ENTAH kapan tepatnya, saya pernah membuat daftar negara yang paling ingin dikunjungi. Salah satu negara yang masuk dalam daftar adalah Jepang. Setidaknya saya punya lima alasan yang membuat hati ini begitu berhasrat ke sana. Apa saja?
Sedikit
flashback.
Sama halnya anak-anak Indonesia lainnya, saya pertama kali mengenal Jepang dari pelajaran sejarah. Tentang saudara tua yang "membantu" bangsa-bangsa di Nusantara terbebas dari cengkeraman penjajah Belanda. Tentang propaganda 3A. Tentang
romusha. Tentang
jugun ianfu.
Yang paling sering disinggung dalam pelajaran sejarah adalah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat, juga peranan
Laksmana Muda Tadashi Maeda dan asistennya
Myoshi, yang secara tidak langsung punya andil penting dalam kemerdekaan Republik Indonesia.
Tapi bukan pelajaran sejarah yang kemudian membuat saya begitu ingin melancong ke Jepang. Namanya saja pelajaran sejarah. Hasrat itu mulai timbul semenjak menyaksikan serial
Oshin di
TVRI. Sebagai anak-anak, waktu itu saya sama sekali tidak peduli pada jalan cerita Oshin. Saya hanya tertarik pada dua hal: bunga Sakura dan salju.
Lalu ketika almarhum Simbah Kakung tinggal bersama kami di Jambi, beliau sering sekali menceritakan masa-masa hidupnya di jaman Jepang. Beliau cerita pernah ditangkap tentara Jepang karena kedapatan membawa clurit. Padahal Simbah mau berangkat ke kebun.
Dari Simbah saya sempat belajar beberapa lagu rakyat Jepang, yang sayangnya sudah lupa semua. Simbah juga bercerita mengenai
seikerei, ritual membungkukkan badan ke arah Tokyo untuk menghormati Kaisar. Pernah pula mengajari saya hitung-hitungan dalam bahasa Jepang;
ichi,
ni,
san,
shi, dan seterusnya.
Dari kesemua kenangan Simbah di masa pendudukan Jepang, satu yang paling nempel di kepala adalah peribahasa Jepang yang berbunyi, "
Jibun no koto wa jibun de suru." Artinya secara bebas, "
kamu sendirilah yang harus mengerjakan urusan/pekerjaanmu."
自分の事は自分でする
Jibun no koto wa jibun de suru.
Petualangan di Negeri SakuraImajinasi akan Jepang bertambah liar ketika membaca seri petualangan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Wiro Sableng di Negeri Matahari Terbit. Ada tiga episode Wiro Sableng yang berisi petualangan di Jepang. Dimulai dari
Pendekar Gunung Fuji,
Ninja Merah, dan ditutup dengan
Sepasang Manusia Bonsai.
Dari kisah Wiro Sableng di Jepang, saya dapat satu hal lagi untuk dikagumi: Gunung Fuji. Dalam episode
Pendekar Gunung Fuji, Bastian Tito mendeskripsikan gunung ini sebagai "gunung berketinggian lebih dari 11.000 kaki yang sebagian besar dikelilingi salju abadi." Lalu disebutkan pula di paragraf berikutnya, "Di sekelilingnya pohon-pohon Sakura bertebaran."
Selain kisah Wiro Sableng, saya juga sangat menyukai petualangan Andika si
Pendekar Slebor di Jepang. Pengarang Pijar El membuat dua episode khusus,
Geisha dan
Rahasia Sang Geisha, di mana sang pendekar harus berhadapan dengan sekelompok ninja bengis. Lagi-lagi musim semi dan bunga Sakura jadi penghias cerita.
![]()
Pijar El kembali membawa nuansa Jepang dalam episode
Pembunuh dari Jepang dan
Samurai Berdarah. Jika di episode
Geisha dan
Rahasia Sang Geisha Pendekar Slebor yang ke Jepang, kali ini kebalikannya. Dikisahkan seorang pemberontak bernama Nomuro Shasuke kabur ke Tanah Jawa setelah gagal menggulingkan Kaisar Tokugawa Iesyasumoto.
Beranjak SMA, saya berkenalan dengan teman-teman baru yang hobi sekali pada sepakbola. Singkat cerita saya ketularan, sekalipun hanya bisa mengikuti perkembangannya lewat tabloid olahraga. Dari situ saya mengenal pesepakbola Jepang yang tengah naik daun masa itu,
Nakata Hidetoshi atau di Eropa lebih dikenal sebagai Hidetoshi Nakata.
