk)
Foto 5: http://www.travelerien.com/2016/03/berwisata-di-palembang-melihat-pesona.html
Foto 6: https://en.wikipedia.org/wiki/Barongsai


Referensi:
- https://en.wikipedia.org/wiki/Yijing_(monk)
- https://en.wikipedia.org/wiki/Palembang
- https://en.wikipedia.org/wiki/Shi_Jinqing
- https://en.wikipedia.org/wiki/Palembang
- http://travelingyuk.com/perayaan-imlek-di-indonesia/2886/
- http://travelingyuk.com/kelenteng-di-indonesia/25363/
- http://www.tionghoa.info/tahun-baru-imlek/
- http://www.tionghoa.info/sejarah-cap-go-meh/
- https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-mata-sipit-kulit-putih-orang-palembang.html
- http://tionghoa-muslim.blogspot.co.id/2012/05/jejak-muslim-tionghoa-di-palembang.html
- http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/06/kampung-kapitan-palembang-jejak-pertama-keturunan-tionghoa
- http://nasional.news.viva.co.id/news/read/621951-seri-walisanga-sunan-gunung-jati-dan-asal-usul-palembang
- http://www.tribunnews.com/travel/2016/06/14/makam-ki-gede-ing-suro-di-palembang-yang-kini-jadi-warisan-dunia
- http://www.tribunnews.com/travel/2015/07/06/pulau-kemaro-daratan-di-tengah-sungai-musi-dari-legenda-siti-fatimah
- http://travel.kompas.com/read/2014/01/29/1112417/Pulau.Kemaro.Legenda.Cinta.di.Bulan.Purnama.Cap.Go.Meh

5 Keuntungan Menabung Emas

$
0
0

GOLD is the real money. Begitu bunyi tagline satu toko emas yang sempat saya intip situsnya. Dan memang demikianlah adanya. Emas adalah sebenar-benarnya uang. Mata uang yang pada fisiknya memiliki nilai, bukan material tak berharga yang dianggap bernilai hanya karena dikeluarkan oleh instansi tertentu. Itu sebabnya menabung emas sangat disarankan.

Emas boleh dibilang merupakan instrumen investasi tertua dalam sejarah manusia. Logam mulia ini juga jadi mata uang andalan di masa terdahulu, jauh sebelum manusia menciptakan uang dari kertas dan logam-logam tak berharga.

Arkeolog yang melakukan penggalian di Turki menemukan koin emas yang diperkirakan berasal dari tahun 600 SM. Koin-koin tersebut diduga kuat beredar pada masa Kerajaan Lydia. Menurut catatan sejarawan Yunani kuno Herodotus, bangsa Lydia-lah yang pertama kali menggunakan koin emas dan perak sebagai mata uang.

Emas terus menjadi mata uang di masa-masa setelahnya. Satu riwayat menyebut koin emas (dan perak) dipakai pada era Rasulullah Muhammad SAW, dan terus digunakan pada masa kekhalifahan Islam hingga era kesultanan Islam di berbagai belahan dunia termasuk Nusantara.

Dalam Islam sendiri ketentuan nisab zakat harta ditentukan berdasarkan dinar yang terbuat dari emas murni. Di mana apabila seseorang mempunyai simpanan 20 dinar (88,8 gram emas) yang telah dimiliki selama setahun, maka ia wajib membayar zakat sebesar 2,5%. Sedangkan untuk dirham nisabnya sejumlah 200 keping.

Kini, emas menjadi salah satu instrumen tabungan favorit. Ini disebabkan harga emas cenderung terus naik dari tahun ke tahun. Well, sebenarnya bukan harga emasnya yang tambah mahal, melainkan uang kertasnya yang semakin jatuh nilainya.

Saya ingat betul, tahun 2005 saya beli sekeping emas murni produksi Antam seharga Rp1.250.000. Mudah sekali menghitung waktu itu harga emas Rp250.000 per gram. Coba bandingkan dengan harga sekarang, yang saat posting ini ditulis (31 Januari 2017) harganya di situs Antam Rp2.830.000. Harga per gram dibanderol sebesar Rp566.000.

Hmm, mengingat ini saya pun jadi ingin menyimpan emas lagi. Setidaknya ada lima alasan kenapa emas layak dijadikan sebagai tabungan. Apa saja?

Dinar dan dirham keluaran Islamic Mint Nusantara (IMN). FOTO: DinarFirst.com

1. Tabungan Sesuai Syariat
Mungkin terdengar sangat frontal, namun kalau bicara syariat Islam menyimpan emas merupakan tabungan paling syar'i. Meski tanpa embel-embel nama "syariah" sekalipun.

Maksud syar'i di sini adalah tabungan bebas riba. Kita menyimpan emas sebanyak 10 gram, misalnya, maka emas tersebut akan tetap sebanyak 10 gram dalam lima tahun ke depan. Tak bertambah satu ons pun. Menariknya, bila ditukarkan dengan rupiah kita bakal mendapat nilai yang lebih besar dari saat membeli emas tersebut. Ini terjadi karena rupiah yang pada dasarnya tak berharga mengalami penurunan nilai.

Berbeda dengan segala bentuk tabungan ribawi yang menjanjikan bunga. Kita simpan uang Rp10.000.000 dalam bentuk deposito selama lima tahun, misalnya. Dengan patokan suku bunga BCA yang sebesar 5% setahun, maka dalam lima uang tersebut bertambah menjadi Rp12.500.000. Tambahan Rp2.500.000 dari deposito tersebut adalah riba yang kita semua tahu hukumnya menurut syariat Islam.

Agar tabungan emas benar-benar sesuai syariat, perhatikan baik-baik batas-batas halal-haram dalam memperoleh emas tersebut. Jangan sampai kita melakukan pembelian yang tidak dibenarkan syariat sehingga transaksi emas menjadi haram.

2. Tahan Inflasi
Saya sebenarnya kurang suka memakai istilah ini, namun inilah yang paling dipahami. Secara mudah orang memahami harga emas semakin lama semakin mahal. Padahal yang terjadi adalah, emas tak pernah berubah nilainya. Sedangkan sistem ribawi pada uang fiat (uang yang terbuat dari kertas dan logam tak bernilai) membuat nilai uang tersebut terus merosot setiap waktu.

Tak cuma terhadap emas, uang fiat juga terus merosot nilainya bahkan terhadap komoditas lain. Maklum saja, memang pada dasarnya uang-uang tersebut tidak berharga. Ini yang kemudian kita sebut "harganya tambah mahal." Istilah kerennya inflasi.



Masih ingat harga semangkuk bakso 10 tahun lalu? Tak usah jauh-jauh mundur sampai 10 tahun. Dua tahun lalu saya masih bisa makan bakso seharga Rp10.000/porsi. Sekarang? Di warung bakso langganan saya, seporsi sudah Rp13.000. Itu artinya naik 30% dalam dua tahun alias 15% per tahun. Wow!

Ilusi ini yang kemudian menimbulkan kesan harga emas kian mahal. Padahal tidak. Yang sebenarnya terjadi adalah emas terus bertahan nilainya, sedangkan uang fiat terus merosot. Sehingga nilai tukar emas dengan uang fiat 10 tahun ke depan akan sangat melonjak dibanding saat itu. So, inilah alasan kedua kenapa harus menyimpan emas.

3. Bebas Pajak
Bukan bermaksud tak mau membayar pajak, tapi ini tentu jadi keuntungan berikutnya dari menyimpan emas. Dengan demikian tabungan emas kita tetap utuh tanpa potongan apapun, kecuali kewajiban membayar zakat apabila telah mencapai nisab.

Emas dibebaskan dari pajak penghasilan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor 15/Pj/2011. Di dalam SK ini dijelaskan bahwa emas tidak dikenai pajak, berapa pun jumlah dan berat yang kita punya. Harap dicatat, emas yang dibebaskan pajaknya tersebut hanyalah emas batangan dan koin. Sedangkan emas berbentuk perhiasan tetap terkena pajak.

Sebenarnya sih emas tidak 100% bebas pajak. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 107/PMK.010/2015 yang terbit pada 8 Juni 2015, mengenakan PPh sebesar 0,45% dari harga jual emas batangan dan koin. Berita baiknya, pajak ini hanya dikenakan saat kita membeli emas.

4. Tidak Mudah Rusak
Emas merupakan logam tahan korosi, sehingga tidak mudah rusak sekalipun disimpan ribuan tahun. Ini dibuktikan dari penemuan koin-koin emas Romawi yang berangka tahun sebelum Masehi. Koin emas Romawi tersebut ditemukan dalam kondisi masih bagus dan jelas ornamennya.

Demikian halnya koin emas Kerajaan Lydia yang diperkirakan dibuat pada tahun 600 SM. Apatah lagi dinar-dinar era kekhalifahan Islam yang baru berusia ratusan tahun. Seperti dinar Khalifah Abdul Malik bin Marwan (646-705 M) dari Dinasti Umayyah pada foto kanan.

Perawatan emas juga terbilang mudah, atau malah tidak perlu perawatan sama sekali. Yang terpenting kita menyimpan emas di tempat yang baik dan aman. Kalau simpanan emas sudah banyak dan kita merasa khawatir mengenai keamanannya, disarankan untuk menyimpan di safe deposit box yang disewakan bank atau Pegadaian.

5. Sangat Cair
Sebutkan satu barang yang begitu mudah dijual kapanpun kita mau menjualnya. Ya, emas. Butuh uang mendesak saat ini juga? Tinggal keluarkan emas dan bawa ke toko emas, atau ke pedagang emas emperan dengan timbangannya yang khas itu. Kalau deal, saat itu juga uang tunai ada dalam genggaman.

Saya tidak menyebut Pegadaian di sini, sebab instansi satu ini memberlakukan bunga. Sekalipun menggunakan istilah lain dan besarnya "hanya" 1,15% per 15 hari, tetap saja itu bunga dan sebaiknya dihindari. Ingat prinsip dalam syariat berikut ini, "yang banyaknya memabukkan, sedikitnya juga haram."

Tapi kan itu hukum untuk minuman keras?

Ya, logika hukumnya akan sama saja dengan riba. Yang 10% per tahun haram, maka 2,30% per bulan pun tetap saja haram. Bukankah riba diharamkan tanpa menyebut berapa persen nilainya? Jadi, kalau butuh uang tunai sebaiknya relakan saja emas simpanan untuk dijual.

Semoga bermanfaat!



Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Gold
https://en.wikipedia.org/wiki/Lydia
https://zakat.or.id/bab-iii-nisab-dan-kadar-zakat/
https://rumaysho.com/2395-jual-beli-emas-via-internet.html
https://muslim.or.id/24811-hukum-jual-beli-emas-secara-online.html
https://konsultasisyariah.com/12991-aturan-jual-beli-emas-dan-tukar-valas.html
http://www.logammulia.com/price_list.php?idbutik=5&idkat=2&tanggal=2017-01-31&iddesc=0001
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150618144017-85-60860/mulai-agustus-emas-batangan-kena-tambahan-pajak-045-persen/


Foto-Foto:
Foto 1: https://s.thestreet.com/files/tsc/v2008/photos/contrib/uploads/goldbarscoins_600x400.jpg
Foto 2: DinarFirst.org
Foto 3: Wikipedia.org

Dua Kenangan Singkat di Malang: Cafe Bale Barong dan Rombengan Malam

$
0
0

SETIAP kali berkenalan dan menyebut nama kabupaten tempat saya tinggal sekarang, orang seringkali salah mendengarnya sebagai Malang. Biasanya reaksi mereka, "Oh, Malang. Jawa Timur ya?" Dan mau tidak mau saya harus meluruskan, "Pemalang, Mas. Jawa Tengah."

Sewaktu pertama berkenalan dengan istri di tahun 2005, saya sendiri sempat kebingungan mencari Pemalang itu di mana. Tapi saya tidak sampai salah mengira Pemalang sebagai Malang. Pasalnya saya sudah mengenal Kota Apel sejak kecil. Kira-kira sejak saya duduk di kelas-kelas awal Sekolah Dasar semasa di Palembang.

Adalah cerita Ibu yang membuat saya tahu tentang Malang, meski hanya secuil berdasarkan kenangan dan ingatan Ibu. Dari semua yang diceritakan Ibu, satu yang paling saya ingat dan membuat saya ingin sekali berkunjung ke Malang adalah kebun-kebun apelnya.

Jadi ceritanya simbah kakung saya (ayahnya Ibu) berasal dari Malang. Sewaktu muda beliau merantau hingga ke Situbondo, tepatnya Desa Wonorejo di seberang Kali Bajulmati, tempatnya bertemu simbah puteri dan menikah. Lalu lahirlah enam anak, yakni Ibu dan kakak-adiknya.

Ketika pernikahan simbah pecah karena Simbah Kakung menikah lagi, Ibu meninggalkan sekolahnya lalu merantau ke Malang. Alasannya, di sana masih banyak saudara Simbah Kakung yang bisa ditumpangi sekaligus membantu mencari pekerjaan. Tapi Ibu tidak lama-lama di Malang, sebelum kembali lagi ke Situbondo, dan menyusul Simbah Puteri yang pergi ke Sumatera.

Semasa di Palembang dan di Jambi, setiap kali ada kesempatan Ibu akan dengan senang hati menceritakan kenangan-kenangannya. Termasuk semasa beliau merantau sebentar di Malang. Ibu bercerita tentang seorang Romo Buddha (mungkin Bhanthe?) tempat beliau sempat menumpang, tentang air terjun Coban Rondo, dan tentang kebun-kebun apel.

"Di sana kita bisa makan apel sepuasnya. Tinggal metik dari pohon," begitu cerita Ibu yang membuat saya dan adik-adik ternganga membayangkan betapa puasnya bisa makan apel sepuasnya. Maklum, masa-masa saya kecil buah-buahan terlebih apel merupakan santapan mewah.


Biasanya usai menceritakan kenangannya di Malang beserta kebun-kebun apel itu Ibu lantas berkata, "Mbesuk ya kita plesir ke Malang, makan apel sepuasnya di kebunnya." Angan-angan yang belum terwujud hingga saat ini.

Siapa sangka, bertahun-tahun setelah itu saya kemudian mendapat dua kesempatan mengunjungi Malang. Sekalipun dua kunjungan tersebut tak berlangsung lama. Berikut dua kenangan singkat saya di Malang:

Cafe Bale Barong
Kunjungan pertama saya ke Malang dalam rangka kerja. Mmm, lebih tepatnya latihan kerja sih. Kejadiannya kira-kira Agustus atau September 2002. Ya, nyaris 14 tahun lalu. Usia saya belum genap 20 tahun waktu itu.