Singkat kata, tahun demi tahun semakin banyak hal yang membuat saya menyukai Jepang. Daftar yang begitu panjang, membuat saya ingin sekali bertandang ke sana. Saya pernah mencoba mencari beasiswa ke Jepang, tapi gagal karena sudah kadung "salah" ambil jurusan.
Sempat saya belajar bahasa Jepang secara ototidak, sekalipun hasilnya hanya bisa lancar mengucapkan, "
Hajimemashite. Watashi no namae wa Eko Nurhuda desu. Anata no onamae wa nan desu ka?" Sewaktu magang sebagai
guide di Candi Prambanan, satu kalimat sakti yang selalu saya tanyakan kepada turis Jepang ini: "
Sumimasen. Anata wa eigo o hanasemasu ka?"
Pertanyaan lucu. Kalau mau praktik bahasa Inggris kenapa
nyamperin orang Jepang? Hahaha. Dan ternyata itu memang bukan pertanyaan bagus untuk orang Jepang. Jawaban yang saya terima nyaris selalu sama, "
ie" atau "
dekimasen" yang keduanya bermakna sama: tidak bisa.
Nah, dari daftar panjang hal-hal yang membuat saya ingin ke Jepang tersebut, ada lima yang paling memancing rasa penasaran. Apa saja itu?
1. Bunga Sakura (サクラ)Siapa yang terpesona oleh keindahan bunga satu ini.Menyaksikan bunga Sakura mekar adalah hal yang ditunggu-tunggu sepanjang tahun. Tak cuma oleh orang Jepang, tapi juga wisatawan dari berbagai negara.
Turis sangat tertarik dengan
hanami, yakni kegiatan orang Jepang piknik dan bersenang-senang di antara pepohonan Sakura yang bunganya tengah bermekaran. Praktik ini sudah dilakukan orang Jepang sejak Zaman Nara di abad ke-8. Tapi baru pada masa pemerintahan
Kaisar Tokugawa Yoshimune (1684-1751) dibuat semacam taman berisi pepohonan Sakura untuk
hanami.
Di Indonesia sendiri ada banyak sekali
travel agent yang membuat paket tur
hanami. Tur yang hanya bisa dilakukan sekali setahun, sebab bunga Sakura hanya mekar di musim semi.
Lihat tabel berikut. Ini adalah perkiraan waktu mekarnya bunga Sakura di Jepang pada musim semi 2017. Tabel ini dibuat berdasarkan data mekarnya bunga Sakura tahun lalu. Ingat, ini hanya perkiraan ya.
Kota | Pertama Kali Mekar | Mekar Penuh |
Okinawa | Pertengahan Januari | Pekan kedua Februari |
Kagoshima | 31 Maret | 7-16 April |
Nagasaki | 25 Maret | 2-10 April |
Fukouka | 25 Maret | 2-10 April |
Matsuyama | 28 Maret | 5-13 April |
Hiroshima | 29 Maret | 4-12 April |
Kyosampai | 29 Maret | 4-12 April |
Osaka | 29 Maret | 4-12 April |
Shizuoka | 29 Maret | 2-10 April |
Nagoya | 26 Maret | 2-10 April |
Yokohama | 28 Maret | 4-12 April |
Kanazawa | 4 April | 8-16 April |
Kyoto | 26 Maret | 2-11 April |
Nara | 28 Maret | 3-11 April |
Niigata | 7 April | 12-18 April |
Nagano | 8 April | 11-20 April |
Fukushima | 7 April | 10-18 April |
Sendai | 9 April | 14-22 April |
Aomori | 22 April | 26 April-4 Mei |
Matsumae | 26 April | 1-10 Mei |
Hakodate | 29 April | 2-9 Mei |
Sapporo | 2 Mei | 4-11 Mei |
Tanaman yang oleh orang Barat disebut
cherry blossom ini diduga berasal dari kawasan Himalaya. Sebenarnya tak hanya di Jepang, di kota-kota lain di belahan utara dunia pun ada. Di Tiongkok, Korea, Eropa, Siberia, India, Kanada, dan Amerika Serikat juga ada tanaman begini.
Namun Sakura sudah sangat identik dengan Jepang. Bunga ini merupakan simbol nasional. Karenanya tak heran kalau kita bisa menemui nama Sakura di mana-mana. Sakura Bank, Sakura Square, Sakura Lounge di bandara, kapal Sakura, kereta Sakura, sampai
ballpoint Sakura.
Beberapa kota dan distrik di Jepang bernama Sakura atau Sakura-ku. Tahun 2002, stasiun televisi NHK pernah menayangkan serial drama berjudul Sakura. Ada setidaknya 10 lagu berjudul Sakura yang pernah dirilis. Dan gambar bunga Sakura ada di koin pecahan 100 yen yang hingga kini masih dipakai.
Well, Sakura di mana-mana. Berharap sekali suatu saat nanti saya berkesempatan mengikuti
hanami dan berfoto di tengah-tengah bunga Sakura mekar.
2. Gunung Fuji (富士山)Saya pertama kali mendapat gambaran mengenai Gunung Fuji dari serial cerita silat Wiro Sableng. Dalam episode
Pendekar Gunung Fuji, Bastian Tito mendeskripsikan gunung ini dengan sangat baik sekali. Membaca cerita ini saya jadi bisa membayangkan seperti apa rupa Gunung Fuji.
"Gunung berketinggian lebih dari 11.000 kaki yang sebagian besar dikelilingi salju abadi," demikian tulis Bastian Tito di bab satu episode tersebut. Lalu di paragraf berikutnya ia menulis, "Di sekelilingnya pohon-pohon Sakura bertebaran."
Ketika kemudian saya melihat foto-foto Gung Fuji di majalah atau koran, dan kemudian internet, apa yang digambarkan Bastian Tito tepat sekali. Sebuah gunung yang dari kejauhan terlihat membiru dengan puncak keputih-putihan. Tingginya 3.776 mdpl dan dapat terlihat jelas dari Tokyo yang berjarak 100 km di arah timur laut.
Orang-orang Jepang menyebut Gunung Fuji dengan panggilan Fuji-san atau Fujiyama. Gunung ini merupakan salah satu dari trinitas gunung suci (三霊山 Sanreizan) dalam kepercayaan Jepang. Dua lainnya adalah Gunung Tate (立山) di Toyama Prefecture, dan Gunung Haku (白山) yang kakinya mencengkeram tiga
prefecture sekaligus: Gifu, Fukui, dan Ishikawa.
Gunung Fuji begitu diagungkan karena dipercaya sebagai tempat tinggal Amaterasu (天照), Dewa Matahari dalam mitologi Jepang kuno. Sedangkan menurut mitologi Shinto, di gunung ini berdiam Kuninotokotachi (国之常立神) yang dianggap sebagai Tuhan Penguasa Alam (
sumber).
Kalau menurut saya
sih Gunung Fuji paling asyik dijadikan latar belakang foto
selfie. Tak lengkap rasanya ke Jepang kalau tidak mendapatkan foto gunung ini sebagai oleh-oleh. Syukur-syukur bisa menghabiskan beberapa hari di Gotemba, sebuah kota kecil nan asri di kaki Gunung Fuji.
Kalau nanti ada kesempatan ke Gotemba, saya paling ingin merasakan mandi air hangat. Ada banyak sekali pemandian air hangat atau
onsen (温泉) di sini. Namanya juga di kaki gunung berapi. Seumur-umur saya baru pernah merasakan mandi air hangat di Guci, kawasan wisata di bawah kaki Gunung Slamet.
3. J-LeaguePenggemar sepakbola mana yang tidak mengagumi J-League alias Liga Jepang. Mulai bergulir pada 1992, kini J-League menjadi liga sepakbola terbaik di Asia. Liga dengan standar tinggi dan ketat, serta pengelolaan yang sangat profesional. Bagi pesepakbola Asia, bergabung bersama klub Jepang merupakan sebuah kebanggaan.
Liga Jepang punya ikatan emosional dengan Indonesia. Sebelum menggulirkan J-League pada 1992, petinggi Japan Football Association (JFA) berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari Liga Sepakbola Utama (Galatama). Liga sepakbola semi profesional garapan PSSI ini dijadikan salah satu referensi JFA.
Ikatan emosional tersebut kian erat setelah striker timnas
Irfan Bachdim direkrut Ventforet Kofu. Klub asal Yamanashi Prefecture ini mengontrak Irfan sejak 27 Januari 2014, menjadikannya pemain Indonesia pertama di Liga Jepang. Kemudian pada 22 Desember 2014, Irfan pindah ke Consadole Sapporo.
Kehadiran Irfan membuat ketertarikan penggemar sepakbola Indonesia terhadap J-League kian tinggi. Malah, sosok Irfan menjadi magnet yang banyak menarik wisatawan Indonesia ke Kofu.