Ceritanya, selulus dari sebuah lembaga bernama Pendidikan Profesi Pariwisata di Yogyakarta, saya sering mendapat job sebagai tour guide. Tapi karena belum berpengalaman, dan bahasa Prancis belum terlalu lancar, saya biasanya hanya kebagian jatah menjemput (picking up) atau mengantar (dropping) tamu di/ke bandara maupun destinasi selanjutnya.

Nah, suatu sore seorang senior yang sudah jadi tour guide profesional bernama Anang Sumarna datang ke kos-kosan. Maksud kedatangannya untuk melimpahkan tamunya ke saya, karena ia sudah harus membawa tamu lain untuk paket tur berikutnya. Ini praktik biasa di kalangan pemandu wisata masa itu, dengan tujuan memaksimalkan pendapatan.

Tugas saya sebenarnya sangat simpel: mengajak tamu sarapan, lalu check out dari hotel, dan melanjutkan perjalanan ke Malang. Rombongan turis asal Prancis tersebut akan melanjutkan tur ke Gunung Bromo. Sesampainya di Malang, saya hanya perlu menemui guide setempat di Bale Barong Cafe N Resto (kini Bale Barong Terrace) dan "mengoper" rombongan tamu kepadanya. Selesai.



Tapi praktiknya tidak semudah itu. Berbeda dengan turis asal negara-negara Asia, turis Eropa utamanya Prancis terkenal sangat banyak tanya. Walhasil, saya yang masih hijau dan bahasa Prancis-pun belum terlalu luwes, dibuat kerepotan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sepanjang perjalanan.

Bayangkan, yang saya bawa turis satu bus pariwisata! Dan apa saja yang mereka lihat sepanjang perjalanan menjadi bahan pertanyaan. Sewaktu singgah sejenak di Mantingan, mereka bertanya berapa harga seekor monyet? Ada juga yang bertanya nama latin sebuah pohon yang saya sendiri bahkan tidak tahu nama lokalnya?

Lalu sewaktu Gunung Semeru tampak di horison, ada lagi yang bertanya berapa mdpl tinggi gunung tersebut? Kapan terakhir meletus? Dan saat mampir makan siang di sebuah rumah makan, seorang turis minta dijelaskan apa itu pecel lele setelah melihat daftar menu.

Modyar pora, batin saya. Dalam hati saya terus saja berharap bus melaju lebih kencang, lebih kencang lagi, dan sampai di Malang sesegera mungkin. Tapi kami baru tiba di Malang tepat waktu salat Magrib. Sesuai itinerari dari travel agent yang diberikan Mas Anang, saya menge-drop tamu di Cafe Bale Barong untuk makan malam sebelum dibawa guide berikutnya ke hotel.

Begitu bus berhenti di parkiran Cafe Bale Barong, saya bergegas turun untuk menemui guide yang saya lupa namanya itu. Kami bersalaman, saling berkenalan, dan serah-terima tamu. Saya kembali lagi ke bus untuk mengucap salam perpisahan pada rombongan tur. Serta tak lupa meminta maaf apabila saya tak bisa memenuhi ekspektasi mereka, yang saya sadari betul iya banget. Hahaha...

Masih nervous oleh pengalaman pertama yang berjalan tak mengenakkan tersebut, saya menurut saja sewaktu sopir mengajak langsung pulang ke Jogja. Tak sempat ke mana-mana lagi, bahkan tak sempat beli apa-apa, padahal di satu jalan saya sempat melihat deretan kios menjajakan apel dalam plastik dan jaring buah.

Pertama kali ke Malang saya cuma menginjakkan kaki di tanahnya, yakni halaman dan ruang depan Cafe Bale Barong, selama kira-kira 10 menit. Sangat singkat! Satu hal yang menempel di memori saya waktu itu, Malang hawanya sangat dingin.


Roma, Rombengan Malam
Kunjungan ke Malang untuk kali kedua terjadi pada tahun 2013. Jauh lebih lama dari kunjungan pertama, meski hanya bilangan jam. Kali itu saya yang masih aktif sebagai kurir Sedekah Rombongan mengantar seorang pasien dampingan ke RS Lavalette untuk menjalani operasi. Pasien tersebut asal Pemalang, kira-kira 10 menit bermotor dari tempat saya tinggal.

Saya dan seorang kurir lain sepakat menyewa paket mobil lengkap dengan bensin dan sopir. Jadi dalam rombongan kami ada saya, kawan kurir Sedekah Rombongan satu lagi, pasien dampingan dan isterinya, dan sopir. Lima orang.

Kami berangkat jam tiga pagi dari Pemalang, dengan estimasi akan sampai di Malang 11 jam berikutnya. Namun sopir kami rupanya tak paham jalan. Berulang kali ia berhenti dan menelepon seseorang entah siapa di mana untuk bertanya rute.

Di Tuban kami sempat berhenti sangat lama karena orang yang ditelepon tak kunjung mengangkat panggilannya, dan anehnya ia enggan bertanya pada penduduk lokal. Sampai di Sidoarjo, ia benar-benar tak tahu arah dan kami berputar-putar tak karuan selama beberapa puluh menit. Ia turun, menelepon, kembali menjalankan mobil, tapi lalu berhenti lagi, turun, menelepon.

Padahal sejak selepas Gresik dia sudah sempat bertanya, dari Sidoarjo lewat mana. Saya yang paham rute menjawab, lewat Porong saja lalu lanjut Gempol, Pandaan, dan seterusnya. Tapi rupanya omongan saya dianggap angin lalu. Karenanya ketika ia kebingungan di Sidoarjo saya diam saja. Sampai akhirnya saya kesal, dan menelepon teman saya sesama pedagang uang lama di Malang.
Saya semasa ngurir di SR.
Waktu tahu saya menelepon teman di Malang itulah baru si sopir mau mendengarkan. "Lewat mana, lewat mana?" tanyanya tak sabar. Saya jawab kalem, "Ya tetap saja lewat Porong."Rasain!

Dan, baru jelang Magrib kami masuk Kota Malang. Berkat papan petunjuk yang bertebaran di mana-mana, kami pun tidak kesulitan mencari alamat tujuan. Tidak langsung ke RS Lavalette, melainkan ke Rumah Singgah Sedekah Rombongan (RSSR) Malang yang terletak tak jauh dari rumah sakit tersebut.

Saya lupa RSSR Malang terletak di perumahan apa. Yang jelas sesampainya di sana pasien dampingan kami serahkan ke pengelola RSSR dan teman-teman kurir Malang, untuk diuruskan ke RS Lavalette. Saya mustinya sudah boleh pulang, tapi sopir kami minta waktu untuk istirahat sebentar. Saya pun memanfaatkan waktu untuk bertemu teman yang tadi saya telepon.

Teman saya langsung datang menjemput tak jauh dari RSSR. Lalu ia mengajak saya berkeliling Kota Malang yang sebenarnya kecil tapi sangat hidup dan semarak. Teman saya menunjukkan Stadion Brawijaya, lalu memutar ke satu perumahan elite yang entah apa namanya, melihat-lihat beberapa tempat yang saya lupa begitu saja, dan menuju Jl. Gatot Subroto di mana terdapat Bank BCA KCP Malang.

Di sekitaran kantor Bank BCA sangat ramai malam itu. Terlihat beberapa lapak pedagang di sana. Teman saya bercerita kawasan tersebut dikenal sebagai Roma, kependekan dari Rombengan Malam. Selain berbagai lapak barang loak, ada pula lapak-lapak makanan. Tapi saya tidak diajak makan di sana, melainkan ke sebuah restoran yang lagi-lagi saya lupa namanya. Hahaha, maafkan.


Saya sebenarnya minta dibawa ke Bakso Kota Cak Man, tapi teman saya berkomentar, "Halah, bakso ki neng endi-endi ya kaya ngono iku." Ada benarnya juga sih. Dan sayapun dibawa ke sebuah restoran Jepang. Nantilah saya tanyakan nama restoran tersebut ke kawan itu, mana tahu ia masih ingat.

Oya, teman saya seorang keturunan Tionghoa, tapi ia tumbuh besar di lingkungan Islam sehingga begitu menghormati kawan-kawan Muslim-nya seperti saya. Ia asal Probolinggo, tapi sudah lama tinggal di Malang dan berkarier di Bank BCA. Itu sebabnya ia antusias sekali membawa saya ke Jl. Gatot Subroto. Ia juga sudah bercerita tentang Rombengan Malam sejak lama, via BBM dan telepon.

Lepas makan kami pulang. Teman saya mengantar sampai ke RSSR di mana sopir dan teman saya dari Pemalang sudah menunggu. Kamipun berpisah, dan begitu mobil teman saya menghilang di kejauhan, saya berpamitan pada teman-teman kurir SR Malang. Selanjutnya, malam itu juga, saya kembali ke Pemalang via Pantura.

Dua kunjungan singkat, tanpa dokumentasi satu pun, namun semuanya sangat berkesan bagi saya. Kurang puas memang, karenanya saya ingin sekali ke Malang lagi suatu saat nanti. Saya ingin mengajak anak-anak, isteri, beserta Ibu yang mempunyai kenangan di Malang.

Semoga saja terwujud.

Foto-Foto:
Foto 1: http://malang.merdeka.com/pariwisata/5-tempat-yang-jadi-ikon-kota-malang-160328m.html
Foto 2: http://wisatapetikapelmalang.blogspot.co.id/
Foto 3: Dokumentasi pribadi
Foto 4: www.sedekahrombongan.com
Foto 5: http://warnausahabisnis.blogspot.co.id/2012/11/usaha-kita-penulis.html

Kenalan dengan Xiaomi Redmi 4A, Smartphone Mi Pertama Buatan Indonesia

$
0
0

BELAKANGAN timeline media sosial ramai oleh tagar #kaMIbuatanIndonesia. Ada apakah? Rupanya ini menandai diluncurkannya varian baru smparthpone Xiaomi yang dibuat di Tanah Air. Yup, perkenalkan inilah dia Xiaomi Redmi 4A.

Selama ini jika bicara soal hape Xiaomi pendapat orang terbagi dalam dua isu utama:
1. Harga murah, spesifikasi tinggi
2. Smartphone tidak resmi

Poin pertama tidak ada yang bisa membantah. Xiaomi selama ini dikenal sebagai produsen dengan jajaran produk smartphone murah. Kata "murah" di sini tidak semata-mata mengacu pada nominal harganya, melainkan price to value. Maksudnya, dibandingkan ponsel pintar lain yang memiliki spesifikasi sejenis, Xiaomi memberikan harga terbaik.

Inilah yang membuat banyak pengguna gadget di Indonesia mengidolai Xiaomi. Siapa yang tidak mau dapat handphone dengan spesifikasi keren, yang kalau itu dikeluarkan vendor lain harganya bisa 2-3 kali lipat?

Sayangnya, tidak semua perangkat Xiaomi masuk secara resmi ke Indonesia. Hanya ada sedikit saja varian Xiaomi yang berstatus legal dan mendapat garansi penuh, di antaranya Mi 4i, Redmi Note, Redmi 2, dan Redmi 2 Prime. Lalu belum lama ini Redmi 3s ikut mendapat cap resmi. Padahal tipe ini sudah diluncurkan sejak Januari 2016.

Di luar tipe-tipe tersebut bisa dipastikan tidak melalui distributor resmi sehingga tidak mendapat garansi full. Aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Pemerintah, yang mewajibkan kandungan komponen lokal dalam produk, menjadi penghambat masuknya ponsel-ponsel baru Xiaomi ke Indonesia secara resmi.

Celah ini diambil pihak-pihak yang ingin mengambil untung. Mereka mendatangkan tipe-tipe terbaru langsung dari Tiongkok. Herry SW dalam blog Ponselmu.com mengungkap salah satu trik distributor dalam mengedarkan ponsel Xiaomi tidak resmi. Caranya dengan menggunakan sertifikat yang tidak sesuai dengan tipe produk.

Karena tergolong produk ilegal, polisi sempat melakukan razia di sejumlah pusat perdagangan handphone di Jakarta. Buntutnya, banyak pedagang yang tidak mau lagi menjual Xiaomi ilegal. Padahal pembeli lebih meminati tipe-tipe terbaru yang rata-rata masuk secara tidak resmi.



Buatan Indonesia
Nah, setelah sekitar setahunan tidak meluncurkan produk baru di Indonesia, pada 10 Februari lalu Xiaomi membuat gebrakan. Pabrikan asal Tiongkok ini memenuhi aturan TKDN. Sehingga Redmi 4A yang diluncurkan hari itu menjadi ponsel Xiaomi pertama buatan Indonesia, tepatnya produksi PT Sat Nusapersada di Batam. Yeay!

Menandai hal ini, peluncuran Xiaomi Redmi 4A dimeriahkan dengan tagar #kaMIbuatanIndonesia di media sosial. Untuk pertama kalinya pula di ponsel Xiaomi tertera tulisan Made in Indonesia. Tidak lagi Made in China. Dan seperti yang sudah-sudah, harga murah dengan spesifikasi mewah tetap menjadi andalan.

Dengan banderol seharga Rp 1,5 juta - atau tepatnya Rp1.499.000 sebagaimana tertulis di situs resmi Xiaomi Indonesia, Redmi 4A dibekali chipset Qualcomm MSM8917 Snapdragon 425. Ditambah Cortex-A53 berinti delapan 1.4 GHz 64 bit sebagai CPU, kita dapat bermain game dengan sangat lancar. Terlebih untuk grafisnya dibenamkan Adreno 308.

Redmi 4A memiliki RAM berkapasitas 2 GB, dengan memori bawaan 16 GB. Kurang lega? Ada slot kosong untuk memasukkan kartu memori tambahan. Kita bisa menambah kapasitas penyimpanan hingga 128 GB. Mau menyimpan drama Korea sebanyak apapun ayo aja. Hehehe.

Sebagai sumber daya, Xiaomi memberi baterai berkapasitas 3.120 mAh untuk Redmi 4A. Ini menjamin ponsel tidak akan mati seharian sekalipun aktif dipakai terus. Dalam acara peluncuran di JW Marriott, Vice President Xiaomi Wang Xiang mengklaim Redmi 4A dapat bertahan hingga tujuh hari dalam keadaan standby. Tujuh hari itu sepekan ya.


Meskipun baterainya besar, smartphone ini tidak berukuran besar. Dimensinya tinggi 139,9mm, lebar 70,4mm, tebal 8,5mm, dengan berat 131,5 gram saja. Bodinya yang berbahan matte enak digenggam, pas dengan ukurannya yang mungil.

Bergeser ke user interface, Redmi 4A sudah memakai MIUI 8 yang merupakan antarmuka paling mutakhir. MIUI 8 pertama kali diperkenalkan di India pada pertengahan tahun lalu. Laman resmi Xiaomi Indonesia mendeskripsikan MIUI 8 sebagai "operating system yang paling indah dan gampang dipakai." Benarkah?

Soal ini saya bisa kasih pendapat, sebab saya sudah merasakan sendiri MIUI 8. Desember lalu saya mendapat hadiah Xiaomi Mi 4i setelah memenangkan kontes video yang diadakan Kaskus dengan sponsor Pertamina. Perangkat ini memakai MIUI 8. Tepat seperti yang dideskripsikan di atas, saya dibuat terpesona oleh tampilan user interface pada smartphone ini. Demikian pula oleh kemudahan pemakaiannya.

Berikut video saat saya menerima hadiah Xiaomi Mi 4i dari Kaskus.



Nyaman Digenggam
Tidak lengkap rasanya membicarakan ponsel Xiaomi tanpa membahas kameranya. Salah satu kelebihan smartphone Xiaomi yang dibangga-banggakan Mi Fans selama ini adalah kemampuan kameranya. Baik untuk mengambil foto maupun merekam dalam bentuk video, juga untuk vlogging.

Seperti halnya smartphone kekinian yang lain, Redmi 4A bertipe dual camera alias memiliki dua kamera. Di mana kamera depan 5 MP dan kamera belakang 13 MP. Fungsi kamera dilengkapi fitur autofocus,LED flash, geo-tagging, touch focus, deteksi wajah/senyum, HDR, dan panorama.

Buat yang suka ngevlog, Redmi 4A bisa merekam video full HD (1080 x 1920 piksel) pada kecepatan 30 fps lho. Bisa jadi kamera cadangan nih. Kalau baterai kamera utama habis atau kondisi di lapangan tidak memungkinkan merekam dengan kamera, pakai saja ponsel ini.

Tambahan lagi, MIUI 8 pada Redmi 4A dapat secara cerdas mengelompokkan foto berdasarkan waktu pengambilan. Bahkan bisa membedakan antara foto-foto panorama atau screenshot. Jadi galeri foto lebih tertata, kita jadi enak saat memilih foto untuk diunggah di media sosial atau tambahan posting blog.

Oya, Redmi 4A menggunakan Android 6.0.1 Marshmallow sebagai sistem operasi. Kalau penasaran ingin mencoba Android Nougat, kita bisa cek sistem operasi untuk melakukan upgrade sendiri.


Well, sekalipun Xiaomi sudah memberikan begitu banyak kelebihan, masih ada satu hal yang jadi kekurangan. Btw, ini menurut pendapat saya pribadi lho ya. Apa itu? Monitor Redmi 4A hanya 5 inci, terhitung kecil untuk sebuah smartphone yang dimaksudkan sebagai piranti bermain game.

Layar 5" dengan resolusi 720p juga tidak terlalu istimewa untuk menyaksikan video di YouTube. Kurang lega, tidak nyaman di mata. Padahal kameranya bisa merekam video berkualitas full HD, tapi Redmi 4A hanya mampu memutar video HD (720 x 1280 piksel).

Namun ini bisa dimaklumi, sebab sepertinya Xiaomi lebih mengedepankan kinerja mumpuni serta keringkasan perangkat. Ukuran monitor 5" paling memungkinkan bentuk hape yang nyaman digenggam. Lebih besar dari itu akan semakin tidak mudah dipegang satu tangan.

So, dengan bodi mungil dan jeroan berkelas ditambah banderolnya yang terhitung menengah ke bawah, Xiaomi Redmi 4A merupakan smartphone rekomendasi. Jangan lupa, sekarang #kaMIbuatanIndonesia :)

Mau pesan Redmi 4A? Klik di sini untuk mencari smartphone Xiaomi idamanmu!

Klothekan Berhadiah Smartphone Xiaomi Mi 4i

$
0
0

SEBUT saya beruntung. Cuma bermodal klothekan bersama anak-anak dan istri di halaman belakang, sebuah smartphone kece Xiaomi Mi 4i sukses didapat. Ini merupakan hadiah terakhir, sekaligus penutup tahun 2016 yang manis bagi kami sekeluarga. Alhamdulillah...

Bagi yang tidak tahu klothekan, ini adalah istilah Jawa. Maknanya, menabuh berbagai macam benda untuk menimbulkan bebunyian. Apa saja bisa dipukul atau ditabuh, yang penting mengeluarkan bunyi. Tapi yang umum ditabuh sih meja, piring dan mangkok, sendok, atau kaleng.

Nah, begitu tahu kontes video SingAlong Pertalite yang diadakan oleh Kaskus, saya langsung merancang-rancang konsep video untuk diikut-sertakan dalam lomba ini. Ada 2-3 ide yang keluar dari kepala saya saat itu. Setelah ditimbang-timbang, menurut saya konsep klothekan lebih menarik digarap.

Pertimbangan lain yang tak kalah penting, saya kembali bisa melibatkan anak-anak. Saya memang sebisa mungkin mengikut-sertakan anak-anak dalam kompetisi, seperti saat mengikuti Tantangan Joget Cokelat yang diselenggarakan PT Frisian Flag Indonesia tahun lalu. Menang-kalah tidak soal, yang terpenting anak-anak terbiasa berkompetisi.

Persyaratan SingAlong Pertalite terhitung mudah. Peserta cukup membuat video singkat minimal 30 detik, menyanyikan refrain jingle Pertalite. Tapi saya paham betul, kreativitas dan originalitas konsep video jadi pertimbangan utama dalam kontes ini. Itulah sebabnya saya mantap memilih konsep klothekan.

Jadilah kami membawakan refrain jingle Pertalite dengan iringan musik yang dihasilkan dari menabuh berbagai barang tak terpakai. Saya memukul kaleng bekas hair spray, anak perempuan saya menabuh botol bekas sirup Marjan sisa Lebaran, lalu kakaknya menabuh dua alat sekaligus: kaleng bekas biskuit dan bak mandi yang dulu dipakai sewaktu ia masih bayi.

Istri? Tak ada posisi yang lebih pas baginya selain menyanyi alias sebagai vokalis. Istri dulu pernah bekerja di Radio EMC Yogyakarta, dan sering tampil live dalam acara yang diadakan radio tersebut. Meski sejak kembali ke Pemalang di tahun 2006 ia jarang menyanyi, kemampuan olah vokalnya tetap membuat saya kagum.


Ditonton Tetangga
Setelah menetapkan siapa menabuh siapa, kami lantas berlatih di halaman belakang. Tujuannya untuk menghindari suara-suara kendaraan bermotor yang ramai berlalu lalang di jalan depan rumah. Tapi karena tempat itu sepi, suara klothekan kami malah jadi terdengar jelas kemana-mana. Jadilah beberapa tetangga datang melongok. Hihihihi.

Sampai saat itu istri belum hapal refrain yang harus dinyanyikan. Saya mengakalinya dengan menuliskan lirik besar-besar di kertas bekas kalender, dan menempelnya di sebelah kamera. Seperti teleprompter yang biasa dipakai penyiar televisi.

Setelah berlatih beberapa kali mencocokkan irama tabuhan masing-masing, juga memantapkan hapalan istri, rekaman dimulai. Dengan bantuan tripod murah meriah Excell Promo, kamera Canon Powershot SX610 HS di hadapan kami mulai mengabadikan take demi take.

Take pertama sebenarnya sudah bagus, namun istri menyarankan untuk mengambil beberapa kali take. Baru nanti saat editing dipilih mana yang terbaik. Ide bagus. Jadilah kami mengulang sebanyak 7-8 kali secara simultan. Diselingi istirahat, buang air kecil, minum, dan anak-anak bertengkar kecil, total waktu yang kami habiskan untuk proses perekaman sekitar satu jam.

Jika dihitung dari persiapan mulai dari mencari kaleng, botol, dan peralatan untuk menabuh, total waktunya lebih dari dua jam. Kami mulai bersiap sekitar jam satu siang, dan tepat sebelum adzan Ashar rekaman selesai. Malamnya saya melihat-lihat footage dan menjatuhkan pilihan pada take kedua. Bukan performa yang sempurna, tapi itulah aksi kami yang paling kompak.

Editing-nya sederhana saja. Saya cuma memotong footage dan menambahkan tulisan. Panjang video finalnya hanya 39 detik lebih sekian milidetik. Setelah diunggah ke akun YouTube, saya daftarkan video tersebut ke Kaskus, lalu dibagikan ke sosial media memakai tagar yang ditentukan.

Dan, inilah dia videonya! Simpel sekali ya?



Selesai. Usaha sudah dilakukan, saatnya berdoa dan menyerahkan hasil kepada Sang Pembagi Rejeki. Jujur saya menginginkan hadiah utama sepeda motor, sebab Kymco saya sudah sangat ringkih. Tapi andai cuma dapat hadiah hiburan tidak jadi masalah. Tidak menang pun tidak apa-apa. Nothing to lose.

Seperti biasa, setelah itu saya lupakan kontes tersebut. Saya bahkan lupa kapan tanggal pengumumannya. Sampai suatu ketika ada mention di Facebook. Rupanya ada kawan blogger menanyakan apakah username"bungeko" yang tertera di halaman pengumuman pemenang SingAlong Pertalite adalah saya. Jadi ia menge-tag saya dalam komentarnya di laman tersebut.

Saya langsung mengecek halaman tersebut. Benar saja, ada nama bungeko yang merupakan username saya di Kaskus dalam daftar 10 pemenang hiburan. Itu artinya saya dapat hadiah smartphone Xiaomi Mi 4i. Tak ada kata yang bisa saya ucapkan selain alhamdulillah. Anak-anak senang sekali sewaktu saya beri tahu kabar gembira ini.

Begitu hadiahnya sampai, sesuai janji saya berikan hape tersebut pada istri. Ia sudah sejak September tidak memegang ponsel setelah Acer Liquid 205 miliknya rusak. Tentu saja istri senang sekali, terlebih setelah ia tahu betapa kerennya Xiaomi Mi 4i dari deskripsi di laman resmi Mi Indonesia.

Anak-anak juga sangat bersemangat membuka paket tak lama setelah diantar kurir JNE. Lihat sendiri bagaimana tingkah mereka di video ini. Selamat menyaksikan!


Mudahnya Bayar Tagihan Internet dengan Aplikasi BebasBayar

$
0
0

SUDAH bayar tagihan Speedy/IndiHome bulan ini? Saya sih sudah. Biarpun hujan deras terus-terusan mendera Pemalang, saya enjoy-enjoy saja kalau soal bayar-bayaran. Cukup ambil smartphone, lalu tap sana-sini, tunggu sebentar, beres deh. Begitulah mudahnya bayar tagihan internet dengan aplikasi BebasBayar.

Btw, apa itu BebasBayar?

BebasBayar adalah sebuah layanan pembayaran online atau e-payment gateway yang dikelola oleh PT Bimasakti Multi Sinergi (BMS). Kalau Anda pernah dengar FastPay dengan loket-loket pembayarannya yang tersebar di mana-mana, itu merupakan salah satu produk jasa PT BMS.

Cara kerja BebasBayar kurang-lebih sama seperti FastPay. Bedanya, FastPay adalah usaha loket pembayaran online semacam PPOB yang diperuntukkan bagi investor. PT BMS menyediakan paket-paket kemitraan bagi calon investor. Dimulai dari Paket Payment Point dengan biaya pendaftaran Rp350.000, Paket Gold (Rp900.000), dan Paket Enterprise (Rp5.200.000).

Nah, BebasBayar lebih diperuntukkan bagi pengguna perorangan. Karenanya tidak ada biaya pendaftaran di sini, 100% gratis. Menariknya, dengan BebasBayar kita bisa membayar dan membeli apa saja. Beli pulsa, beli paket internet, beli tiket kereta api dan tiket pesawat, beli voucher game atau voucher Google, beli token listrik, bayar tagihan televisi kabel, bayar cicilan kendaraan bermotor, bayar tagihan listrik atau PDAM, dan masih banyak lagi.

Pendek kata, cukup dengan BebasBayar kita bisa membayar seluruh tagihan bulanan, plus pulsa hape. Kalau sudah instal aplikasinya, semua hal tersebut dapat dilakukan lewat monitor smartphone. Praktis!

Cukup dua langkah yang harus dilakukan untuk merasakan mudahnya membayar berbagai tagihan dengan aplikasi BebasBayar:
1. Registrasi di https://www.bebasbayar.com
2. Mengisi deposit awal minimal Rp10.000

Kok pakai deposit awal, jangan-jangan itu biaya pendaftaran terselubung?

Big NO! Uang minimal Rp10.000 tersebut murni deposit, dan boleh Anda gunakan untuk membeli pulsa atau membayar apapun sampai saldonya habis tanpa sisa. Deposit tidak ada batas waktu sehingga tidak akan pernah hangus.

Saya sendiri biasanya mengisi deposit sebanyak total tagihan yang akan saya bayar melalui aplikasi BebasBayar. Misalnya saja kali ini saya mau membayar tagihan Speedy. Setelah saya cek untuk Februari 2017 tagihannya sejumlah Rp173.000. Jadi, saya mengisi deposit sebesar Rp173.000.

Kalau misalkan mau sekalian beli paket internet atau pulsa atau membayar tagihan lain (listrik, tivi kabel, cicilan kendaraan, dll.), tinggal hitung saja berapa seluruh uang yang harus dikeluarkan. Sebesar itulah kita mengisi deposit di akun BebasBayar. Selanjutnya tinggal bayar sana-sini tanpa harus beranjak dari rumah.

Bayar Tagihan Speedy/IndiHome
Oke, sekarang saya mau membayar tagihan Telkom Speedy untuk periode Februari 2017 ini. Seperti sudah dicek tadi, jumlah tagihannya Rp173.000. Saya kemudian mengisi deposit lewat website Klik BCA. Tak sampai lima menit berselang saldo di akun BebasBayar saya sudah bertambah. Cepat sekali, bukan?

Langkah selanjutnya cukup ikuti panduan berikut dan lihat tampilan pada screenshot di bawah ini.