Kini, sekalipun tidak ada lagi pesepakbola Indonesia bermain di sana saya tetap suka J-League. Sama halnya saya menyukai timnas Jepang. Rasa suka yang timbul sejak perhelatan Piala Dunia 1998. Itulah kali pertama Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia. Dan semenjak itu tak pernah lagi gagal melalui kualifikasi.
Menyaksikan pertandingan Liga Jepang jadi salah satu impian terpendam. Kalau boleh memilih
sih saya ingin menonton duel Urawa Red Diamonds vs Kashima Antlers. Tapi klub apapun asalkan J1 League dan melihatnya di Jepang secara langsung tetap saja bakal saya syukuri. Semoga suatu saat terwujud. Amin.
4. Sumo (相撲)Saya tak bisa mendeskripsikan apakah benar-benar menyukai
sumo atau sekedar penasaran. Apapun itu, yang jelas saya sangat ingin sekali menyaksikan pertandingan
sumo secara langsung.
Berbeda dengan tinju,
sumo merupakan olahraga tradisional yang ada kaitannya dengan kepercayaan Shinto. Banyak tradisi-tradisi relijius kuno yang masih diberlakukan dalam sumo hingga hari ini. Sedangkan kuil-kuil Shinto juga masih sering mempertandingan
sumo sebagai bagian dari ritual pemujaan.
Ambil contoh pakaian ofisial pertandingan
sumo yang sangat mirip dengan pakaian pendeta Shinto. Lalu kanopi di atas
dohyō (土俵, ring tempat pesumo bertanding) mirip atap kuil Shinto. Sebelum bertanding
rikishi (力士, pesumo) menaburkan garam yang dipercaya dapat menyucikan
dohyō. Ini juga diambil dari kepercayaan Shinto.
Jepang jadi satu-satunya negara di dunia di mana
sumo merupakan olahraga profesional. Hal ini disebut-sebut sudah berlangsung sejak era Tokugawa di awal abad ke-17. Di jaman inilah kompetisi
sumo berhadiah besar rutin digelar, dengan aturan-aturan tertentu untuk menarik minat penonton.
Sebelum itu,
sumo biasa digelar di halaman kuil-kuil Shinto. Turnamen
sumo yang hingga saat ini digelar sudah ada ada sejak tahun 1684, pertama kali diadakan di Kuil Tomioka Hachiman. Masa itu, sebelum pertandingan digelar ada upacara pemberkatan ring yang disebut
dohyō-matsuri dipimpin ofisial pertandingan (
gyōji).
Bagi sebagian orang
sumo terlihat lucu karena bentuk badan pesumo yang gendut-gendut. Tapi tak banyak yang tahu kalau menjadi seorang pesumo itu tidak gampang. Butuh komitmen kuat serta disiplin ketat untuk hidup sebagai
rikishi. Seluruh aspek kehidupan sehari-hari mulai dari makanan sampai tata cara berpakaian diatur secara ketat oleh tradisi.
Kalau ingat ini, saya bakal sangat bersyukur sekali andai bisa menyaksikan pertandingan
sumo secara langsung. Tak sekedar berwisata, ini merupakan bagian dari mempelajari sejarah dan kebudayaan Jepang.
5. Ramen (ラーメン)Siapa yang tidak suka makanan satu ini. Tidak afdol rasanya berwisata ke Jepang kalau tidak mencicipi
ramen. Makanan khas ini begitu merakyat, sehingga kita dapat menjumpainya di mana pun berada. Mulai dari penjual kaki lima di pinggir-pinggir jalan, sampai restoran-restoran mewah. Tinggal pilih.
Mau
ramen berkuah atau
ramen goreng, semuanya tersedia. Kalau sedang musim dingin di mana salju bertebaran dan udara menusuk tulang, sup
ramen adalah pilihan tepat untuk menghangatkan tubuh. Saya sendiri lebih prefer
ramen goreng. Apalagi kalau ditambahi sayur-sayuran hijau, udang, dan telur setengah matang. Wah! :)
Meskipun dikenal sebagai makanan khas Jepang,
ramen disebut-sebut aslinya berasal dari Tiongkok. Nama "ramen" sendiri merupakan pengucapan lidah Jepang untuk kata "lamian" dalam Tiongkok yang berarti mi. Hingga tahun 1950-an, ramen masih disebut sebagai
shina soba (支那そば). Kini istilah tersebut berganti menjadi
chūka soba (中華そば), dan kemudian lebih populer dibilang
ramen.
Sumber lain mengatakan
ramen adalah hasil kreasi perantau Tiongkok di Jepang. Hidangan ini sangat populer di masa itu, banyak disediakan di restoran-restoran dan juga penjual keliling. Ahli
ramenHiroshi Osaki menuturkan, restoran yang khusus hanya menjual
ramen pertama kali dibuka pada tahun 1910 di Yokohama.
Karena belum bisa ke Jepang, dan di Pemalang belum ada restoran Jepang, saya baru bisa memuaskan hasrat makan
ramen lewat mi instan. Ada banyak sekali produsen mi instan yang membuat varian
ramen. Kalau sedang ingin makan
ramen, saya pergi ke minimarket untuk membeli beberapa bungkus dan dimasak sendiri di rumah.
Contohnya seperti yang saya bagikan di
Instagram kemarin :)
Menyinggung makanan, salah satu isu penting bagi seorang Muslim seperti saya adalah kehalalan makanan. Kalau
ramen mi instan
sih tidak perlu khawatir karena ada label halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Nah,
ramen di Jepang biasa disajikan dengan irisan daging babi. Jadi, harus hati-hati sekali ketika mencari
ramen.
Isu lain yang tak kalah penting, di Jepang tak semua tempat umum menyediakan masjid atau musala. Jangan harap kita bisa mendengar seruan adzan yang kalau di Indonesia selalu berkumandang lima kali sehari.
Wisata Halal bersama Cheria TravelBerita baiknya, sekarang semua kekhawatiran tersebut sudah boleh lenyap dari benak. Kini ada
Paket Tour Wisata Halal Jepang dari Cheria Travel, yang menjamin kenyamanan traveler beragama Islam kala berwisata ke Jepang.
Kata
halal di sini merujuk pada sifat turnya. Di mana Cheria Travel selaku tour operator selalu menjaga setiap layanan yang diberikan sesuai dengan tuntunan Islam. Misalnya soal makanan yang dipastikan adalah makanan halal. Jika mengandung daging hewan, maka daging tersebut disembelih dan dimasak secara halal.
Saya jadi ingat sewaktu berlibur bersama keluarga ke Bali pada awal Oktober lalu. Sewaktu sarapan di sebuah hotel di kawasan Lovina, anak saya ingin mengambil sosis ayam. Sayangnya, sosis ayam tersebut diletakkan dalam
steamer yang sama dengan sosis babi. Sekalipun wadahnya berbeda dan terpisah, tapi saya putuskan tidak mengambil. Berada dalam satu
steamer membuat uap sosis babi mengenai sosis ayam.
Dalam wisata halal yang diselenggarakan Cheria Travel, hal seperti ini diperhatikan betul-betul. Operator menjamin makanan 100% halal, bahkan terkena uap daging haram pun tidak. Makan enak pun terasa lebih nikmat dibuatnya.
Selain soal kehalalan makanan, operator juga sangat memperhatikan waktu salat dan tempat untuk menunaikan salat. Jadi begitu tiba waktu salat, peserta tur diberi tahu dan diberi waktu untuk beribadah di tempat yang disediakan. Hmm,
nggak kuatir salat bolong-bolong deh kalau begini caranya.
Ada banyak paket tur wisata halal Jepang yang disiapkan Cheria Travel. Mau yang lima hari atau tujuh hari, mau mengeksplorasi Pulau Honsu atau Hokkaido, semuanya disediakan. Kalau tidak cocok dengan
itinerary yang telah disiapkan, kita bisa menentukan sendiri mau ke mana dan mengunjungi apa. Asyik, bukan?
Satu hal lagi, Cheria Wisata tetap akan memberangkatkan tamunya sekalipun satu grup hanya berisi dua orang. Ini pas sekali buat pengantin baru yang ingin berbulan madu. Bisa menjelajahi Jepang berdua saja dengan layanan terbaik. Kalau bulan madu ikut rombongan wisata
kan kurang asyik.
Hehehe...
Travel Halal TerbaikNgomong-ngomong, Cheria Travel ini biro perjalanan
bonafide kan?
Kalau yang dimaksud bonafit di sini adalah resmi atau legal, PT Cheria Tour and Travel mengantongi surat tanda daftar perusahaan bernomor 36/2014 dengan tanggal 7 Januari 2013 dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Untuk penyelenggaraan umrah dan haji, legalitasnya memakai nama Madinah Iman Wisata yang surat ijinnya bernomor 118 Tahun 2015 (haji) dan D/70/2015 (umrah).