  1. Buka aplikasi BebasBayar di smartphone. Kalau belum login, silakan login terlebih dahulu dengan cara memasukkan nomor ID dan password.
  2. Setelah halaman muka terbuka (screenshot paling kiri), pilih menu "Speedy" dengan cara di-tap.
  3. Isikan nomor ID Pelanggan Telkom di halaman berikutnya. Gunakan keypad numerik yang otomatis muncul di layar. Ingat, jangan sampai nomornya salah ya.
  4. Lanjutkan dengan menge-tap tombol "Lanjutkan" berwarna hijau.
  1. Berikutnya akan tampil rincian informasi tagihan internet Anda di bulan berjalan. Tagihan saya sendiri untuk Februari 2017 sebesar Rp170.500 (sudah termasuk pajak 10%), ditambah biaya administrasi Rp2.500. Totalnya Rp173.000.
  2. Cek dan ricek rincian tagihan tersebut, jika sudah benar lanjutkan proses pembayaran dengan cara tap tombol "Bayar" di bagian bawahnya.
  3. Mohon tunggu barang beberapa belas hingga puluh detik, server BebasBayar sedang menghubungi server PT Telkom untuk memproses pembayaran. Jangan tap tombol apapun sampai proses ini selesai.
  4. Tara! Kalau keluar pesan yanga hanya berisi sebaris tulisan "EXT: APPROVE" itu tandanya pembayaran sukses dilakukan. Tap tombol "Oke" di bagian bawah.
  1. Proses pembayaran selesai, sistem BebasBayar kemudian menampilkan struk elektronik seperti tampak pada screenshot ke-7 di atas. Itu tandanya tagihan internet Telkom sudah dibayar.
  2. Transaksi ini tersimpan rapi dalam menu "Laporan" sehingga kapanpun kita dapat mengaksesnya. Kita juga dapat mencetak struk bukti pembayaran tersebut.
  3. Kalau saya sih biasanya melongok laman "Cashback" untuk mengecek komisi yang saya dapat dari transaksi ini. Seperti bisa dilihat pada screenshot di atas, ada cashback sebesar Rp650 untuk pembayaran tagihan internet Telkom. Lumayan :)

Jadi, bertransaksi di BebasBayar ada cashback-nya ya? Betul sekali. Inilah alasan kedua kenapa saya sejak awal 2016 lalu lebih suka memakai aplikasi BebasBayar untuk membayar berbagai tagihan. Siapa sih yang tidak mau dapat cashback? Karena tagihan-tagihan itu musti dibayar tiap bulan, artinya kita juga bakal rutin mendapat cashback sebulan sekali.

Besar cashback bervariasi tergantung transaksi yang kita lakukan. Untuk pembayaran tagihan internet Telkom cashback-nya Rp650, sedangkan untuk pembayaran berbagai cicilan kredit komisinya Rp800. Yang besar lagi cashback pembayaran PLN atau tivi berbayar yang sampai Rp1.000.

Alasan pertama sih soal kepraktisan. Dengan aplikasi BebasBayar di smartphone, saya dapat membayar tagihan atau membeli pulsa di mana saja kapan saja. Sangat memudahkan sekali.

Mau merasakan mudahnya membayar aneka tagihan dengan BebasBayar? Yuk, registrasi di www.bebasbayar.com dan instal aplikasinya!

Semoga bermanfaat.

Cara Saya Raup Untung Jutaan Rupiah dengan Blog Sederhana

$
0
0


PERNAH dengar istilah blogstore? Belum? Wajar. Searching di Google sekalipun nggak akan ketemu definisi dari kata ini, maupun artikel yang membahas mengenai hal tersebut. Pendek kata, ini istilah yang masih asing. Namun, dengan blogstore saya (pernah) bisa meraup untung jutaan rupiah sebulan.

Saya pertama kali mendengar istilah ini dari seorang kawan sesama blogger. Mundur jauh ke tahun 2008 saat kami masih sering berkirim SMS dan chat membahas berbagai hal seputar dunia online. Dalam satu kesempatan ia mencetuskan istilah blogstore, yang ia jelaskan secara ringkas sebagai, "toko online tapi pakai blog."

Masa itu belum banyak yang mengalih-fungsikan blog sebagai toko online. Lalu sejumlah layanan shopping cart melakukan inovasi, sehingga dapat dipasang di blog berbasis WordPress. Diikuti dengan pengembang theme menyediakan tema-tema online shop. Mulailah bermunculan situs-situs jualan yang aslinya merupakan blog berbasis WordPress.

Medio 2009, saya tertarik berjualan uang lama secara online. Ketertarikan ini berawal dari seringnya saya nongkrong di Pasar Klithikan, Yogyakarta, untuk keperluan liputan di koran lokal tempat saya magang. Cerita seorang pedagang senior di sana membuat saya ingin mencicipi manisnya profit dari bisnis uang kadaluwarsa ini.

"Sampeyan ambil sama saya Rp7.500 selembar, nanti dijual Rp10.000 kan sudah untung Rp2.500 selembar," kata Pak Wisnu, nama pedagang tersebut.

"Orang nggak mungkin cuma beli selembar. Untuk mahar paling sedikit dia beli 3-4 lembar. Dapat untung Rp10.000 sekali transaksi kan lumayan," tambah Pak Wisnu lagi.

Saya mengangguk setuju. Di ambang kelulusan kuliah, dengan status nyaris pasti sebagai pengangguran, tak ada hal lain yang terpikirkan oleh saya selain menulis dan berdagang. Sempat bingung mau berjualan apa, perkenalan dengan Pak Wisnu seolah memberi jalan bagi saya.

Kesempatan ini harus diambil!.



Modal Blog Gratis
Kembali ke kos, saya langsung merancang apa yang selanjutnya harus dilakukan untuk mengeksekusi rencana berjualan uang lama. Saya ambil kertas kosong dan pena, lalu mulai mencoret-coret. Dimulai dengan apa yang saya butuhkan sebagai modal awal, kemudian apa langkah pertama untuk mengawali usaha ini.

Sejak awal saya sudah berniat untuk berjualan secara online. Karenanya saya musti membangun toko online. Lihat sana-sini, jasa pembuatan toko online yang sangat sederhana dibanderol lebih dari Rp1.000.000. Itu hanya toko online untuk memajang barang, dengan fitur andalan update stok otomatis. Pembeli masih harus mengontak kita sebagai penjual untuk mengorder.

Kalau mau yang full otomatis di mana seluruh transaksi pembelian ditangani sistem, biaya pembuatannya 3-4 kali lipat. Tentu saja saya angkat tangan. Ketimbang untuk buat web, bagi saya lebih baik uangnya dipakai kulakan barang.

Mau membuat toko online berbasis blog WordPress, saya juga dibuat mundur teratur oleh harga theme, harga shopping cart, serta biaya hosting bulanannya. Apalagi saat itu saya awam sekali dengan WordPress dan seluk-beluk hosting.

Apa akal? Saya lantas teringat Blogspot. Bertahun-tahun saya akrab dengan platform blog satu ini. Bagaimana kalau coba membuat toko online menggunakan engine ini saja? Karena saya paham betul Blogger.com, yang perlu saya pikirkan selanjutnya hanya soal nama domain, template, dan konten.

Setelah search sana-sini, rupanya sudah ada yang memanfaatkan Blogspot sebagai landing page untuk berjualan. Sejumlah programmer malah menjajakan template-nya seharga Rp350.000. Meski tak bisa dibilang murah untuk ukuran saat itu, namun harga tersebut masih wajar. Tapi saya tidak tertarik.

Saya tidak berminat membuat landing page. Saya ingin membuat blog seperti pada umumnya blog. Bedanya, saya sediakan satu halaman khusus untuk memajang foto-foto dagangan. Jadi konsepnya adalah blog dengan konten artikel-artikel seputar uang lama dan numismatik, kemudian kalau ada yang tertarik membeli tinggal klik halaman berisi daftar barang yang disediakan.
Tampilan blog uanglama.com di bulan pertamanya, 28 Juni 2009. Screen capture diambil dari WebArchive.org.

Bukan tanpa alasan saya menginginkan konsep tersebut. Dari beberapa teman saya belajar banyak tentang search engine optimization (SEO), atau menurut saya lebih tepat disebut Google Optimization (GO). Pintu masuk pengunjung adalah mesin pencari, Google, jadi saya harus bisa menempatkan blog di halaman awal Google.

Google suka sekali dengan blog atau situs yang kaya artikel. Untuk itulah saya musti membuat blog, dan terus memperbaharuinya dengan artikel-artikel baru secara teratur. Karena saya menulis tentang uang lama dan numismatik, tentunya pengunjung yang datang ke blog adalah orang-orang yang memiliki minat atau membutuhkan uang lama.

Nah, pengunjung-pengunjung inilah calon pembeli saya. Semakin banyak pengunjung, itu maknanya saya memiliki semakin banyak calon pembeli. Konsep ini sama seperti yang dipakai oleh mal-mal di kota-kota besar.

Nama Domain sebagai Merek
Oke, kemudian saya pun membuat sebuah blog baru di Blogger.com. Gratis. Agar terkesan serius dan dapat dipercaya, saya membeli nama domain .com. Tapi tujuan utama pembalian nama domain TLD ini adalah sebagai senjata utama dalam memenangkan pertarungan di mesin pencari. Kalau saya bisa membeli nama domain dengan kata kunci yang sesuai, insya Allah blogstore yang saya rintis berjalan sesuai harapan.

Satu hal lagi, nama domain sekaligus sebagai merek. Saya ingin ketika orang bertanya-tanya, "Cari uang lama buat mahar atau koleksi di mana ya?" Maka mereka akan langsung teringat blogstore saya. Karenanya nama domain tadi harus spesifik menjelaskan apa yang saya jual.

Cari punya cari, saya beruntung mendapatkan nama domain uanglama.com. Benar-benar rejeki nomplok. Jadi klop sudah. Blognya tentang uang lama, jualannya uang lama, nama domain yang cocok tentu saja uanglama.com. Ini sekaligus keyword penting untuk bertarung di Google.

Well, hanya dalam hitungan jam blogstore itu pun jadi. Lalu jam berikutnya nama domain uanglama.com sudah terintegrasi dengan baik ke blog di Blogger.com. Langkah terakhir yang harus saya lakukan adalah mengisi blog tersebut dengan tulisan, gambar, dan tentu saja daftar barang dagangan.

Singkat cerita, saya mulai berjualan uang lama dengan sebuah blog gratis yang diberi nama domain .com. Modal materiil yang saya keluarkan sebesar Rp95.000 untuk membeli nama domain, selebihnya akses internet yang sudah dibayar bulanan, serta tenaga dan waktu untuk menyiapkan blog tersebut.



Untuk barang dagangan, Pak Wisnu berbaik hati membantu saya. Sebenarnya ya sekaligus membantu beliau juga sih. Saling menguntungkanlah. Saya dipersilakan mengambil barang-barang darinya dengan sistem konsinyasi, jadi dibayar kalau sudah laku. Artinya, saya menyetok barang dengan modal kepercayaan saja.

Di kos, uang-uang lama dari toko Pak Wisnu saya foto satu-satu depan-belakang. Kemudian saya catat baik-baik ciri-ciri fisik serta deskripsi masing-masing, untuk selanjutnya diunggah di blog. Saya buat satu posting khusus untuk masing-masing uang. Isinya ciri-ciri fisiknya, deskripsi singkat, serta foto depan-belakang.

Saya juga menulis beberapa posting untuk menaikkan posisi blog di Google. Beruntung saya punya bahan berlimpah sekali untuk menulis banyak artikel. Selain hasil wawancara dengan Pak Wisnu dan beberapa kolektor lokal Jogja, saya masih menyimpan print out referensi yang didapat dari internet.

Semua itu saya olah menjadi bermacam-macam tulisan terkait uang lama dan numismatik. Ada tulisan tentang profil kolektor, seputar grading uang lama, tips membeli uang lama, dan masih banyak lagi.

Omset Puluhan Juta
Mengintip Web Archive, uanglama.com sudah online sejak awal Juni 2009. Saya lupa persisnya tanggal berapa posting pertama blog tersebut dipublikasikan. Yang saya ingat betul, pembeli pertamanya adalah seorang calon pengantin di Kalimantan. Ia mencari uang Rp9 untuk mahar.

Nilai transaksi pertama itu tak sampai Rp50.000, dengan marjin sekitar Rp30.000. Sedangkan nett profit-nya kisaran Rp15.000. Lumayan sebagai permulaan.

Lalu order demi order berdatangan. Semua pembeli tersebut masuk ke blogstore saya lewat Google. Rata-rata mencari uang mahar, tapi tak sedikit pula yang mencari uang-uang mistis untuk pesugihan. Transaksi besar pertama saya dibukukan tak sampai sebulan berselang. Seorang kolektor pemula di Jakarta membeli sejumlah uang lama dengan total pembelian sejuta rupiah lebih sedikit.

Semenjak itu bisnis jual-beli uang lama saya semakin berkembang. Dari sekedar penasaran ingin mencoba, saya lantas tenggelam dalam keasyikan berburu uang lama untuk diperdagangkan. Saya masih mengambil barang di Pak Wisnu, namun juga membuka jaringan lain demi menjamin ketersediaan stok. Sebab terkadang saya sudah terlanjur menerima pesanan, tapi saat mengambil barang di toko Pak Wisnu ternyata kosong.



Melihat tren, saya membuat inovasi sederhana: menyediakan paket-paket uang lama dengan nominal sesuai tahun. Karena waktu itu tahun 2009, saya membuat Paket Rp9 atau Paket 9 Rupiah dengan bermacam-macam kreasi. Ada yang berupa sekeping koin Rp10 dan Rp5 ditambah dua keping Rp2, ada pula versi kertas berisi Rp10, Rp5 dan empat lembar Rp1. Paket yang lain berisi Rp10 dan sembilan lembar Rp1.

Paket-paket tersebut terus saya lanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2010 saya sediakan Paket Rp10, tahun 2011 saya sediakan Paket Rp11, dan seterusnya. Pada perkembangannya, paket-paket seperti ini yang mendominasi penjualan. Malah saya terbilang jarang sekali melayani pembelian uang koleksi.

Tahun demi tahun berjalan, saya berusaha konsisten meng-update lapak dagangan tersebut dengan konten-konten baru. Tujuannya tentu saja agar tetap "diingat" Google. Terkadang saya isi dengan tulisan-tulisan ringan, lalu lain saat membahas sejarah uang tertentu. Sumber tulisannya mulai dari hasil obrolan dengan sesama pedagang, sampai artikel di web-web numismatik asing.

Ini bukan bisnis besar. Omset rata-rata setiap bulan di kisaran Rp 6-7 juta. Dari angka itu saya bisa mendapat nett profit antara Rp 2-3 juta. Jumlah yang banyak untuk ukuran Pemalang, tempat saya menetap setelah meninggalkan Jogja pada medio 2010. Puncaknya, uanglama.com pernah membukukan omset sebesar Rp 20 juta lebih pada awal 2013.

Yang menarik, saya tetap menggunakan blog gratis di Blogspot saat mencapai angka penjualan sebesar itu. Sungguh tak terbayangkan sebelumnya jika blog sederhana yang modal pembuatannya hanyalah nama domain seharga Rp95.000, bisa mendatangkan omset puluhan juta.



Blog, Senjata Ampuh Digital Marketing
Waktu itu saya tidak kenal istilah digital marketing atau pemasaran digital. Jangankan praktik, teorinya saja saya tidak tahu. Yang saya tahu saya membuat blog untuk berjualan. Agar blog itu populer sehingga pengunjungnya banyak, saya mengisinya dengan sebanyak mungkin artikel demi menarik perhatian mesin pencari. Utamanya Google.

Rupanya apa yang saya lakukan waktu itu adalah cara ampuh untuk memasarkan barang secara online. Cara itu kini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar. Selain membuat blog sendiri, brand-brand menggaet blogger untuk membantu membangun brand awareness atau branding, maupun sekedar menambah backlink berkualitas untuk web perusahaan.

Kelebihan blog sebagai sarana promosi adalah sifatnya yang personal. Apa yang ditulis blogger dalam blognya berdasarkan pada pengalaman pribadi, sehingga tidak asal ngecap. Di lain pihak orang cenderung lebih mempercayai saran dari orang yang dikenal. Dan ini berlaku pula untuk rekomendasi produk.

Bagi brand, promosi menggunakan blog lebih efektif karena sifatnya yang personal memungkinkan terjadinya engagement dengan calon konsumen. Ketertarikan akan produk tercipta dari rekomendasi orang yang dipercaya calon konsumen, sehingga besar kemungkinan si calon konsumen akan menjadi konsumen tetap.

Menangkap peluang ini, sejumlah jasa digital marketing bermunculan. Salah satunya Digital Marketing Jakarta bernama ABAH Digital Marketing Specialist di bawah naungan PT ABAH Karya Maya.

Keberadaan ABAH diawali dari berdirinya VAIndo pada tanggal 22 Januari 2014. Fokus utamanya adalah pelatihan-pelatihan SEO dan digital marketing. Dua tahun berjalan, founder VAIndo membentuk badan hukum demi bersaing lebih serius di dunia pemasaran digital. Berdirilah PT ABAH Karya Maya pada 1 Oktober 2016.

Dari layanan pelatihan SEO, kini ABAH juga bergerak di bidang digital marketing. Spesialisasinya penyediaan jasa kampanye online yang berkualitas, dengan tiga servis utama, yaitu:

1. Jasa Penulis Artikel Murah
Sebagaimana pengalaman saya bersama uanglama.com, konten merupakan hal penting dalam mendatangkan pengunjung. Ingat, pengunjung web merupakan calon konsumen. Mereka hanya bisa digiring dengan artikel-artikel bagus yang menjawab persoalan serta rasa ingin tahu mereka. ABAH menawarkan jasa penulisan artikel berkualitas dengan harga bersaing.

2. Kampanye Media Sosial
Kini eranya media sosial. Sebagian besar waktu pengguna internet habis di media sosial. Karena itulah kampanye-kampanye pemasaran semakin melirik pengguna media sosial. Untuk itu diperlukan strategi khusus sehingga promosi berjalan efektif dan memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Di sinilah ABAH hadir memberi solusi.

3. Kampanye Blog
Seperti sudah saya sebutkan di atas, blog kini tengah jadi primadona dalam digital marketing. Brand selalu melibatkan blogger dalam kampanye-kampanye mereka. Dengan pengalamannya, ABAH memberikan bantuan bagi perusahaan untuk mengatur kampanye di blog-blog pilihan yang ada dalam database-nya.

Hmmm, kalau belum ada dalam database, tolong masukkan bungeko.com ya :)

Ah, sayang sekali dulu jaman saya memulai uanglama.com belum ada ABAH. Kalau sudah, setidaknya saya dapat menggunakan jasa konsultasi yang disediakan untuk menggenjot penjualan dan omset. Saya belum naik haji, hihihi.

Ada ungkapan, "Good product sells itself." Namun kalau tidak diimbangi dengan pemasaran yang bagus, tetap saja penjualannya tak berjalan memuaskan. Produk yang bagus itu penting, tapi pemasaran tak kalah penting.

Well, itulah pengalaman saya mempraktikan digital marketing ala-ala. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin membuka toko online atau berjualan di dunia maya. Jika butuh bantuan seputar kampanye digital, kontak saja ABAH Digital Marketing Specialist.

ABAH Digital Marketing Specialist
(PT ABAH Karya Maya)
Jl. Manunggal Pratama No. 8
Cipinang Melayu,Jakarta Timur

Telepon: 021 2921 8602 / 021 8661 5774
Contact Person: 0813 8079 2290



Catatan: Maaf ya posting-nya tidak banyak gambar dan ilustrasi. Saya tahu info lomba blog ini kurang dari dua jam dari deadline, alias malam ini. Langsung mulai menulis dan selesai 4 menit saja dari batas waktu pendaftaran. Ketimbang daftarnya telat, mending posting-nya yang gambarnya sedikit. Nanti saya tambahi foto dan ilustrasi pendukung setelah pengumuman lomba. Oke? :)

Merencanakan Liburan Hemat ke Semarang dengan ShopBack

$
0
0

SEMARANG "cuma" berjarak 148,8 kilometer dari Pemalang. Naik kereta api jarak tersebut hanya perlu ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam. Dekat sekali. Namun saya belum pernah mengajak anak dan istri berwisata ke sana. So, berwisata sekeluarga ke Kota Lumpia jadi salah satu whishlist yang ingin saya wujudkan tahun ini.

Sebenarnya kami sekeluarga pernah ke Semarang tahun lalu. Namun itu bukan atas inisiatif pribadi, melainkan study tour TK anak sulung saya. Dalam waktu sehari kami mengunjungi tiga tempat berbeda yang letaknya berjauhan, plus satu toko oleh-oleh. Yang paling tidak asyik, kunjungan di tiap-tiap tempat hanya dibatasi satu jam saja.

Tentu saja kami tidak puas, terutama anak-anak. Itulah sebabnya saya sangat ingin sekali kembali mengajak anak dan istri berwisata ke sana. Kami ingin berlama-lama mengunjungi tempat-tempat wisata di Semarang sampai anak-anak puas.

Kenapa Semarang?

Alasan pertama ya karena jaraknya dekat. Tidak perlu menempuh perjalanan jauh, pilihan moda transportasinya pun beragam. Mau naik bus umum bisa. Banyak sekali bus jurusan Semarang yang melewati Pemalang. Baik dari Tegal, Cirebon, Bandung, maupun Jakarta. Saya bisa langsung menyetop di pinggir jalan, atau membeli tiket di terminal.

Tapi selama ada pilihan kereta api, saya lebih suka memanfaatkan jasa PT Kereta Api Indonesia. Dengan kereta api yang terjadwal rapi saya bisa menyusun agenda perjalanan dengan cermat. Berangkat dari Pemalang jam berapa, sampai di Semarang jam berapa, termasuk juga merencanakan besarnya ongkos yang diperlukan.

Alasan berikutnya yang tak kalah penting, transportasi umum di Semarang sangat beragam pilihannya. Mau naik angkutan kota yang murah meriah ada, mau lebih praktis dan nyaman bisa menyewa rental mobil. Ada pula pilihan taksi online yang menawarkan kenyamanan dengan harga lebih bersahabat, yakni Go-Car.

Wisata Anak
Alasan lain, ibukota propinsi Jawa Tengah ini menyimpan begitu banyak destinasi wisata yang cocok bagi anak-anak. Ya, semenjak mempunyai anak saya selalu memperhatikan betul tujuan wisata yang dituju. Saya utamakan mendatangi tempat-tempat yang memang dikhususkan buat anak-anak. Atau setidaknya tempat wisata tersebut ramah anak.

Saya sudah mencatat beberapa tempat wisata di Semarang yang rasanya bakal membuat anak-anak senang mengunjunginya. Berikut beberapa yang ingin sekali saya kunjungi:


1. Puri Maerakaca
Tempat wisata ini berada di urutan pertama dalam daftar. Tempatnya sangat luas, anak-anak pasti senang sekali bermain-main di sini. Apalagi ada anjungan 35 kota dan kabupaten se-Jawa Tengah. Jadi, tak sekedar bersenang-senang melihat-lihat, saya dan istri juga bisa mengajarkan lebih banyak tentang Jawa Tengah pada anak-anak.

Anjungan Pemalang tentu saja jadi tujuan utama kami. Belum banyak yang diketahui anak-anak tentang kabupaten tempat tinggalnya sendiri. Dengan mengunjungi anjungannya di Puri Maerakaca, kami dapat memperkenalkan apa-apa yang ada di Pemalang pada mereka.

Kalau sudah bosan mengelilingi anjungan demi anjungan, anak-anak bisa bermain-main di area khusus untuk anak-anak yang tersedia. Opsi lain yang tak kalah menarik adalah naik becak air, naik kereta-keretaan, atau sekedar duduk-duduk di taman dan berfoto-foto di sekitaran area pohon mangrove di dekat laut.

Rasanya kami bakal betah seharian di sini.

2. Masjid Agung Jawa Tengah
Lihat kesamaannya dengan Puri Maerakaca? Yup, Masjid Agung Jawa Tengah jadi tujuan kedua karena tempatnya yang sangat luas sekali. Anak-anak saya suka sekali tempat-tempat yang luas di mana mereka bisa berlari-lari ke sana-sini.

Sewaktu ke sini bersama rombongan TK anak sulung, bus sampai di area masjid rembang petang. Kami hanya diberi waktu satu jam. Mana kami harus antri lama di kamar mandi sebelum masuk masjid. Akhirnya kami sengaja berlama-lama di masjid, menunggu waktu salat Magrib tiba baru kembali ke bus.



Padahal anak-anak masih asyik berlari-lari dan terlihat penasaran sekali dengan banyak hal baru yang dilihatnya di sana. Jadi, saya dan istri sudah berangan-angan kalau nanti ke Semarang lagi kami akan biarkan anak-anak berlari-larian di pelataran masjid. Saya juga ingin naik ke Menara Al Husna yang tingginya 99 meter.

3. Lawang Sewu
Anak sulung saya sangat suka kereta api. Sekalipun sudah punya mainan kereta api tiga, ia masih terus minta dibelikan yang baru. Kalau menonton YouTube, selain animasi anak-anak yang ia tonton adalah video-video kereta api. Jadi, kalau ke Semarang saya harus mengajaknya ke Lawang Sewu.

Di sini anak-anak saya dapat melihat foto-foto berbagai stasiun kuno di Jawa, utamanya Jawa Tengah. Juga dapat melihat foto-foto kereta api jaman dulu. Berbagai miniatur kereta api dan lokomotif pasti membuatnya senang. Saya sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresinya melihat-lihat isi di dalam museum kereta api di Lawang Sewu.

Puas berkeliling, kami bisa melepas lelah dengan duduk-duduk di kursi-kursi yang ada di halaman. Saya pastikan anak-anak tidak bakal puas jika cuma berada di sini selama 1-2 jam. Tak masalah. Mau setengah harian di sini pun oke, saya layani. Hehehe.

4. Jl. Pandanaran, Simpang Lima, Kota Lama
Jalan legendaris ini tentu tak boleh dilupakan kalau sedang berada di Semarang. Berjalan-jalan di sepanjang jalan nan asri ini memberikan nuansa berbeda. Kami bisa membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, berfoto-foto bersama patung Warak Ngendog di Taman Pandanaran, atau berbelanja buku di Gramedia.

Lanjut ke timur, ada Simpang Lima yang menawarkan banyak hal. Rasanya saya hanya akan mengajak anak-anak masuk ke lapangan bundar di tengah-tengah simpang. Tapi bisa jadi kalau khilaf bakal tertarik mencicipi berbagai makanan khas yang ada di sekitaran sana.

Sedangkan kawasan Kota Lama, mengingat lokasinya yang tak jauh dari Stasiun Tawang saya kira paling cocok didatangi menjelang pulang ke Pemalang. Jadi sekalian jalan ke stasiun, sembari menunggu jadwal keberangkatan kereta, kami manfaatkan waktu untuk mengeksplorasi kawasan ini.


Menyiapkan Liburan dengan ShopBack
Dengan tiga destinasi utama plus beberapa tujuan opsional di atas, saya perkirakan kami butuh waktu tiga hari di Semarang. Itu artinya kami harus menginap dua malam. Tenang saja, ada banyak pilihan hotel di Semarang. Tinggal pilih saja disesuaikan dengan budget yang ada.

Untuk lebih menekan anggaran, gunakan berbagai tawaran promo yang tersedia. Salah satunya dengan menggunakan layanan ShopBack. Di situs ini terdapat banyak promo dari berbagai merchant, termasuk untuk pemesanan tiket kereta api dan reservasi hotel.

Bagi yang belum tahu ShopBack, situs ini merupakan semacam marketplace yang bekerja sama dengan ratusan toko online. Lebih dari 500-an merchant. Kita tetap dapat berbelanja di toko-toko online favorit seperti Lazada, Zalora, Elevenia, atau AliExpress. Yang membuat berbeda, kita akan mendapat apresiasi berupa cashback dari setiap transaksi.

Coba ingat-ingat, toko online atau marketplace mana yang memberikan cashback pada konsumennya? Tidak ada, bukan? Nah, ceritanya jadi berbeda kalau kita belanja melalui ShopBack. Itulah sebabnya saya sekarang selalu mengecek ShopBack terlebih dahulu saat ingin membeli ini-itu.

Untuk mendapatkan cashback dari setiap transaksi online, buka situs atau aplikasi ShopBack lalu pilih toko online favorit. Kemudian sistem akan membukakan toko online pilihanmu di tab baru. Berbelanjalah seperti biasa sampai selesai. Selanjutnya tinggal tunggu cashback dihitung oleh ShopBack dan masuk ke dalam akun.

Lihat langkah-langkah mendapat cashback dari ShopBack pada gambar di bawah ini, atau baca lebih lengkap di halaman berikut (klik saja).


ShopBack merupakan cara baru, cerdas, dan hemat berbelanja online di Indonesia. Tak perlu momen tertentu untuk dapat diskon atau harga promo, di sini setiap kali berbelanja selalu ada cashback-nya. Setelah terkumpul sebanyak minimal Rp50.000, cashback dapat dicairkan dengan cara ditransfer ke rekening kita.

ShopBack pertama kali berdiri pada tahun 2014 di Singapura. Dari awalnya hanya menggarap pasar lokal Singapura, layanan situs ini sekarang sudah merambah ke empat negara tetangga lainnya: Malaysia, Filipina, India, Singapura, dan tentu saja Indonesia tercinta. Pertumbuhannya amat pesat, sehingga membuahkan berbagai penghargaan bergengsi.

Pencapaian dan penghargaan tersebut membuat ShopBack disorot media. Tak kurang dari Yahoo!, Daily Social, dan Tech In Asia pernah meliput kiprah perusahaan ini. Di Indonesia, media-media top seperti Kompas.com, detikcom, Okezone, Liputan6.com, TechnoID, dan Female Daily juga sempat mengangkat profil ShopBack.