Tak cuma bermodal website dalam menggaet konsumen, Cheria Travel punya kantor fisik di Gedung Twink Lt. 3 yang terletak di Jl. Kapten Pierre Tendean No. 82 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Kalau ingin bertanya-tanya, bisa kontak Customer Service melalui WhatsApp di nomor 0878 9964 1375.
Cheria Travel bukan pemain baru di bisnis travel. Diawali dari biro umrah, Cheria Travel yang berada di bawah naungan PT Cheria Tour and Travel merambah paket wisata umum. Dengan konsep wisata halal, Cheria Travel boleh dibilang merupakan pelopor di segmen ini. Komitmen yang dijalani selama bertahun-tahun tersebut membuahkan penghargaan.
Tahun lalu, Cheria Travel masuk tiga besar kategori website dan kategori travel halal terbaik dalam Lomba Pariwisata Halal tingkat nasional yang diadakan Kementerian Pariwisata. Menyusul pengakuan tersebut, mulai tahun ini Cheria Travel mengembangkan destinasinya menjadi lebih banyak lagi.
![]()
Saya sendiri tak terlalu berpatokan pada berkas-berkas untuk mengetahui sebuah perusahaan layak dipercaya atau tidak. Saya lebih suka menelisik siapa orang di balik perusahaan tersebut. Lacak siapa pendiri atau pemiliknya dan apakah mereka orang-orang yang amanah.
Cheria Travel dirintis oleh pasangan suami-istri
Cheriatna dan Farida Ningsih (foto samping). Kalau kamu tidak kenal Cheriatna, beliau adalah
founder Komunitas Bisnis Dari Rumah dan Konsorsium BDR.
Sejumlah media pernah meliput profil Cheriatna, media lainnya mengangkat kegiatannya bersama komunitas BDR. Ada juga yang mengulas kisah berdirinya Cheria Wisata. Berikut beberapa di antaranya:
-
Bisnis dari Rumah dengan Hasil Menggiurkan (Majalah Kontan)
-
Keluarga Cheriatna, Profil Sukses Keluarga Sehat Lewat Bisnis (EraMuslim.com)
-
Bisnis dari Rumah Yang Tetap Menggiurkan (Paris van Java TV)
-
Kiat Memulai Bisnis Biro Perjalanan Ala Cheria Travel (Tempo Bisnis)
-
Menjaga Amanah Konsumen (BeritaSatu.com)
-
Cheriatna, Kisah Sukses Pengusaha Travel Halal (situs Commonwealth Live milik Commonwealth Bank)
Tak mau kalah dengan sang suami, Farida Ningsih punya prestasi mentereng sebagai pemenang Agen 1000 Sunlight. Selain menerima hadiah uang tunai Rp25.000.000, wanita yang biasa dipanggil Ida ini juga membintangi iklan Sunlight bersama pesinetron Krisna Mukti.
So, apakah Cheria Travel biro perjalanan yang dapat dipercaya? Kalau menurut saya
sih tak perlu diragukan lagi. Apalagi beberapa kawan pernah menggunakan jasa Cheria dan menyatakan puas. Tinggal tunggu saatnya saja, kelak saya akan melancong ke Jepang dengan travel satu ini.
Insya Allah.
Semoga bermanfaat!
Kredit Foto:
Foto 1: http://nervewax.com/content/images/2016/06/image4.jpg
Foto 2: http://wallfon.com/download.php?id=22629
Foto 3: https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Fuji#/media/File:Mountfujijapan.jpg
Foto 4: www.jleague.jp
Foto 5: http://japan-magazine.jnto.go.jp/jnto2wm/wp-content/uploads/1312_sumo_main.jpg
Foto 6: https://static01.nyt.com/images/2014/03/05/dining/20140305-RAMEN-slide-29BI/20140305-RAMEN-slide-29BI-master675.jpg
Foto 7:Screenshot akun Instragam @bungeko_
Foto 8: www.cheria-travel.com
Referensi:
- https://en.wikipedia.org/wiki/Sumo
- https://en.wikipedia.org/wiki/Ramen
- https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Fuji
- https://en.wikipedia.org/wiki/Cherry_blossom
- https://en.wikipedia.org/wiki/Gotemba,_Shizuoka
- https://en.wikipedia.org/wiki/Shinto_origins_of_sumo
- http://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/hanami/tokyo/
- http://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/hanami/kyoto/
- https://yokosojepang.com/2016/11/16/perkiraan-kapan-sakura-mekar-di-jepang-2017/