Baca juga:Tips Shopping Cerdas: Dapat Cashback Setiap Belanja Online via ShopBack

Ngomong-ngomong, apa saja sih yang ada di ShopBack? Banyak! Dengan merchant berjumlah ratusan, nyaris semua yang kita butuhkan bisa dibeli melalui ShopBack. Karenanya saya pun bisa merencanakan liburan hemat dengan berbelanja via ShopBack.

1. Tiket Kereta Api
Saya biasa memesan tiket kereta api di Tiket.com yang merupakan satu di antara ratusan merchant ShopBack. Dulu saya langsung buka situs atau aplikasi Tiket.com. Tapi semenjak mengetahui ShopBack, saya selalu membukanya melalui situs maupun aplikasi ShopBack terlebih dahulu. Lumayan, ada cashback-nya lho.

Berapa besar? Untuk pemesanan tiket kereta api cashback-nya sebesar Rp2.500/transaksi. Ingat, per transaksi ya bukan per tiket. Kalau mau dapat cashback lebih banyak, pesan tiketnya satu-satu sehingga satu transaksi hanya satu tiket. Misalkan kita membeli empat tiket yang dibeli secara terpisah, maka total cashback-nya sebesar Rp2.500 x 4 = Rp10.000.

Ini cashback yang saya terima dari ShopBack setelah membeli tiket kereta api di Tiket.com.


2. Reservasi Hotel
Selain tiket kereta api, saya juga bisa memesan hotel yang akan diinapi selama di Semarang melalui ShopBack. Reservasi dapat dilakukan melalui banyak merchant. Di antaranya Tiket.com, Zen Rooms, Booking.com, Hotels.com, PegiPegi.com, Mister Aladin, dan masih banyak lagi yang lain.

Tiap-tiap merchant menawarkan jumlah cashback berbeda. Persentase terkecil diberikan oleh Mister Aladin (4%), lalu disusul PegiPegi (5%), Tiket.com dan Hotels.com (6%), Booking.com (8%), dan yang tertinggi Zen Rooms (15%). Namun perlu diingat besar persentase tidak berarti nominal cashback-nya besar. Pertimbangkan pula harga kamar yang menjadi dasar perhitungan cashback.

Saya sendiri ingin mencoba Zen Rooms. Namun rupanya belum ada hotelnya di Semarang. Jadi, sepertinya saya akan reservasi hotel di Booking.com saja. Ada banyak pilihan hotel sesuai budget di situs ini. Dan saya harus mencari hotel yang menyediakan kamar triple atau bahkan quadruple.

3. Taksi dan Ojek Online
ShopBack sudah bekerja sama dengan Uber dan Grab Bike. Jadi kita akan mendapat cashback jika memesan Uber dan Grab Bike melalui ShopBack. Menariknya, cashback Uber boleh dibilang paling cepat diterima, yakni hanya dalam waktu 15 menit sejak kita membayar. Dan cashback sudah bisa diklaim sehari setelahnya.

Bandingkan dengan cashback tiket kereta api yang harus menunggu hingga 60 hari untuk bisa diklaim. Sayangnya nih, Uber dan Grab belum ada di Semarang. Yang ada Go-Jek. Mudah-mudahan saja dalam waktu dekat ShopBack menjalin kerja sama dengan Go-Jek. Atau mudah-mudahan Uber dan Grab segera masuk Semarang.


4. Berbagai Jenis Kamera
Belum punya kamera untuk merekam momen-momen saat liburan? Beli saja di toko-toko favorit melalui ShopBack. Beberapa merchant yang sudah bekerja sama antara lain Lazada, Elevenia, MatahariMall.com, Alfacart, Bhinneka.com, AliExpress, dan masih banyak lagi.

Kalau kamu biasa belanja di Bhinneka.com, ShopBack menawarkan cashback sebesar 3,5% untuk pembelian kamera di toko online ini. Jadi misalkan saya membeli kamera Canon EOS M3 seharga Rp6.799.000 (foto di atas), maka saya berhak mendapat cashback sebesar Rp6.799.000 x 3% = Rp203.970. Wah, lumayan sekali!

5. Aneka Smartphone
Kalau tak mau menenteng kamera digital atau mirrorless, kamera smartphone sudah cukup untuk mengabadikan momen saat berwisata. Tentunya kita musti pilih smartphone yang pikselasinya besar dengan sensor bagus.

Ada banyak pilihan smartphone oke untuk keperluan memotret atau merekam video. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya menjagokan merek Xiaomi yang juga terkenal sebagai hape murah meriah. Istri memakai Xiaomi Mi4i dan hasil foto juga rekaman videonya sangat jernih.

Nah, kalau ingin belanja smartphone lebih hemat jangan lupa pakai ShopBack ya. Rata-rata merchant menawarkan cashback sebesar 1-1,5% untuk pembelian alat-alat elektronik. Misalkan kita membeli Xiaomi Redmi 4A yang baru di-launching seharga Rp 1,5 juta, maka kita akan dapat cashback sebesar Rp15.000. Lumayan...

Sudah Hemat, Dapat Cashback Pula
Sekarang saya coba susun rencana perjalanan plus budget yang diperlukan untuk berlibur sekeluarga selama 3 hari 2 malam di Semarang. Karena sudah punya kamera dan juga handphone memadai untuk keperluan dokumentasi, saya hanya perlu menganggarkan tiket kereta api dan akomodasi.

Tiket kereta api bisa dipesan lewat Tiket.com atau Tokopedia. Di Tiket.com hanya tersedia KA Kamandaka (Rp55.000) yang jam keberangkatannya dari Pemalang kurang bersahabat. Sedangkan di Tokopedia selain KA Kamandaka kita juga dapat memesan KA Kaligung (Rp50.000) dengan pilihan jam keberangkatan lebih fleksibel.


Khusus untuk hotel, mengingat anak-anak belum bisa tidur terpisah dari ibunya saya musti mencari kamar tipe triple atau bahkan quadruple. Dari pencarian di Booking.com saya menemukan Hotel Ibis Budget di Jl. Pierre Tendean, dekat dengan Stasiun Semarangponcol, juga tidak terlalu jauh dengan Tugu Muda dan Lawang Sewu.

Hotel ini menyediakan kamar triple dengan tempat tidur susun. Tarifnya? Ini yang bikin kantong aman. Booking.com menampilkan harga Rp796.440 untuk dua malam. Sudah termasuk sarapan buffet senilai Rp46.200/orang, pajak 10%, serta service tax 5%.

Oke, bungkus!

Rencana Kunjungan
Sekarang coba kita susun rencana kunjungan selama berada di Semarang nanti. Dengan beberapa destinasi yang sudah saya sebut di atas, kira-kira seperti ini itinerary-nya. Sengaja saya jadwalkan waktu minimal 2 jam di setiap destinasi agar anak-anak puas menikmatinya.

Agar memiliki waktu lebih banyak di masing-masing tempat wisata, saya pilih tempat-tempat makan siang/malam di sekitaran tempat tersebut. Misalnya makan Pecel Mbok Sador saat ke Simpang Lima, makan di Warung Seafood Bu Anna setelah mengunjungi Puri Maerakaca, atau masuk ke Gajah Pujasera di dekat pintu masuk Masjid Agung Jawa Tengah.

Setelah mempertimbangkan jarak, lokasi, dan waktu paling pas untuk mengunjungi masing-masing tempat wisata, saya susun itinerary seperti berikut ini:

Hari Pertama
09.52 - 11.49 WIB: Perjalanan Pemalang-Semarang(Stasiun Poncol)
11.49 - 13.00 WIB: Check in di Hotel Ibis Budget
13.00 - 14.00 WIB: Makan siang di Bakmi Djowo Pak Doel Noemani
14.00 - 16.30 WIB: Mengunjungi Lawang Sewu
16.30 - 18.30 WIB: Kembali ke hotel, mandi & salat
18.30 - 20.00 WIB: Ke Simpang Lima, makan malam
20.00 WIB: Kembali ke hotel, istirahat

Hari Kedua
07.00 - 08.00 WIB: Sarapan di hotel
08.00 - 11.30 WIB: Mengunjungi Puri Maerakaca
11.30 - 13.30 WIB: Makan siang di Warung Seafood Bu Anna
13.30 - 16.30 WIB: Ke Klenteng Sam Poo Kong
16.30 - 18.30 WIB: Kembali ke hotel, mandi & salat
18.30 - 20.00 WIB: Makan malam di Bu Sum Pandanaran, belanja oleh-oleh
20.00: Kembali ke hotel, istirahat

Hari Ketiga
07.00 - 08.00 WIB: Sarapan di hotel
08.00 - 10.00 WIB: Ke Klenteng Tay Kak Sie
10.00 - 13.00 WIB: Ke Masjid Agung Jawa Tengah
13.00 - 14.00 WIB: Makan siang di Gajah Pujasera
14.00 - 16.30 WIB: Keliling Kota Lama
16.30 - 17.00 WIB: Ke Stasiun Tawang
17.10 - 19.18 WIB: Perjalanan Semarang-Pemalang, makan malam di kereta


Tentu saja itinerary ini bersifat fleksibel. Maklum, jalan-jalan bersama anak-anak seringkali menghadapi banyak hal tak terduga. Entah si anak ngambek, kecapaian, atau malah tidak mau diajak pindah ke destinasi berikutnya karena terlalu asyik.



Perhitungan Anggaran
Berdasarkan itinerary di atas, kami berempat akan berangkat menggunakan KA Kaligung dari Pemalang dan turun di Stasiun Semarangponcol. Menginapnya di Hotel Ibis Budget selama dua malam, lalu pulangnya naik KA Kamandaka dari Stasiun Tawang.

Untuk makan, sarapan pagi sudah include harga hotel. Tinggal memikirkan biaya makan siang dan makan malam. Dengan memilih tempat makan sederhana, saya anggarkan budget Rp50.000 sekali makan per orang. Ini termasuk cemilan dan air minum kemasan. Kalau misalnya masih ada lebih dapat dimasukkan ke anggaran oleh-oleh.

Sedangkan untuk transportasi dalam kota saya lebih prefer naik Go-Car atau taksi Blue Bird, tergantung mana yang tersedia. Tak perlu pakai dua aplikasi, sebab taksi Blue Bird sekarang dapat dipesan lewat aplikasi Go-Jek. Dengan jarak tempuh rata-rata 2-3 km, setiap perjalanan membutuhkan ongkos antara Rp25.000-Rp40.000.

Berikut anggaran yang perlu saya siapkan:
- 1 kamar triple Hotel Ibis Budget (2 malam): Rp796.440,-
- 4 tiket KA Kaligung (pergi): Rp200.000,-
- 4 tiket KA Kamandaka (pulang): Rp220.000,-
- Makan 2 kali sehari x 4 orang x 2 hari: Rp500.000,-
- Ongkos Go-Car dan Blue Bird: Rp250.000,-
- Oleh-oleh dan lain-lain: Rp500.000,-

TOTAL ANGGARAN: Rp2.466.440,-

Bagi blogger yang menggantungkan penghasilan dari penulisan artikel sponsor, uang sebesar Rp2.466.440 tersebut setara dengan 5 sponsored post senilai Rp500.000, atau 7-8 artikel berbayar senilai Rp350.000. Kalau setiap bulan rata-rata mendapat dua job, saya baru bisa mengumpulkan uang sebanyak itu selama 2-3 bulan.


Berita baiknya, saya tidak harus membayari seluruh pengeluaran dari kantong sendiri. ShopBack tengah berbaik hati pada member-membernya. Cukup ceritakan apa yang ingin kita beli, ShopBack bakal mengabulkan keinginan tersebut. Syaratnya mudah: barang/jasa tersebut dapat dipesan di e-commerce yang sudah bergabung dengan ShopBack, dan maksimal nilainya Rp1.000.000.

Menilik daftar anggaraan tadi boleh dong saya berharap ShopBack mengabulkan keinginan saya memesan 1 kamar triple di Hotel Ibis Budget selama dua malam. Reservasi hotel ini dapat dilakukan via Booking.com yang merupakan salah satu merchant ShopBack. Lumayan, penghematan Rp796.440.

Uang sebanyak itu tentu sangat berarti bagi saya. Jika keinginan ini dikabulkan ShopBack, saya tinggal menyiapkan dana sebesar Rp1.670.000 saja. Jauh lebih sedikit. Dan kalau menggantungkan perolehannya semata-mata dari penulisan artikel sponsor, saya sudah bisa mengajak anak-istri berlibur ke Semarang 1-2 bulan ke depan.

Minta doanya ya :)

Merawat Kenangan dengan Lagu-lagu Nostalgia di Langit Musik

$
0
0

TIGA hari lalu timeline media sosial mendadak heboh. Netizen ramai-ramai menulis status tentang Sheila On 7, sembari menceritakan kenangan mereka yang terkait dengan lagu-lagu band asal Yogyakarta tersebut. Hari itu, 24 Februari 2017, hari di mana SO7 manggung di Konser Spesial Trans TV, bolehlah disebut sebagai Hari Nostalgia Nasional.

Saya sendiri suka lagu-lagu Sheila, meski tak semuanya juga sih. Saya masih kelas tiga SMA sewaktu album pertama Duta and the Gank meluncur di tahun 1999. Album yang kemudian terjual sebanyak 1,5 juta kopi. Kalau diminta menyebut satu saja lagu yang disukai dari album tersebut, saya bakal merasa kesulitan. Sebab setidaknya ada 3-4 lagu yang sangat saya sukai. Nggak bisa kalau cuma menyebut satu.

Tentu ada alasan kenapa saya menyukai sebuah lagu. Tema dalam lagu Kita cocok sekali dengan dunia muda anak SMA, sedangkan Perhatikan Rani juga terasa pas dengan kondisi saya yang menjelang kelulusan sekolah. Masa-masa ketika segenap cita-cita diapungkan, dan saya tengah bersiap meninggalkan kampung halaman tercinta demi menggapainya.

Siapa sih yang tidak dibikin sendu oleh lagu Dan... yang mendayu-dayu dan pilu? Saya yang konon tipe manusia melankolis senang sekali dengan lagu model begini. Pengen nangis rasanya kalau dengar lagu ini. Hiks.

Rupanya bukan cuma saya lho. Lagu Dan... juga disukai banyak orang se-Indonesia dan Malaysia. Musiknya yang easy listening dan temanya yang pilu sukses mengharu biru. Wajar kalau kemudian single kedua SO7 ini menempati posisi satu di chart MTV Ampuh selama 40 pekan, lalu terpilih sebagai Song of the Year selama dua tahun berturut-turut.

Kemudian, coba jujur, siapa yang dulu nembak cewek idolanya dengan lagu J.A.P alias Jadikan Aku Pacarmu? Siapa juga yang suka gombalin pacar dengan lagu Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki? Hayo, pada ngaku! Hehehe.

Well, 18 tahun berlalu sejak Sheila On 7 merilis album self-title itu, wajar kalau kemudian banyak bapak-bapak dan ibu-ibu usia 30-an yang mendadak bernostalgia ke masa remaja. Kejadiannya sudah berlalu lama sekali, tapi memorinya tetap tersimpan sepanjang hidup. Begitu mendengar lagu yang berhubungan dengan kenangan itu, seketika itu juga kenangannya tergambar dalam kepala.



Kenangan, Ekspresi, dan Motivasi
Bagi saya, musik adalah cara untuk mengenang sekaligus merawat masa lalu. Mirip seperti soundtrack, atau bahkan backsound, sebuah lagu dapat secara otomatis mengingatkan saya penggalan demi penggalan kehidupan.Sebaliknya, ketika berinteraksi dengan orang-orang dari masa lalu, ingatan saya bakal langsung melayang pada lagu yang tengah hits di masa kami masih bersama-sama.

Ketika berbalas komentar di Facebook dengan teman sebangku semasa kelas satu SMA, misalnya, tiba-tiba saja saya seolah mendengarkan lagu Mungkinkah (Stinky) atau Mencari Alasan (Exist). Kali lain sewaktu membaca status kawan SMP, di telinga saya terngiang-ngiang lagu Gerimis Mengundang (Slam) atau Di Sana Menanti Di Sini Menunggu (UK's).

Saya sampai bisa merinci judul lagu dan kenangan apa yang terlintas begitu mendengarnya. Kalau penasaran mau tahu boleh intip tabelnya dalam spoiler berikut. Kalau tidak ya abaikan saja :)

Daftar Lagu Kenangan:
Dinding Pemisah (Merry Andani)Kelas 4-5 SD di Batumarta VIII, OKU, Sumsel.
Lelaki dan Telaga (Franky Sahilatua)Masa-masa awal pindah ke Sungai Bahar, Jambi.
Gerimis Mengundang (Slam)Kelas 3 SMP, masa-masa panen jagung di kebun belakang rumah di Sungai Bahar, Jambi.
Mungkinkah (Stinky), Mencari Alasan (Exist)Lulus SMP dan awal-awal masuk SMA Negeri 1 Muara Bulian.
Salah (Potret)Kelas 1 SMA, ikut Persami di halaman sekolah.
Jangan Lagi (Dot)Kelas 2 SMA, ikut perkemahan Saka Wanabhakti tingkat provinsi di Bukit Senami, Jambi.
Genit (Tipe-X), Sobat (Padi), Kita, Dan... (SO7)Kelas 3 SMA, menjelang kelulusan sekolah. Saya dan kawan-kawan sibuk-sibuknya berdiskusi kuliah di mana.
Californication (RHCP), Kuliah Pagi (Harapan Jaya)Masa-masa awal di Jogja, tinggal bersama induk semang di kos pertama di daerah Mantrijeron.
Mahadewi (Padi), Pelangi di Matamu (Jamrud)Pindah ke kos kedua di Suryodiningratan, jaman-jaman iseng nge-band sama teman sekos.
Stars (The Cranberries)Beli komputer pertama, PC second + monitor seharga Rp1,5 juta.
Zephyr Song (RHCP)Masa-masa kelam. Lanjut kuliah nggak bisa, cari kerja nggak dapet-dapet. Satu-satunya yang dibanggakan tulisan sering dimuat di Tabloid BOLA.
Hapus Aku (Nidji), Fix You (Coldplay)Beli komputer kedua, masih PC second. Mulai serius menulis dan membuat blog pertama.
Akhirnya Aku Menemukanmu (Naff)Melamar kekasih hati ke Pemalang :)


Pendek kata, musik sangat lekat dalam hidup saya. Saya merasa musik dapat mewakili ekspresi saya. Sudah saya bilang kan kalau saya tipe melankolis? Manusia tipe ini cenderung sulit mengungkapkan perasaan. Dan, "where words fail, music speaks," kata Hans Christian Andersen.

"Musik adalah sebuah ekspresi nurani dasar yang memiliki dunianya sendiri. Layaknya sebuah dunia, dunia musik pun disertai oleh bahasa dan warna sebagai sarana ekspresi dan komunikasi." Demikian kalimat yang tertera di halaman profil situs resmi Purwa Caraka Music Studio.

Tentu saja saya sepakat dengan definisi di atas.

Selain itu, saya selalu merasa lebih bersemangat saat mendengarkan lagu. Rupanya ini pernah diteliti lho oleh Brunel University di London, yang menyebut musik membuat semangat seseorang meningkat antara 1-2%. Hasil penelitian itu juga menunjukkan, dengan mendengar musik daya tahan tubuh seseorang dapat meningkat hingga 15%.

Biasanya saya mendengarkan musik menggunakan laptop sembari menggarap pekerjaan. Di saat bepergian, saya sering mengandalkan fitur radio yang ada di smartphone. Tapi kalau ingin mendengarkan lagu-lagu favorit dari playlist, saya tinggal buka aplikasi Langit Musik saja. Praktis!


Streaming Musik Tanpa Kuota
Langit Musik adalah aplikasi penyedia musik berlangganan persembahan Telkomsel dan PT MelOn Indonesia. Pengguna Telkomsel dapat menikmati layanan ini secara gratis tis. Jadi, kita tidak perlu kuatir kehabisan kuota saat menggunakan aplikasi Langit Musik sepanjang paket data Telkomsel kita masih aktif dan kita berada dalam jangkauan jaringan Telkomsel.

Lho, katanya berlangganan tapi kok gratis? Tidak perlu bingung, sebab Langit Musik menyediakan dua jenis layanan bagi penggunanya. Kita dapat mendaftarkan diri di layanan Freemium atau Premium.

Sesuai namanya, layanan Freemium dapat dinikmati secara gratis 100% tanpa biaya apapun termasuk untuk kuota data. Hanya saja Langit Musik akan memperdengarkan iklan saat kita memutar lagu. Sedangkan membership Premium adalah layanan yang berbayar. Berlangganan.

Layanan Premium ini pun ada dua jenis: Premium 7 Hari dengan biaya Rp6.600 (termasuk PPN 10%), dan Premium 30 Hari (Rp22.000, termasuk PPN 10%). Pembayaran biaya tersebut dilakukan dengan memotong pulsa pada nomor Telkomsel kita. Lalu, bedanya apa ya antara layanan Premium 7 Hari dan 30 Hari? Lihat tabel berikut:


Sebagai info tambahan dari tabel di atas, pengguna Freemium memiliki sejumlah keterbatasan, yakni fitur Skip Songs yang hanya bisa sebanyak 10 lagu sepekan. Tak cuma itu, lagu-lagu yang didengarkan pun bakal disisipi iklan. Serasa dengar radio dong ya?

Pengguna Freemium juga tidak dapat mendengarkan lagu secara offline. Dengan kata lain, jika kita mendaftar Freemium tidak bisa menyimpan lagu favoritmu. Padahal inilah yang membuat kita dapat streaming dan mendengarkan lagu tanpa mengurangi kuota paket data. Nggak asyik banget, kan?

Jadi, lebih baik sekalian saja mendaftar ke layanan Premium agar dapat menikmati semua fitur unggulan Langit Musik. Sebagai uji coba, daftar saja dulu di layanan Premium 7 Hari. Beli pulsa Rp10.000, untuk daftar ke Langit Musik terpotong Rp6.600. Masih ada sisa pulsa Rp3.400. Hehehe.

Kita dapat memilih tipe membership pada saat pertama kali mendaftar. Ingat, pendaftaran menggunakan nomor selular Telkomsel ya. Sebelum itu instal dulu aplikasinya di smartphone. Cari "Langit Musik" di Google PlayStore, kemudian pasang deh. Ukurannya cuma 9,34 MB kok. Enteng.


Setelah aplikasi terpasang di hape, lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Tap tombol Sign Up untuk mendaftarkan diri. Atau kalau sudah pernah mendaftar sebelumnya, tap saja tombol Sign In. Saya sendiri harus mendaftarkan diri dulu, sebab terakhir kali memakai nomor Telkomsel aplikasi Langit Musik belum ada.
  2. Percantik profilmu dengan mengganti foto, data-data pribadi, dan pengaturan lainnya.
  3. Atur notifikasi akun. Kita dapat menyetel pemberitahuan atau pembaharuan apa dan dari siapa yang bakal ditampilkan aplikasi di hapemu.
  4. Ini yang terpenting, pilih jenis subscription apakah Freemium atau Premium. Kalau ingin coba-coba dulu daftar saja Premium 7 Hari. Namun jika ingin lebih hemat, sekalian saja daftar ke layanan Premium 30 Hari. Dengan biaya Rp22.000 untuk 30 hari, berarti per hari kita cuma keluar uang Rp733,33. Jauh lebih murah dari tarif parkir.

Selesai! Kini saatnya mengeksplorasi aplikasi Langit Musik. Jelajahi dan temukan lagu-lagu favoritmu.

New Langit Musik
Ada lebih dari 6 juta lagu yang bebas dinikmati di Langit Musik. Jumlah ini bertambah banyak 2 juta dari yang disebutkan VP Prepaid and Broadband Marketing Telkomsel, Ririn Widaryani, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, 31 Oktober 2016, seperti dilansir CNN Indonesia.

Maklum, aplikasi Langit Musik sendiri telah berbenah sehingga versi yang sekarang disebut New Langit Musik. Terdapat sejumlah perubahan di aplikasi ini. Yang paling mencolok adalah perubahan logo yang kini lebih elegan dan eye-catching.

Dulu logo Langit Musik hanya berupa tulisan "Langit" berwarna putih di atas cipratan warna biru, dan tulisan "langit" berwarna merah. Tanpa bermaksud meremehkan, logo ini terlalu sederhana. Yang jelas logo seperti ini tidak ideal dijadikan sebagai ikon aplikasi di smartphone. Terlalu panjang. Umumnya ikon aplikasi berbentuk lingkaran atau kubus.


Nah, logo yang baru lebih simpel sekaligus lebih elegan. Berbentuk lingkaran, nama Langit Musik diwakili oleh huruf "L" dan "M" yang ditulis bersambung. Kemudian di atasnya terdapat headphone sebagai simbol bahwa ini adalah aplikasi musik. Lingkarannya sendiri bergaris tepi biru, dengan latar belakang berwarna biru dan ungu.

Dengan desain baru ini barulah logo Langit Musik cocok dipakai sebagai ikon aplikasi di handphone. Lebih fresh, juga lebih terkesan kekinian.

Perubahan lain adalah tampilan interface-nya lebih gelap. Pada versi lama, tampilannya terang akibat dominasi warna putih dan biru. Sekilas ini terkesan cerah ceria, namun berlama-lama menatap layar terang membuat mata kita lelah dan bahkan sakit.

Kini warna ungu tua dengan sedikit campuran navy dan magenta membuat mata lebih nyaman dan tak mudah lelah saat menelusuri fitur demi fitur. Yang oke lagi, daftar menunya juga disederhanakan sehingga lebih sedikit. Simpel.


Berikut beberapa menu andalan Langit Musik yang bakal membuat kita betah.

1. Explore
Dengan fitur inilah kita menjelajahi database Langit Musik dan mendapatkan lagu-lagu favorit. Fitur Explore memiliki dua sub, yakni For You dan Browse. Apa bedanya?

For You saya sebut fitur pintar. Sebab dengan fitur ini Langit Musik dapat memberi rekomendasi lagu atau penyanyi/band yang mungkin saja kita sukai. Rekomendasi tersebut tentu saja berdasarkan perilaku kita dalam mendengarkan musik.

Misalnya saya pernah mendengarkan Terjebak Nostalgia-nya Raisa, maka aplikasi bakal merekomendasikan lagu-lagu Raisa yang lain. Atau saya pernah mendengarkan lagu ska, siap-siap saja mendapat rekomendasi lagu-lagu ska yang lain. Selain itu For You juga berisi popular track, playlist pilihan, dan masih banyak lagi.

Browse sendiri berisi lagu-lagu Top Hits, lagu dari Trending Artist, ataupun lagu yang dikelompokkan berdsasarkan Moods dan Genres. Orang model saya sepertinya akan betah mendengarkan lagu-lagu dengan mood Gloomy. Hehehe.


2. My Music
Di fitur ini kita dapat melihat lagu apa saja yang pernah didengarkan (recently played), lagu yang sering diputar, daftar playlist yang kita buat, serta daftar lagu-lagu yang tersimpan (Saved). Dengan kata lain, fitur My Music adalah rak penyimpanan digital tempat kita menaruh lagu-lagu.

Lagu-lagu dalam daftar Saved dapat kita dengarkan dalam keadaan offline. Jadi, kalau kita sedang fakir kuota internet putar saja lagu-lagu dalam daftar ini. Kita tetap dapat mendengarkan lagu kesayangan. Asyik banget, kan?

3. Tag Station
Agak mirip Explore, namun lagu-lagu dalam fitur ini dikelompokkan berdasarkan tag yang diberikan si pengunggah atau pemilik lagu. Contoh tag-nya antara lain #sadness, #suprise, #classics, #peaceandjoy, #bahagia, #cintaindonesia, #surprise, dan lain-lain.

4. Artist/People Page
Setiap penyanyi atau band yang lagu-lagunya tersedia di Langit Musik dibuatkan satu halaman profil khusus. Di halaman ini tersaji informasi mengenai si penyanyi/band, profil singkatnya, karier menyanyinya, dan informasi lain dilengkapi dengan foto-foto.

Lalu mengadopsi media sosial Langit Musik menyediakan fitur Follow Artist. Dengan mengikuti penyanyi/band tersebut, kita akan mendapat notifikasi setiap kali ada pemberitahun dari artis bersangkutan. Wah, bisa jadi orang pertama yang tahu kabar artis idola dong kalau begini caranya.

Eh, bukan cuma artis yang boleh di-follow. Kita juga bisa mengikuti teman kok. Untuk mengetahui siapa saja teman kita yang juga terdaftar sebagai pengguna, tinggal hubungkan akun Langit Musik dengan media sosial.


5. Trending
Ini fitur baru yang tidak terdapat di aplikasi versi lawas. Fitur Trending memungkinkan kita mengetahui lagu apa yang paling sering didengar di suatu daerah. Lagu-lagu yang tengah hits ditunjukkan sebagai titik-titik warna-warni di atas gambar peta Indonesia. Kalau salah satu titik diklik, tampillah judul lagu dan nama penyanyi beserta info daerah mana yang paling meminatinya.

Seru ya? Kita jadi bisa mengintip orang di Papua sukanya lagu apa, atau iseng-iseng mencari tahu lagu apa yang paling banyak didengarkan di Sulawesi.

Plus-Minus
Secara overall Langit Musik telah berhasil menampilkan banyak hal baru dalam versi terbarunya ini. Bukan cuma mengganti logo dan user interface, namun juga penambahan fitur baru yang sangat menarik. Lalu penambahan jumlah lagu dalam database-nya pun sangat signifikan. Enam juta lagu dan akan terus bertambah.

Dalam penilaian saya, Langit Musik mempunyai beberapa kelebihan yang layak membuatnya dijadikan sebagai aplikasi musik kesayangan. Apa saja?

  • Biaya berlangganan yang murah. Dengan Rp22.000 untuk layanan Premium 30 Hari, dapat menikmati jutaan lagu sepuasnya tanpa batasan. Apalagi ditambah tambahan fasilitas download tanpa kuota. Ajib!
  • Fitur penyimpanan offline memungkinkan pengguna tetap dapat menikmati lagu-lagu favoritnya walaupun sedang kehabisan kuota.
  • User interface sangat simpel dan mudah digunakan. Ini tentunya berkat penyederhanaan menu dalam aplikasi versi terbaru.
  • Enam juta lagu itu jumlah yang sangat banyak sekali. Jadi jangan terkejut jika menemui lagu-lagu yang bahkan mungkin sudah kita lupakan karena terlalu lama tak mendengarkannya. Bagi penyuka lagu nostalgia macam saya, ini tak ubahnya harta karun.
  • Ada lirik lagu. Ini tentu memudahkan kita untuk ikut menyanyikan lagu-lagu paling baru sekalipun belum hapal liriknya. Saya sendiri beberapa lagu favorit suka lupa liriknya, sehingga ketersediaan lirik di Langit Musik sangat membantu.

Oke, itu daftar kelebihannya berdasarkan penilaian saya. Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, saya melihat beberapa hal yang menjadi kekurangan aplikasi New Langit Musik. Berikut daftarnya sebagai masukan agar versi selanjutnya lebih ciamik lagi.

  • Beberapa lagu tidak tersedia liriknya. Atau ada yang liriknya tidak sesuai aslinya. Mungkin pengembang dapat memberi kesempatan pada user untuk turut menyumbang atau memperbaiki lirik.
  • Kurang memberi tempat pada band indie. Harus menjadi catatan bagi pengembang bahwa penggemar musik indie sangat banyak. Pun lagu-lagu band indie tak kalah dari band yang dipayungi major label. Ambil contoh Endank Soekamti atau Efek Rumah Kaca. Saya rasa ini hanya soal mekanisme kerja sama saja.
  • Tidak tersedia pilihan skin. Akan lebih menyenangkan kalau pengguna dapat mengubah-ubah tampilan aplikasi di smartphone mereka sesuai selera. Tak semua orang suka tampilan dark. Atau kalaupun suka, tak semua senang dengan warna ungu. Bisa jadi sukanya merah marun atau biru tua.
  • Equalizer terlalu minimalis. Tambahkan beberapa pengaturan lagi sehingga pengguna bisa memperoleh racikan suara yang pas dengan selera musiknya. Misalnya saya suka musik yang dentuman bass-nya jelas. Pengguna lain bisa jadi ingin mendengar treble yang dihasilkan oleh gitar.



Akhir Kata
Sebagai manusia melankolis yang salah satu ciri utamanya adalah musikal, musik adalah bagian dari hidup saya. Keberadaan Langit Musik sangat membantu sekali bagi saya. Aplikasi ini memudahkan saya dalam mencari lagu-lagu kenangan di hape, mengunduhnya secara legal dan halal, dan menyimpannya dengan rapi.

Seperti sudah diceritakan di atas, musik adalah cara saya merawat kenangan-kenangan dalam hidup. Jauh dari kata baper, penelitian psikologi yang dilakukan Dr. Gao Dingguo malah menunjukkan bahwa bernostalgia menimbulkan rasa senang. Secara kesehatan mengenang masa lalu itu positif, demikian hasil penelitian psikolog Sun Yat Sen University tersebut.

Lebih jauh, hasil studi psikolog lain di Barat menyajikan manfaat positif berikutnya dari bernostalgia. Di antaranya melatih daya ingat, membuat mood lebih stabil, meningkatkan daya imajinasi, mempererat hubungan dengan orang lain, dan membuat kita belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu.

So, yuk mari bernostalgia! Putar lagu-lagu kenanganmu dengan aplikasi Langit Musik dan bergembiralah.

Postingan blog ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Review Aplikasi Langit Musik kerjasama Langit Musik dan Warung Blogger


Referensi:
- http://www.langitmusik.co.id/faq
- Jurnal Psychological Science, Oktober 2011
- http://www.purwacarakamusicstudio.com/about.php
- https://kawaiibeautyjapan.com/article/3377/bukan-cuma-membuat-baper-mengenang-masa-lalu-ternyata-banyak-manfaatnya
- http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161031180323-213-169167/kembangkan-langit-musik-telkomsel-ajak-layanan-musik-digital/

Empat "Jurus" Ampuh Kalahkan Neuropati

$
0
0

KALAU sudah duduk di depan laptop saya seringkali lupa waktu. Baik menulis posting blog atau mengedit video untuk YouTube, di mana dua-duanya menghabiskan waktu berjam-jam. Minimal 2-3 jam, bisa sampai 5-6 jam. Biasanya saya baru sadar kalau sudah duduk terlalu lama ketika tangan atau kaki kesemutan.

"Ah, cuma kesemutan kok. Nanti juga hilang sendiri," selama ini saya selalu berpikir santai begitu.

Kalau kesemutan menyerang biasanya kaki atau tangan saya luruskan beberapa saat. Begitu "semut-semut" itu hilang, saya kembali asyik mengetik atau mengotak-atik footage.

Selesai dengan laptop, saya pindah ke smartphone untuk mengecek media sosial. Memposting status atau foto baru, mengomentari atau sekedar menyukai kiriman teman, sampai mencari-cari tawaran review, juga melihat-lihat info lomba.

Kalau sudah asyik dengan smartphone, paling sebentar saya menghabiskan waktu sejam. Kadang-kadang lebih, terutama kalau anak-anak sudah tidur. Diam tak bergerak memandang layar hape, lalu tahu-tahu jari-jari tangan kebas. Barulah saya berhenti sejenak untuk meluruskan persendian.

Sama seperti saat kesemutan menyerang, kalau kebas seperti itu biasanya saya menganggap enteng. "Cuma mati rasa, nanti juga sembuh sendiri," batin saya.


Waspadai Ancaman Neuropati
Pernah mengalami hal serupa? Juga menganggap enteng kesemutan dan kebas? Mulai sekarang ubah anggapan tersebut. Terlalu sering merasa kesemutan dan kebas bisa jadi merupakan tanda-tanda gangguan serius pada tubuh, yaitu neuropati.

Neuropati adalah kondisi di mana terjadi gangguan fungsi atau kerusakan saraf. Gangguan atau kerusakan tersebut dapat disebabkan berbagai penyakit, bisa juga karena gaya hidup tidak sehat. Misalnya terlalu lama duduk dan kurang bergerak (sedentary), atau asupan makanan yang alih-alih cukup gizi malah bersifat merusak.

Dibandingkan gangguan lain, tak banyak yang memahami neuropati dengan baik. Malah ada yang tak kenal istilah ini. Padahal neuropati dapat mengancam setiap saat, di mana saja. Pemicunya kerap kali sangat sepele, misalnya terpeleset atau terbentur. Sedangkan akibatnya sangat fatal.

Tetangga saya pernah mengalami kondisi begini. Saat bekerja di sawah tiba-tiba beliau terjatuh, pingsan. Ketika dibawa ke rumah sakit dokter mengatakan terjadi gangguan saraf. Si nenek mengalami kelumpuhan dan tak pernah sadarkan diri lagi sampai ajal menjemputnya.

Contoh lain kakak kandung ibu mertua yang kami panggil Makwo*. Saya ingat betul Makwo yang terlihat segar bugar berjualan sayur keliling setiap pagi, suatu siang datang ke rumah dengan sempoyongan. Setelah itu beliau jatuh sakit, separuh tubuhnya lumpuh.

Lihat, neuropati dapat terjadi kapan saja dan pemicunya seringkali tak terduga. Karena itu, ayo, kenali neuropati agar kita dapat mencegahnya sedini mungkin.


4 Jurus Kalahkan Neuropati
Cara paling ampuh mencegah neuropati adalah dengan terus aktif bergerak. Namun, upaya pencegahan ini bersifat holistik, meliputi banyak aspek sekaligus. Karenanya kita musti melakukan beberapa perubahan dari gaya hidup sehari-hari agar terhindar dari neuropati.

Apa saja?

1. Jaga Pola Makan
Lebih dari 1.500 tahun lalu Rasulullah Muhammad SAW berkata, "Perut adalah gudang penyakit."** Ilmu kedokteran modern membuktikannya. Kebanyakan penyakit bersumber dari perut, alias sistem pencernaan yang tidak sehat. Itu sebabnya menjaga pola makan sangat penting dilakukan.

Jauhi junk food dan minuman bersoda, sebab keduanya justru bersifat merusak. Makanan dan minuman cepat saji mengandung terlalu banyak karbohidrat dan gula, sehingga memicu diabetes yang dapat menyebabkan diabetic neuropathy. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan segar setiap hari.

Untuk menjaga sistem saraf tetap sehat, cukupi asupan Vitamin B melalui makanan. Khusus makanan lokal, kita bisa mendapatkan Vitamin B dengan mengonsumsi beras merah, singkong, kacang hijau, bayam, kacang mete, alpukat, dan pisang.


2. Olahraga Teratur
Olahraga tidak boleh ditinggalkan jika ingin tubuh sehat. Berolahragalah minimal 30 menit sehari. Tidak perlu yang berat-berat. Bersepeda, jogging, atau skipping sudah cukup asal konsisten.

Bagi yang harus duduk lama saat bekerja, ambil jeda setiap dua jam sekali. Lakukan gerakan-gerakan ringan selama minimal 15 menit. Demikian pula jika sedang dalam perjalanan jauh, baik dengan mobil atau sepeda motor, usahakan berhenti sejenak dan lakukan peregangan.

Ada dua cara simpel melatih saraf. Pertama, berjalan telanjang kaki di atas bebatuan kecil. Bisa juga memakai sandal refleksi yang alasnya bertonjolan. Cara kedua lebih menyenangkan, yakni memainkan gitar atau piano. Ini baik untuk melatih saraf tepi pada jari-jari tangan.

3. Perhatikan Pakaian
Jangan tertawa dulu, pakaian yang kita kenakan dapat mempengaruhi saraf lho. Jangan kenakan pakaian ketat dalam waktu lama. Ini dapat menghambat sirkulasi darah dan berujung pada gangguan saraf. Misalnya mati rasa.

Demikian pula dengan sepatu yang kekecilan. Peredaran darah di kaki bisa terhambat sehingga saraf-sarafnya terganggu. Akibat jangka pendek adalah kita merasa kesemutan.

Bagi wanita, sebaiknya hindari memakai high-heels terlebih dalam waktu lama. Sepatu berhak tinggi menyebabkan kaki tegang karena harus menahan berat badan dalam posisi tidak ideal. Efek paling ringan adalah kram. Dan ini juga gejala awal neuropati sebab kram timbul karena saraf terganggu akibat mendapat tekanan.

4. Minum Vitamin Neurotropik
Saraf kita sangat tergantung pada suplai vitamin B yang penting bagi perlindungan dan regenerasi sel. Selain mengonsumsi makanan bervitamin B, lengkapi dengan suplemen vitamin neurotropik secara teratur.

Vitamin neurotropik terdiri vitamin B1, B6, dan B12. Fungsinya menjaga dan menormalkan fungsi saraf dengan cara memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberi asupan yang dibutuhkan agar saraf bekerja dengan baik.


Bicara vitamin neurotropik, satu yang langsung muncul di kepala saya adalah Neurobion. Maklum, sejak kecil di Sumatera saya akrab dengan merek ini. Ibu yang sering kesemutan selalu mengonsumsi Neurobion. Dan, biasanya saya yang dimintai tolong membeli di toko obat kalau stok di rumah habis.

Neurobion diproduksi oleh Merck, korporasi farmasi Jerman berusia 349 tahun. Merck pertama kali didirikan oleh apoteker bernama Friedrich Jacob Merck di Darmstadt pada 1668. Dengan pengalaman di dunia farmasi selama itu, rasanya kualitas Neurobion tak perlu diragukan.

Ada dua jenis Neurobion, yakni tablet putih dan tablet merah jambu (Neurobion Forte). Beda dua jenis ini terletak pada kandungannya. Neurobion Putih mengandung 100 mg. Vitamin B1, ditambah masing-masing 200 mg. Vitamin B6 dan B12. Sedangkan Neurobion Forte mengandung masing-masing 100 mg. Vitamin B1 dan B6, ditambah 5000 mcg. Vitamin B12.

Untuk gejala-gejala ringan, minum Neurobion Putih. Kalau gangguan sudah sangat mengganggu barulah konsumsi Neurobion Forte. Sebagai langkah pemeliharaan, disarankan mengasup 1 tablet setiap hari.

Jangan khawatir, Vitamin B mudah larut dalam air sehingga tidak akan menumpuk dalam tubuh. Neurobion aman dikonsumsi setiap hari karena dosisnya pas untuk kebutuhan harian tubuh.

Waktu minum Neurobion boleh kapan saja, namun yang paling disarankan setelah makan besar. Di mana kondisi asam lambung sedang tinggi sehingga vitamin dapat diserap lebih maksimal.

Oya, Merck bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) belum lama ini menciptakan NeuroMove. Ini adalah senam kesehatan saraf berdurasi sekitar 20 menit. Jadi, kita bisa melakukan senam ini sebagai selingan saat berolahraga.

Semoga bermanfaat!



Posting ini diikut-sertakan pada lomba blog #LawanNeuropati Blogging Competition yang diadakan oleh Neurobion.

Catatan:
*Makwo = mamak tuwo, bude atau uwak.
** Penggalan hadits yang berbunyi, "Sumber dari pada penyakit adalah perut. Perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat." (HR. Muslim)

Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Saraf_kranial
https://sarafsehat.com/jenis-jenis-neuropati/
http://sarafsehat.com/lawanneuropati/cara-mencegah-neuropati/
http://sarafsehat.com/lawanneuropati/apa-itu-kebas-dan-cara-mengatasinya/
http://sarafsehat.com/lawanneuropati/jenis-jenis-neuropati-dan-gejalanya/
http://wartakota.tribunnews.com/2015/05/29/melatih-saraf-untuk-menegah-neuropati
http://intisari-online.com/Wellness/Fitness-And-Health/Empat-Cara-Mencegah-Neuropati
http://health.liputan6.com/read/551848/cegah-gangguan-saraf-dengan-konsumsi-vitamin-neurotropik
Viewing all 271 articles
Browse latest View live